Jadikan Sifat-sifat Nabi Sebagai Parameter Memilih Pemimpin
Agama | 2024-09-17 10:57:12Gegap gempita alunan selawat menyambut hari kelahiran Rasulullah Saw oleh umat Islam menggema di seluruh di dunia. Pada Senin 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (570 M) merupakan hari dimana beliau dilahirkan oleh ibunya Siti Aminah.
Dalam pandangan ahlussunah wal jamaah kelahiran Rasulullah Saw terjadi dengan proses yang luar biasa, tidak seperti yang dibayangkan oleh kebanyakan manusia. Rasulullah Saw lahir dengan keistimewaan dan keagungan nya.
Dari catatan sejarah, Rasulullah Saw lahir tatkala keadaan Mekkah dan masyarakatnya saat itu sedang dalam kehancuran moral dan kesyirikan besar. Orang-orang Arab Mekkah jahiliah identik dengan penyembah berhala, padahal Ka'bah berada disekitar mereka.
Bahkan sekelompok tentara Raja Abrahah yang menunggangi gajah ingin menghancurkan Ka'bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan anak nya Ismail bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT.
Namun niat jahat atau tipu daya Abrahah bersama bala tentaranya itu dihancurkan oleh Allah SWT dengan mendatangkan rombongan burung ababil dan melemparkan kerikil panas ke atas pasukannya hingga semua terbunuh. Begitulah kekuasaan Allah SWT melindungi Ka'bah.
Momentum kelahiran Rasulullah atau biasa dikenal dengan sebutan maulid, harus kita jadikan sebagai saat-saat terpenting bagi untuk melihat kembali perjalanan kehidupan beliau dalam upaya mengubah tatanan masyarakat Arab jahiliah menuju tatanan baru menjadi masyarakat yang beriman kepada Allah SWT dan berakhlak mulia.
Dengan begitu dapat menjadi rule model bagi pemimpin kita dalam menciptakan perubahan besar di tengah-tengah masyarakat yang saat ini sedang mengalami kemunduran dan kehancuran moral.
Inilah inti dari napak tilas atau hikmah Memperingati Maulid nabi kita di tahun ini, yang jika dikaitkan dengan momentum Pilkada 2024 adalah bagaimana masyarakat Kabupaten Aceh Besar mampu melahirkan sosok pemimpin yang memiliki karakter Nabawiyah yang penuh dengan sifat-sifat terpuji.
Diantara sifat terpuji yang ada pada diri Nabi yaitu: siddiq, amanah, fathanah, dan tablig. Secara sederhana Siddiq artinya orang yang jujur, amanah adalah dapat dipercaya, fathanah berarti orang yang pandai atau cerdas, dan tablig artinya orang yang menyampaikan. Keempat sifat ini harus ada pada sosok pemimpin Aceh Besar kedepan.
Sebagaimana dijelaskan sebuah hadist yang berbunyi: ‘Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah Saw. itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah Swt. dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah’.”
Seorang pemimpin umat baik di pemerintahan maupun masyarakat harus jujur dalam menjalankan kewenangan ataupun kekuasaan yang diberikan padanya. Tidak boleh sekali-kali pemimpin itu berdusta. Misalnya membohongi rakyatnya demi meraih keuntungan diri sendiri.
Dewasa ini tidak sedikit pemimpin yang terjerat dengan kasus-kasus korupsi. Ini menandakan mereka tidak jujur dalam menjalankan amanat rakyat. Termasuk menutup-nutupi kebenaran adalah bagian dari tidak jujur.
Begitu pun sifat-sifat lainnya yang telah disebutkan di atas. Seorang pemimpin di tingkat Kabupaten Aceh Besar nanti adalah mereka yang dipilih oleh rakyat dengan mempertimbangkan atau menjadikan sifat-sifat yang ada pada diri Rasulullah Saw sebagai parameter.
Terakhir marilah kita mengingat sebuah pesan Allah Subhanahu Wa Ta'ala: "Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami." (QS. As-Sajdah 32: Ayat 24)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini yaitu setelah mereka bersabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah, meninggalkan larangan-larangan-Nya, membenarkan rasul-rasul-Nya, dan mengikuti petunjuk yang dibawakan oleh para rasul kepada mereka, maka jadilah di antara mereka pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk kepada kebenaran dengan perintah Allah, menyeru kepada kebaikan, memerintahkan kepada kebajikan, serta mencegah kemungkaran.
Sekian***
Aceh Besar, 16 September 2024
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.