Ada Orang di Toilet?
Sastra | 2024-09-26 15:58:19Bau bangkai tercium di setiap sudut dinding. Jika dibuka, pintu di seluruh ruangan akan menimbulkan aroma menyengat yang menusuk hingga ke rongga hidung. Terlihat wisatawan yang akan masuk merasa tidak nyaman dengan bau busuk. Para pengunjung mulai mencari jalan keluar karena tidak betah berlama-lama di dalam. Seorang petugas terlihat mengenakan masker dengan sarung tangan berwarna putih mencari-cari asal bau tersebut.
"Kami melapor pak, jika sampai saat ini belum ditemukan dari mana datangnya bau busuk."
"Usahakan terus, jika dibiarkan nanti semakin mengganggu kenyamanan pengunjung."
"Baik pak kepala."
Pria paruh baya bernama Samudra Hamdan itu, meninggalkan tempat sambil menutup hidungnya dengan kelima jarinya. Meski sudah ditutup, tetap saja bau masih menyengat.
"Pak toilet di mana?"
Samudra yang tidak mengetahui jika seorang perempuan bertanya secara tiba-tiba membuatnya terkejut. Masih dalam posisi menutupi hidung, Samudrapun menjawab pertanyaannya.
"Lurus aja, nanti di sebelah kirim ada lorong masuk, lalu belok kiri lagi. Di sana toilet wanita".
Saat ia menjawab pertanyaan perempuan tersebut sambil menunjukkan jalan, seketika itu juga perempuan itu hilang. Samudra semakin heran, sudah datang tiba-tiba, pergipun mendadak, apa tidak copot jantungnya, ucapnya sambil menggelangkan kepala. Langkah kakinya mulai berjalan, tetapi suara agak mendesis terdengar. Samudra berhenti sejenak, melihat ke belakang, apakah ada sesuatu di sana. Dengan beraninya, ia mengecek. Suara desis wanita, membawanya ingin segera tahu apa yang terjadi. Apakah sedang ada yang berbuat tidak senonoh di museum ini. Pelan-pelan ia memperhatikan. Terlihat perempuan berambut panjang di balik kaca buram. Samudra tidak akan membiarkan orang-orang tidak bertanggungjawab merusak nama baik kantornya. Ia segera menelpon petugas pengamanan untuk segera menangkap pelaku tidak bermoral.
"Cepat datang pak, harus ditangkap."
Pos pengamanan telah kosong, karena menuju lantai tiga, saat tiba di sana, mereka tidak menemukan apapun. Kecuali ada satu benda yang tidak asing di mata Samudra, yaitu tali ikat rambut wanita tergeletak di atas kardus dokumen lama.
"Ada yang tahu ini milik siapa?" Tanyanya pada seluruh staf saat apel pagi. Semua saling memandang, namun salah satu staf mengamati benda tersebut.
"Itu bukannya milik Hana. Gadis kecil yang dinyatakan hilang dua Minggu yang lalu." Ucapnya dengan nada kecil, pemuda tersebut tetap dalam posisi memandang pita rambut itu.
"Baik, jika tidak ada yang tahu, silahkan bubar dan kembali ke tempat "
"Pak.."
"Ada apa Haris?"
"Saya kenal dengan pita itu. Itu milik Hana."
"Siapa Hana?" Tanya Samudra penasaran.
"Mari ikut saya pak."
Samudra dan Haris menuju sebuah rumah di belakang museum. Mereka menemui wanita yang telah ditinggal mati oleh suaminya beberapa bulan lalu. Tiga bulan setelah itu, anaknya Hana menghilang tanpa jejak. Merekapun bercerita bahwa Hana terakhir kali ikut kunjungan ke museum. Hana pergi dengan kedua temannya. Lalu setelah itu mereka tidak kembali. Apa yang terjadi?
Samudra yang berpengalaman sebagai detektif lembaga hukum selama tiga tahun, iya mencari jejak Hana di museum berdasarkan informasi yang diperolehnya dari berbagai tempat. Selama pencarian, ia menemukan fakta bahwa kedua teman Hana tidak mendampingi saat ke museum. Mereka berdua meninggalkan Hana atas permintaan Hana sendiri. Kasus ini benar-benar tidak mudah dituntaskan, Wajah Hana yang dilihat dalam ponselnya mengingatkan ia tentang sesuatu.
"Bukankah dia yang bertanya toilet?" Ungkapnya dalam hati. Samudra ingat, jika yang bertanya pekan lalu adalah hantu Hana.
Samudra segera berlari menuju toilet. Saat itu sudah pukul delapan malam. Hujan tiba-tiba mengguyur dengan sangat deras. Menambah suasana di museum semakin seram. Suara-suara kelelawar yang bersembunyi tiba-tiba buyar terbang dan saling bertabrakan. Sesosok menampakkan diri dengan wajah penuh darah. Wajah itu mendekati Samudra sampai lelaki itu pingsan. Malam tepat waktu 00.00 Samudra sadar. Bau amis sangat menyengat tercium olehnya. Bau itu mengarahkannya menuju toilet. Di wastafel sebelah kiri yang airnya sering tersumbat tiba-tiba mengeluarkan air darah dari bawah. Esoknya Samudra memanggil pemadam kebakaran untuk membongkar wastafel tersebut. Ditemukan sekitar dua puluh sembilan kepala tengkorak dan satunya masih tersisa rambut dengan jepitan rambut wanita berwarna hijau muda.
"Bagaimana bisa pelakunya melakukan ini?" Tanya Samudra bingung
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.