Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HeryWibowo

Hal-hal yang Setiap Orang Tua Wajib Ketahui (Bagian Keempat)

Parenting | 2024-09-22 10:57:54

Perjalanan menjadi orang tua, dimulai dari pernikahan. Nikah adalah fitrah manusia, serta merupakan jalan yang dapat meredam gejolak biologis dan psikologi dalam diri, sebagai perwujudan cita-cita luhur dari kehidupan sepasang suami-istri (Jawas, 2011).

Nikah adalah jalan yang paling bermanfaat dan afdhal dalam upaya merealisasikan dan menjaga kehormatan diri. Melalui nikah inilah seseorang dapat menjadi diri dari apa yang diharamkan Allah Subhanahu wa ta'ala (Jawas, 2011). Maka, ketika pemuda beranjak dewasa, sudah seyogianya mereka memikirkan apa yang perlu dipersiapkan ketika nanti berencana menikah. Bukan hanya persiapan nafkah finansial ekonomi, namun ilmu menjadi suami istri dan ilmu membangun keluarga. Selanjutnya adalah tentu ilmu pengetahuan yang dapat membantunya menjadi orang tua yang shaleh.

Hari ini, dunia disesaki dengan ragam pengetahuan, tata cara, tip & triks parenting yang terkadang membuat orang tua bukan bertambah paham namun bertambah bingung. Niatnya ingin belajar dalam mendalami pola pengasuhan, namun hasilnya justru bertambah bingung. Jadi bukan miskin ilmu, namun keliru ilmu. Nah, bagi kaum muslimin, sudah saatnya menaruh perhatian penuh untuk berkonsentrasi dari memilih dan memilih ilmu yang seharusnya dipelajari untuk dijadikan patokan jalannya dan landasan perilakunya. Bagi kaum muslimin, patokannya tentu adalah ilmu pengetahuan yang berbasis pada pandangan alam Islam (Islamic Worldview). Hal ini menjadi penting untuk membangun basis pemahaman dasar tentang siapakah manusia itu sebenarnya. Kemana seharusnya manusia melangkah? Bagaimana anak seharusnya dididik? Ke tujuan mana seharusnya anak diarahkan? Intinya, setiap orang tua wajib paham kemana seharusnya anak dihantarkan, dan menggunakan kendaraan apa? Ingat, orang tua tidak selamanya mampu mendampingi, membersamai, mementori dan mengevaluasi kesalahan anak. Pada ghalibnya, orang tua akan meninggal lebih dulu, dan kemudian putra-putrinya akan melanjutkan perjalanan mereka di dunia. Sehingga, perlu dipikirkan, sudahkah mereka mengetahui arah kehidupannya? Apa saja kewajibannya sebagai umat beragama? Maka, sekali lagi, diperlukan filter ataupun kacamata yang benar dalam memandang hidup dan kehidupan, dalam memaknai keluarga dan pernikahan, dalam menghayati pengasuhan dan pendidikan anak.

Islamic Worldview

Lalu, apa dan bagaimanakah Islamic Worldview itu? Berikut sedikit paparannya: Pengertian worldview Islam dapat dikerucutkan sebagai berikut (Muslih, 2023): (1) Worldview Islam bermula dari kesaksian (syahadah) akan keesaan Tuhan (Tauhid), (2) Dari tauhid tersebut terbentuklah satu gugusan keyakinan asasi yagn lebih kompleks di dalam mata hati, pikiran dan perasaan seorang muslim, (3) Keyakinan asasi tersebut menjadi operasional karena ditopang oleh akal dan bersifat rasional, serta menjadi gugusan pemikiran yang bersifat arsitektonik, (4) keyakinan asasi yang rasional tersebut menjadi cara pandang (visi) muslim yang bersangkutan mengenai realitas dan kebenaran. Serta menjelaskan mengenai wujud (eksistensi) yang tampak maupun yang tidak tampak, (5) Pada gilirannya keyakinan asasi tersebut berubah menjadi asas perilaku manusia, baik yang bersifat personal dan sosial maupuan ilmiah dan teknologis, (6) Puncaknya, keyakinan tersebut menjelma menjadi sistem tata aturan yang lebih kompleks lagi (nizam), yang diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan

Maka, melalui pemahaman terhadap bahasan dimuka, menjadi penting kiranya membangun kesadaran akan perlunya selektif dalam mengilmui pola asuh dan dalam mendalami filosofi pendidikan anak dan keluarga. Salah konsep dan mengantarkan pada kesalahan cara mendidik, atau arah mendidik.

Semoga, semakin dipahami bahwa ilmu pendidikan atau pengasuhan anak bukanlah hal yang ringan. Karena tidak ringan maka wajib dicicil untuk dipelajari semenjak masa pemuda, karena pada umumnya, masa pernikahan nantinya akan jauh lebih panjang dari masa pemuda (ketika masih sendirian).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image