Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ummu Zidan

Palestina Butuh Satu Komando

Dunia islam | Wednesday, 18 Sep 2024, 07:50 WIB

Gaza masih membara. Bahkan Israel semakin brutal dengan bombardirnya yang tanpa ampun. Setidaknya 40.435 orang tewas dan 93.534 orang luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, seperti dikutip Al Jazeera.

Kondisi kelaparan menambah derita warga Gaza hingga detik ini. Sementara mobil logistik bantuan dihadang tidak boleh masuk pintu Rafah. Jumlah korban semakin bertambah, sementara persediaan obat-obatan juga menipis. Sekitar 60 persen obat-obatan esensial dan 83 persen pasokan medis di Gaza telah habis. Hal ini membuat tenaga medis kesulitan dalam melakukan penanganan. Tak terbayang betapa nestapa dan memilukan kondisi kehidupan warga Gaza.

Kekejaman dan arogansi Israel terhadap muslim Palestina selama 74 tahun ini memang tak selayaknya manusia. Namun dunia hanya bisa mengecam dan mengutuk. Bahkan para pemimpin dunia melakukan standar ganda, dengan melakukan hubungan mesra di balik itu. Mirisnya negeri-negeri muslim malah berkhianat melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

Akibat Nasionalisme

Sebab banyaknya pemimpin serta terpecah-belahnya negeri-negeri muslim menjadi negara bangsa, menjadikan umat Islam tak lagi peduli dengan Palestina. Mereka lemah tak berdaya untuk membantu saudaranya, karena merasa bukan bagian dari wilayahnya.

Sekat-sekat semu nasionalisme telah memisahkan kaum muslimin yang seharusnya merupakan saudara. Maka dengan tidak ada perasaan bersalah, normalisasi hubungan pun dilakukan oleh Mesir, Arab Saudi, Bahrain, Yordania, UEA, dan Turki.

Melakukan normalisasi hubungan Israel artinya mengakui entitas Yahudi sebagai sebuah negara. Dengan demikian Israel memiliki legalitas untuk melancarkan perlawanan terhadap rakyat Palestina dengan alasan menjaga keamanan Israel.

Umat Islam Butuh Satu Komando

Sungguh negeri-negeri muslim memiliki potensi besar andai mau bersama-sama di bawah satu komando. Israel yang merupakan negeri kecil akan ciut nyali di depan kepemimpinan negara Islam yang bersatu. Siapa yang mampu dan mau menyelamatkan Palestina dan umat Islam lainnya yang teraniaya jika bukan negara Islam yang menjadi negara adidaya?

Nyatanya berbagai bentuk bantuan sosial kemanusiaan tidak mampu menghentikan aksi brutal Israel terhadap Palestina. Bantuan dari berbagai negeri muslim memang sangat bermanfaat untuk meringankan penderitaan mereka. Namun penjajahan tetap berlangsung selama tak ada kekuatan negara adidaya yang menghancurkan Israel.

Maka dibutuhkan satu komando dari seorang pemimpin agung untuk menghentikan kekejaman Israel. Sebab tak ada cara lain selain menyatukan umat Islam dalam kekuatan global. Potensi militer umat Islam yang tercecer di berbagai negeri akan menjadi kekuatan terbesar jika disatukan. Siapa yang tidak takut dengan agresi militer umat Islam sedunia?

Namun sayang, saat ini persatuan dan kesatuan umat tinggal harapan semu. Nyatanya mereka lemah tak berdaya sebab ketiadaan kepemimpinan sedunia. Maka tak ada solusi lain kecuali tegaknya Khilafah Islam agar ada satu komando untuk memerdekakan Palestina dan negeri lain. Dakwah dalam rangka menyuarakan pentingnya persatuan kaum muslimin merupakan hal yang wajib dan mendesak dilakukan agar umat Islam terbangun dari tidur panjangnya.

Allah Swt berfirman,

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan kedamaian akan nikmat Allah kamu ketika terlebih dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang saudara laki-laki.” (QS Ali Imran 103). Wallahu a'lam bish-shawwab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image