Empat Konstruksi Pembelajaran Sepanjang Zaman
Eduaksi | 2024-08-25 23:35:28Empat Konstruksi Pembelajaran Sepanjang Zaman
===
Kita mendefinisikan pembelajaran sebagai kondisi sistem kelas dan lingkungan belajar untuk mencapai tujuan si pembelajar. Baik itu kelas terbuka atau di kelas tertutup.
Banyak model dan pendekatan serta gaya khas dalam pembelajaran. Hal ini terkait dengan konten, siswa dan komponen lainnya.
Dalam inti pembelajaran, baik itu yang klasik ataupun modern, akan selalu mengacu pada empat pilar konstruksi berikut:
Pertama, menyelesaikan masalah. Konten dan proses di dalam kelas hanyalah satu simulasi untuk mendekati masalah dan menemukan cara penyelesaiannya dengan tepat dan variatif. Dalam kontruksi ini ada proses berfikir dengan segala levelnya. Dari analitik ke sintesa atau secara divergen atau konvergen. Tergantung kondisi dan tujuan.
Kedua, Memahami Konsep. Tahapan pembelajaran di skala apapun, hendaklah mengacu pada konsep pemahaman tertentu. Baik secara abstrak atau konkret tergantung daya potensi si pemelajar. Dari.konsep sederhana ke konsep paling tinggi.
Dari mengenal api hingga bagaimana api itu bisa menjadi energi misalnya. Dari sekadar mengenal bentuk apel hingga mengubahnya menjadi minyak wangi.
Ketiga, pembelajaran untuk pengembangan skill. Baik yang soft atau hard. Ini terkait dengan pengembangan kualitas hidup. Kadang ini juga diartikan skill motorik kinestetik.
Tapi bisa juga bermakna skill afeksi. Mengacu pada keseimbangan rasional dan emosional,bahkan spiritual
Keempat, Mengambil Keputusan. Pembelajaran secara keseluruhan adalah proses pengambilan keputusan dari waktu ke waktu dalam lingkungan belajar tertentu.
Untuk itu dibutuhkan fokus, konsentrasi memori dan analisa. Termasuk untuk memutuskan apakah satu subjek itu urgen atau tidak untuk dipelajari.
Catatan tambahan:
Bila kita sandarkan kepada filosofi islam, maka keempar konstruksi tersebut terangkum dalam pembelajaran nabawi;
1. konfirmasi ayat dan tanda tanda, berfikir dan menganalisa, 2. tazkiyatunnafsi (akal dan ruh), 3. Memahami konsep hukum/kitab/salah dan benar. Baik dan buruk. 4. Proses hikmah (tidak sama dengan wisdom)/;kebijaksaan dalam mengamalkan apa yang diketahui secara tepat. Ada juga yang menyebut bahwa kata hikmah berkorelasi dengan hadis2 nabi Muhammad.saw.
*Konsultan Pendidikan Islam#Nuruttaufiq International.School Aceh.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.