Smart City, Siapa yang Menikmati?
Agama | 2024-08-26 07:30:37Di era digital ini, setiap daerah berlomba-lomba untuk menggalakkan konsep Smart City (kota pintar). Smart city merupakan wilayah kota yang telah mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola sehari-hari, dengan tujuan untuk mempertinggi efisiensi, memperbaiki pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Di Indonesia, beberapa kota besar sudah mulai mengadopsi konsep smart city. Sebut saja Jakarta yang memiliki program Jakarta Smart City sejak 2014 lalu. Surabaya juga terus menerapkan inovasi guna menjadi smart city, misalnya dengan menerapkan sistem tilang online bagi pengemudi kendaraan bermotor yang melakukan pelanggaran.
Gerakan menuju 100 Smart City merupakan program bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan. Gerakan tersebut bertujuan membimbing kabupaten/kota dalam menyusun Masterplan Smart City agar bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing daerah.
Sebuah kota dapat dikatakan Smart City jika di dalamnya lengkap dengan infrastruktur dasar, juga memiliki sistem transportasi yang lebih efisien dan terintegrasi sehingga meningkatkan mobilitas masyarakat. Konsep itu juga menciptakan kualitas hidup masyarakat yang terus meningkat, rumah dan bangunan yang hemat energi, bangunan ramah lingkungan dan memakai sumber energi terbarukan.
Menurut pakar Smart City Winarno, konsep smart city juga menerapkan lingkungan yang lebih lestari karena konsep pengaturan limbah dan pengelolaan air yang lebih maju. Tujuan kota pintar juga bagaimana dapat mendatangkan wisatawan sebayak mungkin, menarik investor agar berinvestasi di kota ini, kemudian menarik penghuni baru baik dari kalangan profesional, akademisi, dan usahawan untuk bertempat tinggal di kota cerdas ini. Kesemuanya itu tolak ukurnya adalah kota tersebut memiliki daya tarik yang kuat.
Bengkulu termasuk salah satu kota yang direncanakan menjadi smart city. Konsep Bengkulu Smart City mencakup enam dimensi utama yaitu smart government, smart branding, smart economy, smart living, smart society, dan smart environment. Dengan melibatkan berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun sektor swasta, Kota Bengkulu berharap memanfaatkan teknologi untuk mengatasi berbagai tantangan perkotaan dan meningkatkan kualitas hidup warganya.
Siapa pun pasti menginginkan untuk tinggal di smart city sebab kota ini memiliki konsep yang menyajikan tatanan kota cerdas terfokus pada kesejahteraan masyarakat, peningkatan kenyamanan, perbaikan pelayanan publik, serta perbaikan lingkungan sosial baik keamanan, kebersihan maupun lainnya. Konsep pengelolaan smart city juga akan memunculkan tuntutan terciptanya safe city. Suatu kondisi perkotaan yang begitu tertata, aman dan mampu menjawab berbagai tantangan atas pertambahan jumlah penduduk di perkotaan. Apalagi Bengkulu adalah kota yang memiliki problem kemiskinan. Tentu saja smart city menjadi harapan bagi rakyat Bengkulu untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran. Namun apakah kenyamanan smart city benar-benar dinikmati seluruh warga kota?
Tidak bisa dipungkiri bahwa konsep smart city ini merupakan konsep kota berbiaya tinggi. Kerangka pembiayaan smart city oleh pemerintah, melibatkan swasta, baik investor asing maupun dalam negeri, tidak hanya dalam wujud menyediakan bagian terbesar dana yang dibutuhkan, namun juga berkaitan dengan teknologi, desain, rancang bangun dan pola penghasilan atau business case. Dalam sistem kapitalisme, hal tersebut lumrah terjadi. Sebab pemerintah bertindak hanya sebagai regulator bukan sebagai operator. Oleh karena itu, konsep smart city berbasis investasi hanya akan menjadikan pembangunan kota dan layanan publik akan berpihak kepada para pemilik modal dengan pertimbangan untung dan rugi. Sementara rakyat hanya akan mendapatkan trickling down effect, sekedar recehan kesejahteraan. Inilah ciri khas sistem kapitalisme, di mana semua dinilai secara kapital dan kemanfaatan bagi segelintir orang (kapitalis).
Kenyataannya, rencana smart city berbasis investasi tidak akan meningkatkan kualitas SDM dan SDA. Dari sisi SDM, investasi tidak dapat sepenuhnya menyelesaikan problem kemiskinan penduduk. Buktinya Bengkulu masih termasuk dalam jajaran 10 provinsi termiskin di Indonesia.
