Gerbang Tua
Sastra | Sunday, 23 Jan 2022, 12:25 WIB

Gerbang Tua
***
Oh, dia tersipu, atau malah tertipu?
Duhai musafir, waktumu telah menjadi kumpulan interval panjang yang menjadi gerbang.
Engkau berada di penghujungnya, melewati gerbang gerbang kecil, gapura gapura dan tiang tiang kenangan yang berjejer di pinggir perjalanan.
Oh, gerbang ini telah tua, di sebelahnya pohon pohon hutan dengan kulit kulit yang mengeras, serat seratnya menjadi jejak di tubuh.
Gurindam di pikiran tak dapat menghapusnya.
Duh, angin barat dan timur telah menghempas kulit kulit pohon itu, gigil hujan telah menerkamnya, beberapa peristiwa ia lewatkan, dan akarnya menyembunyikan banyak hal.
Dan sampai di gerbang ini, waktu telah menguning, melewati ashar yang tiba tiba:
Mungkinkah, setitik cahaya cukup meredam derita, sedang setetas air mata dapat memadamkan AmarahNya?