Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Menebar Kebaikan Melalui Buku Cerita

Sastra | 2024-09-13 09:00:44

SB. Iswati Suwandy, seorang penulis muda berbakat, telah menyelesaikan buku Berbagi Cerita Berbagi Bahagia. Buku ini berisi cerita-cerita penuh warna dan pesan moral yang mendalam. Lewat tumpukan buku yang telah ia tulis, tidak hanya menghibur anak-anak, tetapi juga menginspirasi mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Dari Hobi Menjadi Profesi

Penulis adalah seorang guru RA yang mempunyai hobi menulis dan berpuisi. Tulisan pertamanya berjudul Keli Si Keledai Yang Kehausan Di Gurun Pasir, yang diterbitkan oleh Leguty Media. Dunia menulis sudah digeluti sejak usia remaja. Beberapa puisinya juga pernah terbit di media cetak. Perempuan kelahiran Jakarta 10 Desember ini pernah mengenyam Pendidikan di PGTK & mengajar disalah satu RA di Jakarta.

Penulis juga pernah berlatih dunia Publik Speaking masih ia geluti. Di sela-sela kesibukannya sebagai pengajar ia masih menyempatkan diri untuk menulis dan mengurus putra semata wayangnya yang kini sudah beranjak dewasa.

Selain itu, Penulis juga pernah menjadi Duta Senyum Versi Unilever, gambar dirinya terpampang di ibu kota. Sampai saat ini, Penulis masih tercatat sebagai guru pengajar di salah satu RA, dan masih terus menulis. Menorehkan karya-karyanya untuk dibaca oleh anak-anak bangsa.

Cerita yang Menginspirasi

Salah satu ciri khas cerita-cerita Kak Iswati adalah penggunaan bahasa yang sederhana namun kaya akan makna. Ia juga pandai merangkai kata-kata sehingga cerita yang ia tulis mudah dipahami oleh anak-anak. Selain itu, setiap cerita yang ia tulis selalu mengandung pesan moral yang dapat diambil sebagai pelajaran hidup.

Contoh cerita berjudul Siamang Putih.

Dikisahkan sebuah kerajaan yang memiliki putri cantik, Julian. Sayangnya, Putri Julian belum mempunyai jodoh. Raja sedih melihat ini. Sang Raja mengadakan jamuan makan, diundanglah orang dari berbagai tempat, berharap ada pria yang melamar Sang Putri. Namun sia-sia.

Saat tidur, Julian bermimpi dilamar Pria bernama Sutan Rumandung. Putri bercerita kepada Raja. Dicarilah pria yang bernama Sutan Rumandung, namun tak dijumpai. Tidak jauh dari Istana, berlabuh sebuah kapal. Di kapal tampak seorang pria tampan bernama Sutan Rumandung. Raja menjodohkan pria itu dengan putrinya.

Sutan mau, namun ia berniat mengumpulkan harta dahulu, agar ia pantas menikahi Putri Julian. Mereka berjanji untuk saling menunggu. Putri Julian bersumpah, bila ia melanggar sumpahnya maka ia akan berubah menjadi siamang, dan bila Sutan melanggar ia akan tenggelam di laut. Lama mereka berpisah. Putri Julian menerima pinangan pria lain yang tak kalah tampannya dengan Sutan.

Saat penghulu melakukan ijab qobul, tubuh putri Julian mengecil dan suaranya berubah. Tumbuh bulu berwarna putih di tubuhnya dan berubah menjadi Siamang Putih. Berlarilah Siamang Putih ke atap Kerajaan sambil meraung menatap ke Laut. Akhirnya meninggallah ia. Terdengar kabar pula, Sutan Rumandung tenggelam di tengah Laut, karena ia melanggar sumpahnya, ia hendak menikahi perempuan lain. ***

Pesan moral dari cerita di atas adalah tentang seseorang yang harus menepati janji yang telah ia ucapkan.

Kak Iswaati berharap karya-karyanya dapat menginspirasi lebih banyak lagi anak-anak Indonesia untuk gemar membaca dan mencintai buku. Ia juga bercita-cita untuk dapat menerbitkan lebih banyak lagi buku cerita anak dengan tema-tema yang beragam dan menarik. ***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image