Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image althaf muhammad

Tumpukan Sampah Membuat Resah

Gaya Hidup | 2024-09-04 19:32:25

Penumpukan sampah di Indonesia sudah berada di angka yang mengkhawatirkan bagaimana tidak, dilansir dari laman databoks.katadata.co.id Indonesia menghasilkan timbulan sampah sebanyak 35,83 Juta ton sampah pada tahun 2022. Angka tersebut menunjukkan kenaikan dari tahun 2021 sebanyak 21,7%, sekaligus menjadi yang tertinggi dalam jangka waktu 4 tahun terakhir.

Jika dilihat berdasarkan jenis sampahnya, sampah hasil rumah tangga lah yang menjadi penyumbang sampah terbesar yaitu 40,7%; disusul sampah plastik sebesar 18%; kayu/ranting sebesar 13%; kertas/kardus sebesar 11,3%; logam sebesar 3%; dan material 0,6%; Kaca 2,2%; Karet/Kulit 2,1%; Limbah Lainnya 7,1%.

Hal ini menujukkan bahwa permasalahan sampah di Indonesia sudah sangat serius. Setiap tahunnya, jumlah sampah terus meningkat, dan ini menunjukkan bahwa kita masih belum sadar betul tentang pentingnya mengelola sampah dengan baik. Salah satu masalah utama adalah kebiasaan kita yang gemar menggunakan produk sekali pakai, seperti plastik misalnya. Setelah dipakai, barang-barang sekali pakai ini langsung dibuang, dan karena jumlah pemakainya sangat banyak, maka sampah “Plastik” menumpuk di mana-mana.

Sebagian besar sampah ini berasal dari rumah tangga, bukan dari pabrik atau tempat besar lainnya. Artinya, setiap warga berkontribusi terhadap masalah ini, meskipun mungkin kita tidak selalu menyadarinya. Misalnya, plastik adalah salah satu jenis sampah yang paling sulit diatasi. Plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai, dan banyak sekali orang orang yang membuang sampah plastik mereka ke sungai sehingga kemudian bermmuara yang akhirnya terbawa ke laut.

Hal ini sangat berbahaya karena bisa merusak lingkungan laut dan membahayakan kehidupan hewan-hewan yang di sana. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa banyak sampah yang kita buang tidak dikelola dengan baik. Sampah ini akhirnya menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Di TPA, sampah tidak hanya menimbulkan bau yang tidak sedap tetapi juga bisa mencemari tanah dan air di sekitarnya. Jika tanah dan air sudah tercemar, dampaknya bisa sangat berbahaya bagi kesehatan kita semua. Air yang tercemar bisa mengalir ke sungai atau sumur yang kita gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun, masalah ini bukan hanya tentang lingkungan saja, tetapi juga tentang bagaimana kita memandang dan mengelola sampah. Misalnya, di banyak tempat, masih belum ada tempat pengolahan sampah yang memadai. Bahkan, masih banyak daerah yang tidak memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik. Akibatnya, sampah yang seharusnya bisa didaur ulang atau dimanfaatkan kembali malah berakhir di TPA begitu saja.

Maka dari itu, diperlukan adanya perubahan besar dalam cara kita mengelola sampah. Pemerintah harus memperkuat kebijakan dan menyediakan infrastruktur yang memadai untuk pengelolaan sampah. Selain itu, kita semua juga perlu memiliki kesadaran dan mulai melakukan hal-hal kecil yang bisa membantu, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memisahkan sampah organik dan anorganik, dan mendaur ulang sebanyak mungkin.

Kita bisa mencoba berbagai pendekatan dalam mengelola limbah plastik, kita bisa mencoba hal yang telah dilakukan di jerman, yakni mengubah limbah plastik menjadi kapasitor listrik. Berbagai pendekatan atau inovasi bisa kita lakukan agar sampah sampah plastik tidak menumpuk begitu saja dan menjadi lebih bermanfaat bagi kita.

Masalah sampah di Indonesia sudah menjadi rumit dan serius. Ini bukan hanya tentang banyaknya sampah yang menumpuk, tetapi juga tentang bagaimana kita mengelolanya dengan benar. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang baik dan menyediakan fasilitas yang cukup. Masyarakat harus lebih sadar dan mengubah kebiasaan sehari-hari, seperti mengurangi penggunaan plastik dan mendukung daur ulang. Sektor swasta juga bisa membantu dengan menciptakan solusi inovatif untuk pengelolaan sampah.

Dengan bekerja bersama, masalah sampah yang besar ini sebenarnya bisa diselesaikan. Perubahan kecil dalam kebiasaan kita sehari-hari, seperti menggunakan lebih sedikit produk sekali pakai dan lebih bijak dalam mengelola sampah, bisa memberi dampak besar jika dilakukan oleh banyak orang. Jika kita semua bersatu, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk masa depan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image