Selain itu dari sisi SDA, masuknya investasi berupa perusahaan dan korporasi akan menyebabkan kerusakan lingkungan dan biodiversitas. Terbukti investor China yang menguasai pertambangan dan kelistrikan menjadi penyebab kerusakan lingkungan di Pantai Teluk Sepang dan banjir besar di Bengkulu beberapa waktu yang lalu.
Berbeda dengan sistem sistem Islam dalam mengatur smart city. Islam akan menjadikan penduduknya pandai sekaligus peradabannya maju sebagai bentuk nyata smart city. Smart city yang sebenarnya akan terwujud dengan basis syariah. Syariah Islam akan menjamin bahwa pengaturan kota dan semua urusan yang ada di dalamnya adalah tanggung jawab sepenuhnya penguasa yaitu imam/kholifah. Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya seorang imam adalah perisai, orang-orang berperang dari belakangnya dan menjadikannya pelindung, maka jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘azza wa jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggungjawab atasnya (HR. al-Bukhari, Muslim, an-Nasai dan Ahmad)
Dalam pengaturan kota dan semua fasilitas pelayanan serta urusan rakyat yang ada di dalamnya, Kholifah tidak akan melibatkan pihak swasta karena semuanya itu adalah milik umum. Kholifah akan bertanggung jawab atas semua ketersediaan layanan publik termasuk dalam hal pendanaan. Semua pendanaan akan diambil dari kas baitul maal yang bebas hutang ribawi.
Dengan perencanaan kota yang mandiri bebas dari intervensi kapitalis, Kholifah akan mewujudkan smart city yang mengagumkan dan dinikmati oleh seluruh rakyat. Pada masa kekhilafahan Bani Umayyah, Cordoba menjadi ibukota Andalusia yang dikelilingi dengan taman-taman hijau. Pada malam harinya diterangi dengan lampu-lampu sehingga pejalan kaki memperoleh cahaya sepanjang sepuluh mil tanpa terputus.
Lorong-lorongnya dialasi dengan batu ubin, dan sampah-sampah disingkirkan dari jalan-jalan. Kamar mandi berjumlah 900 buah dan rumah-rumah penduduknya berjumlah 283.00 buah. Gedung-gedung sebanyak 80.000 buah dan masjid ada 600 buah dengan tinggi menaranya 40 hasta dengan kubah menjulang berdiri di atas batang-batang kayu terukir yang ditopang oleh 1093 tiang yang terbuat dari berbagai marmer.
Di Granada terdapat bangunan di dalam Istana Al-Hambra yang merupakan lambang keajaiban dari masa ke masa. Istana ini didirikan di atas bukit yang menghadap ke kota Granada dan hamparan ladang yang luas dan subur mengelilingi kota itu sehingga tampak sebagai tempat terindah di dunia. Jika beralih ke Baghdad akan dijumpai bahwa biaya yang dibelanjakan untuk membangun kota ini mencapai 4.800.000 dirham, sedang jumlah pekerja mencapai 100.000 orang. Kota ini mempunyai tiga lapis tembok besar dan kecil mencapai 6.000 buah di bagian timur dan 4.000 buah di bagian barat. Selain sungai Dajlah dan Furat, di situ juga terdapat 11 sungai cabang yang airnya mengalir ke seluruh rumah-rumah dan istana-istana Baghdad. Di sungai Dajlah sendiri terdapat 30.000 jembatan. Tempat mandinya mencapai 60.000 buah. Masjid-masjid mencapai 300.000 buah.
Demikianlah bukti smart city di masa kejayaan Islam. Semua itu menunjukkan bahwa Khilafah bukanlah negara yang terbelakang dan menolak modernitas. Insya Allah negara Khilafah masa depan adalah negara millennial akhir zaman yang mengungguli semua peradaban. Umat Islam pasti bangga memperjuangkan berdirinya.
Bahan Bacaan:
Apa Itu Smart City dan Tantangan Penerapannya di Indonesia (techinasia.com)
Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo.go.id)
Kota Bengkulu Melangkah Menuju Bengkulu Smart City: Master Plan Smart City dan Quick Win Program Unggulan Tahap IV Resmi Dijalankan - Sinar Fakta
https://properti.kompas.com/read/2019/12/27/102302321/smart-city-dan-gagasan-besar-ibu-kota-negara?page=all.
10 Provinsi Termiskin di Indonesia 2023, Mana Saja? (kompas.com)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.