Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zainab Al-Muhdar

Hakikat Kehidupan Dunia : Indah dan Semu

Agama | Sunday, 23 Jan 2022, 04:44 WIB

Dunia memiliki arti dalam beragam bahasa. "World" merupakan bahasa Inggris dari dunia, sedangkan dalam bahasa Persia جهان ((Jahân) , dan dalam bahasa Arab دنيا (dunyaa) atau عالَم ('aalam) dan lain sebagainya. Definisi tersebut memiliki makna yang unik sebagaimana dunia ini diciptakan dengan beragam bahasa, suku, agama dan budaya hingga perbedaan-perbedaan lainnya yang menunjukkan bahwa sejatinya dunia adalah tempat berlangsungnya kehidupan bagi seluruh mahluk hidup (hewan, tumbuhan dan manusia). Selanjutnya, jika dunia ini adalah sumber kehidupan seluruh mahluk hidup, apakah dunia ini memang benar-benar nyata atau hanyalah panggung sandiwara?.

Pertanyaan diatas merupakan pertanyaan yang menimbulkan kebimbangan namun dapat dikatakan pula bahwasannya dunia itu disamping memiliki keindahan juga terdapat kesemuan didalamnya yang merujuk pada kata sandiwara namun memang benar-benar kenyataan yang ada dan tentunya memiliki keindahan yang patut menjadi bahan renungan bagi kita semua. Allah SWT menciptakan dunia ini sebagai sarana kehidupan seluruh mahluk hidup dengan rantai ekosistem yang beragam bahkan penciptaan dunia ini adalah bukti kebesaran Allah SWT agar dengan adanya kehidupan ini setiap mahluk saling melengkapi satu sama lain. Tumbuhan dan Binatang merupakan hal yang menjadi kebutuhan manusia karena sejatinya sumber makanan dan kebutuhan pokok manusia berasal dari kedua sumber tersebut seperti daging Sapi yang kita konsumsi sehari-hari, sayuran yang kita konsumsi sehari-hari dan lain sebagainya.Ekosistem alam yaitu rantai makanan dengan contoh dan penjelasan sebagai berikut :

Gambar Rantai Makanan katadata.co.id/ yang dikutip dari http://pintar.jatengprov.go.id/
Gambar Rantai Makanan katadata.co.id/ yang dikutip dari http://pintar.jatengprov.go.id/

Gambar diatas menjelaskan ekosistem rantai makanan di dunia ini yang terjadi antara hewan dan tumbuhan. Pertama, belalang (konsumen I) memakan rumput (produsen) kemudian yang kedua katak (konsumen II) memakan belalang dan selanjutnya Ular (konsumen III) memakan katak hingga yang terakhir jika ular mati akan diuraikan oleh jamur sebagai dekomposer menjadi zat hara yang kemudian akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang sebagai produsen kembali. Siklus ini umumnya terjadi secara berulang. Jika gambar tersebut menjelaskan siklus rantai makanan yang terjadi pada hewan dan tumbuhan, tumbuhan yang berfungsi sebagai produsen tidak terbatas pada rumput saja akan tetapi di dunia ini Allah ciptakan tumbuhan dengan beragam jenisnya yang berfungsi sebagai obat dan juga sumber makanan bagi semua makhluk hidup lainnya. Hewan dan manusia juga memiliki relasi yang erat karena manusia sebagai makhluk hidup juga membutuhkan protein hewani sebagai sumber protein kita untuk meningkatkan kesehatan kita karena sejatinya protein nabati saja tidak cukup.

Maha Suci Allah SWT dengan segala ciptaan-Nya dimuka bumi ini yang sungguh indah. Ketika tumbuhan dan hewan diciptakan bahkan manusia sebagai makhluk yang paling berakal diciptakan dengan bentuk fisik yang rupawan baik bentuk fisik maupun organ tubuh yang menunjang kehidupan manusia hingga akhir hayatnya. Jika kita memahami dan mempelajari bagaimana sejarah penciptaan bumi, mahluk hidup dan sebagainya luar biasa dan memiliki keindahan yang tak tertandingi oleh manapun. Manusia diciptakan sebagai mahluk sosial yang bertujuan untuk saling membantu antarsesama karena pada dasarnya manusia saling membutuhkan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia sebagai mahluk yang berakal diantara mahluk lainnya dianugrahi akal untuk berpikir dan menjalankan roda kehidupan di muka bumi ini dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam. Selanjutnya, yang paling utama manusia diciptakan ke dunia ini bertujuan agar manusia mengabdi kepada sang pencipta-Nya Allah SWT sebagaimana surga dan neraka diciptakan sebagai kehidupan yang lebih abadi dan amalan manusia-lah yang akan mengantarkan kepada kehidupan abadi manakah mereka akan berlabuh. Ini juga menunjukkan bahwa manusia diciptakan sebagai khilafah (pemimpin) di muka bumi ini yang tidak hanya memiliki aspek sosial saja namun juga merupakan bagian dari aspek ilahiah manusia untuk beribadah kepada Allah SWT. Ibadah sendiri tidak terbatas pada hubungan kita dengan Allah SWT namun juga hubungan kita kepada sesama manusia bahkan mahluk hidup lainnya dan bagaimana kita berperilaku kepada mahluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.

Aspek ibadah tersebut pada akhirnya akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT karena sejatinya dunia ini penuh dengan kesemuan yang bersifat sementara. Peristiwa yang ada di dunia ini akan menjadi sejarah bagi kita di kehidupan yang jauh lebih abadi atau di masa yang akan datang karena sejatinya dunia ini hanyalah jembatan untuk menuju kehidupan berikutnya. Pada perjalanan kita selama di dunia ini tidak mudah karena setan dan jin kafir akan terus menggoda anak adam untuk terjun kepada jurang kemaksiatan yang dapat membawa manusia pada malapetaka yaitu neraka jahannam pelabuhan terburuk yang seharusnya kita hindari dan semoga kita semua masuk ke surganya Allah SWT sebagaimana surga seindah-indahnya tempat yang mengalahkan segala keindahan di seluruh alam jagat raya ini. Di dunia ini kita membutuhkan banyak ilmu yang berfungsi menunjang kehidupan kita dan pedoman yang telah diatur dalam syariat Islam bagaimana seharusnya kita berperilaku sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, para rasul, para nabi, keluarga-keluarga nabi dan sahabat Nabi SAW serta para wali Allah agar kita tidak saah jalan dan mendapatkan ketenangan dalam hidup dan memudahkan kita untuk menempuh jalur kehidupan berikutnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image