Indonesia Sangat Tragis untuk Sekarang?
Sastra | 2024-08-24 13:32:31Di bawah langit kelabu yang penuh beban,
Tanah airku menanggung segala kesedihan,
Suara hiruk-pikuk kehidupan teredam,
Luka rakyat terpendam, terlupakan.
Petani berkeringat dalam ladang yang sepi,
Mimpi terdampar, harapan tenggelam mati,
Harga pangan melonjak, daya beli rapuh,
Sementara tanah subur menjadi hampa, kian terkulai.
Anak-anak berlari, impian kian pudar,
Sekolah seharusnya jadi tempat belajar,
Namun biaya dan tekanan menghalangi langkah,
Buku terlempar, mimpiku menjadi sirna yang pahit.
Di desa sunyi, suara tak lagi bersuara,
Kemanusiaan lenyap dalam arus menggelora,
Bencana datang bagaikan badai tanpa henti,
Menghapus senyuman, mengganti dengan derai yang mendalam.
Konflik berkobar dalam bayang malam gulita,
Jalanan sepi, tapi darah mengalir deras,
Di manakah keadilan bagi yang terpinggirkan?
Tanah airku, hatimu bergetar dalam kesedihan.
Namun dalam duka, harapan takkan sirna,
Cahaya kecil menggandeng langkah menuju asa,
Bersama kita bangkit, menghapus segala sesal,
Menganyam cinta, mewujudkan cita yang terpendam.
Kita adalah suara, yang takkan pernah padam,
Berjuang demi masa depan yang lebih cerah,
Indonesia, cintaku, walau sangat tragis,
Akan kujaga, kubangun kembali, mimpi yang luhur.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.