Sedapnya Ilabulo, Jajanan Khas Gorontalo
Kuliner | 2024-08-24 10:41:15Jika kalian hendak berlibur di Gorontalo, jangan sampai kalian melewatkan kuliner tradisional khas Gorontalo yang satu ini. Yap! Namanya Ilabulo, Ilabulo merupakan kuliner khas Gorontalo yang terbuat dari sajian tepung sagu yang berisikan campuran telur ayam, ati ampela, daging ayam, dan sapi lalu dibumbui dengan rempah-rempah dan dibungkus daun pisang.
Setelah dibalut dengan daun pisang, biasanya Ilabulo direbus dan juga bisa dibakar sesuai selera para penikmat kuliner sehingga Ilabulo seringkali menjadi salah satu sasaran utama para pecinta kuliner yang berkunjung ke Gorontalo. Ditambah lagi dengan harga Ilabulo yang sangat terjangkau. Hanya dibanderol dengan harga 1.000 – 4000 menyesuaikan dengan isian ilabulo. Makin enak isinya, makin mahal harganya pula. Ilabulo tak sekedar makanan saja, tetapi ada makna dibalik makanan tersebut.
Diterjemahkan dari bahasa Gorontalo, Ilabulo sendiri memiliki arti dari sebuah kata “totobowata” yang berarti “Bersatu-padu” sehingga ilabulo dengan teksturnya yang saling melekat dalam bungkusan daun pisang. Ilabulo dipercaya sebagai lambang persatuan warga Gorontalo. Dan kini, Ilabulo sudah bisa ditemui di setiap sudut kota Gorontalo. Khususnya di hari-hari besar atau libur, Ilabulo bisa menjadi oleh-oleh spesial dari Gorontalo. Terlebih lagi untuk para pecinta kuliner nusantara. Ilabulo pun sudah mulai terjual dan terkenal dimana-mana. Bahkan sudah ada yang menjajakannya di Ibukota jakarta.
Namun sayangnya, citarasa dari Ilabulo kian tergerus oleh zaman. Sudah banyak penjual yang menjajakan Ilabulo dengan berbagai macam penyajiannya. Untuk menikmati citarasa Ilabulo yang asli mungkin hanyaa bisa dinikmati di desa-desa di daerah terpencil.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.