
MaKAn KeBaB
Sastra | 2025-01-30 01:34:08Di sore itu,
kami berempat berjalan menuju sebuah kedai
kebab.
Tujuan kami sama, yakni
memakan kebab terenak di kedai itu.

Seorang di antara kami memesan kebab.
Dia hafal pesanan kebab yang kami inginkan masing-masing.
Lalu, seorang lagi mencari tempat duduk.
Seperti biasa, dialah yang paling tahu posisi tempat duduk yang nyaman bagi kami 'tuk mengobrol.
Selanjutnya, seorang yang lain menuju ke toilet untuk beberapa menit.
Aku?
Aargh... Tak perlu kalian tahu apa yang kulakukan setiap ke kedai itu.
Tak lama kemudian, pesanan kebab kami siap 'tuk dimakan.
Kami duduk di tempat ternyaman pilihan seorang di antara kami.
Kami duduk secara melingkar.
Seorang yang lain sudah keluar dari toilet,
segera duduk dan mengambil tisu di meja.
Matanya bengkak, seperti habis menangis.
Aku?
Ya, aku hanya menatapnya.
Ingin bertanya, tetapi ragu.
Semenit-dua menit di antara kami bertanya,
topik apa yang menjadi fokus utama pembicaraan kami di kedai ini.
Seorang di antaranya berantusias hanya ingin mendengarkan.
Seorang lagi tampak yakin segera bercerita.
Aku?
Aah, seperti biasa hanya sebagai pendengar,
lebih tepatnya lagi "tong sampah" di antara kami.
Seorang di antara kami bercerita seraya menangis tersedu-sedu.
Seorang lagi mendengarkan dengan saksama.
Seorang lainnya menikmati kebab sambil sesekali menggerutu.
Aku? Ya, bersikap biasa saja.
Namun, bagi mereka aku berbeda dan luar biasa.
Hahahahah... Lucu sekali anggapan itu.
Selain mendengar cerita, kami pun makan kebab bersama,
pun sekalian mengimplementasikan jargon kami
"MaKAn KeBaB".
Ya, bercerita dengan makan kebab bersamaan bagi kami menyenangkan.
Kami menikmatinya.
Dengan begitu, beban yang selama ini menumpuk di pundak,
pikiran, dan perasaan dengan mudah
berkurang sebab terbagi-bagi di antara kami sehingga terasa cukup ringan.
Oya, MaKAn KeBaB bagi kami adalah sebuah persuasi untuk berbagi beban diri, beban hidup.
Apa maksudnya?
Kalian ingin tahu?
MaKAn KeBaB : mari kita lakukan kegiatan berbagi beban
Menarik bukan?
Ingin bergabung dengan kami?
Mmh, boleh saja asalkan kalian siap mendapatkan peran sepertiku, yakni
hanya sebagai "tong sampah" ketika mereka menceritakan bebannya,
tetapi menjadi "raja" ketika memesan dan memakan kebab,
dan di situlah mereka tunduk kepadaku.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook