Jejak Alam pada Kain: Workshop Ecoprint dan Menjumput
Edukasi | 2024-09-27 19:03:34Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sumber daya alam. Berbagai jenis tanaman tumbuh subur di negeri ini, bahkan sebagiannya menjadi ciri khas suatu daerah tertentu. Tanaman-tanaman ini tidak hanya bisa dijadikan makanan atau rempah-rempah untuk bumbu masakan, atau untuk obat-obatan saja, tetapi sebagiannya juga bisa digunakan untuk menghasilkan pola pada kain dengan tenik pencetakan (ecoprint). Selain itu, beberapa jenis tanaman juga dapat dijadikan pewarna kain untuk pakaian.
Seperti di daerah Musi Banyuasin, tanaman gambir bisa digunakan sebagai pewarna alami untuk membuat batik gambo yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Batik gambo ini rata-rata dibuat dengan cara menjumput dan membutuhkan banyak orang untuk melakukannya. Hal ini menjadi peluang usaha/ kerja untuk warga lokal jika banyak yang bisa menjumput.
Salah satu UMKM lokal Musi Banyuasin, Kriya Kite Indonesia, berkolabarosi dengan komunitas Selaras Muba Lestari telah mengadakan workshop ecoprint dan ngejumput. Hal ini bertujuan agar pengusaha lokal memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi lokal sehingga tercipta suatu lapangan pekerjaan, dan inovasi usaha secara mandiri untuk meningkatkan perekonomian pelaku usaha, demi mendukung pencapaian visi Musi Banyuasin Hijau, serta mewujudkan pembangunan ekonomi lestari.
Workshop tersebut dilakukan secara gratis di pendopoan bupati Musi Banyuasin pada hari Sabtu dan Minggu, 21-22 September 2024. Kegiatan berjalan dengan lancar yang dihadiri oleh kurang lebih 20 peserta terdaftar dan ada beberapa peserta tambahan. Ibu PJ Triana Minarni beserta sebagian ibu dari PKK juga ikut belajar bersama peserta dan panitia. Ketua komunitas Selaras Muba lestari sekaligus founder Kriya Kite Indonesia, Aziza Nurul Amanah, mengundang Umi Hartati (Instruktur Kepala bidang menjahit dan ecoprint di RCI Palembang) sebagai pemateri untuk workshop ecoprint, dan ibu Karnilawati (salah satu pengusaha lokal kain batik gambo) untuk materi menjumput. Semua bersemangat dan antusias dengan kegiatan workshop ini.
Kesuksesan acara workshop ini tidak lain karena adanya dukungan dari berbagai pihak, terutama dari Rumah Amal Salman, Penggerak Muda Nusantara, serta Rumah Cahaya Indonesia (RCI), serta Ibu PJ Triana yang telah memberikan izin tempat.
1. Ecoprint
Ecoprint adalah teknik pencetakan yang menggunakan bahan-bahan organik seperti daun, bunga, dan batang tanaman untuk menghasilkan pola pada kain. Bahan kain ecoprint yaitu terbuat dari bahan baku serat alami atau semi sintetis yang berdaya serap tinggi (seperti kain katun, sutra, blacu, mori, paris, dan lainnya)
Tidak semua jenis kain bisa digunakan untuk ecoprint, begitu pula dengan tanamannya. Meskipun setiap tumbuhan pasti memiliki pigmen warna, tapi hanya jenis-jenis tertentu yang bisa mengeluarkan warna dan menempel sempurna pada kain (seperti daun jarak, daun jati, bunga kembang sepatu, bunga telang, dan lainnya)
Proses ecoprint yang pertama adalah tahapan scouring (persiapan proses menghilangkan kotoran alam yang menempel pada kain), kemudian tahapan mordant (proses perendaman, bisa menggunakan cuka, soda kue, tunjung) guna menentukan ketahanan warna dan jejak daun pada kain.
Teknik ecoprint terbagi tiga, Pounding (pukul), steaming (kukus), dan fermentasi daun.
Pada workshop ini, tottebag sudah direndam semalaman dengan air bercampur kapur sirih, lalu dianginkan agar kering. Kemudian daun-daun atau bunga yang ada, satu persatu disusun di atas tottebag, lalu di isolasi secara merata agar tidak bergerak. Di dalam tottebag kita beri plastic agar tidak tembus ke bagian sisi tottebag lainnya. Selanjutnya, teknik ecoprint yang digunakan adalah teknik yang paling sederhana, yaitu teknik pounding (pukul). Setelah dipukul dengan rata, isolasi bisa dibuka, dan tottebag dengan ecoprint telah jadi.
2. Menjumput/ Ngejumput
Jumputan atau menjumput merupakan teknik pembuatan motif pada kain dengan cara ikat celup/ diikat dengan tali lalu dicelup pada pewarna. Jenis kain yang digunakan bisa katun, lenin, viscose, dan lainnya.
Pada workshop ini, kain yang digunakan adalah kain viscose. Sebelumnya kain sudah direndam dulu dengan air bercampur kapur sirih, lalu dikeringkan. Kemudian membuat menggambar pola/ motif yang diinginkan. Lalu bagian yang ingin tetap berwarna asli dijumput/ diikat dengan tali. Setelah itu direndam dengan air pewarna yang berasal dari getah gambir. Selanjutnya dibilas dengan air yang dicampur mordant, satu berisi air kapur sirih yang bisa menghasilkan warna kecoklatan, dan satunya lagi berisi air tunjung yang bisa menghasilkan warna gelap kehitaman. Setelah selesai lalu ikatan dilepas dan dijemur. Akhirnya jadilah kain jumputan gambo.
Proses atau cara yang digunakan pada workshop, baik ecoprint maupun jumputan gambo merupakan cara yang paling sederhana. Untuk hasil maksimal tentulah memerlukan waktu yang tidak sebentar.
Dengan diadakannya workshop ecoprint dan menjumput, Kriya Kite Indonesia dan Selaras Muba Lestari beserta pihak-pihak yang mendukung kegiatan ini telah memberikan insight baru untuk anak-anak muda Musi Banyuasin, bahwa dunia kerja itu tidak harus menjadi seorang pegawai atau karyawan. Justru dengan ikut berkreativitas mencari ide dari alam, kita bisa menciptakan lapangan kerja baru yang nantinya akan membantu pemberdayaan ekonomi serta menjaga kelestarian alam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.