Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Rizqia

5 Trauma Akibat Perselingkuhan

Eduaksi | 2024-08-22 13:01:22

Pembukaan

Ramai berita yang kini membahas pasangan muda Pratama Aarhan dan itrinya yang di duga mengalami masalah rumah tangga. Mungkin berita mereka bukanlah yang pertama, sbelumnya ada kasus KDRT yang di duga disebabkan oleh kasush perselingkuhan. Kasus ini serupa mungkin kita temui di berbagai tempat di negeri ini. akan selalu ada pasangan yang berselingkuh, namun pointnya bukan itu melainkan luka yang ditimbulkan.

Memang bukan perkara mudah untuk mempertahankan hubungan apalagi hubungan suami-istri yang berlaku seumur hidup. Komitmen tiada henti, berusaha sepajang waktu adalah usaha yang perlu dilakukan untuk mempertahankan suatu hubungan. Tak jarang pasangan merasa bosan dalam menjalin hubungan sehingga membutuhkan hiburan baru. Tidak sedikit pasangan yang akhirnya memeilih untuk menjalin hubungan baru tanpa memutus hubungan lama atau biasa di sebut dengan selingkuh.

Tetap berselingkuh meskipun salah

Banyak orang yang tidak habis pikir mengapa orang memutuskan berselingkuh meskipun sudah memiliki pasangan yang sempurna. berbagaimacam alasanpu di ungkapkan untuk mebenarkan prilaku yang salah. Biasanya mereka akan berlindung pada kerangnya perhatian pasangan untuk membenarkan tindaknya. Ada pula yang menyalahkan pola asuh orangtua untuk melegalkan perselingkuhan. Seperti karena dulu dia melihat orang tua bercerai maka ada luka batin yang membuat dia ingin selingkuh. Tentunya adalah dua hal yang sangat berbeda antara luka batin pengasuhan dan keputusan untuk selingkuh.

Memang luka batin yang tak terselesaikan akan berdampak pada kehidupan selanjutnya. Namun tak jarang kita menemui orang dengan luka batin malah jauh lebih sukses dalam rumah tangganya. Banyak dari orang akan mencampur baurkan masalah yang membuat semakin rancu. Misal aku berselingkuh karena sering di pukul mama, sehingga kurang kasih sayang. Padahal masalahnya dengan mamanya, tapi keputusanya menyakiti pasanganya. Harusnya kalau mau bersikap jahat membalasnyakan cukup ke mama, meskipun itu tidak dibenarkan. Protesnya akan cukup ke mama, mengapa harus menyakiti orang lain dalam menyembuhkan sakit hati kita.

Selingkuh adalah keputusan bukan sebuah dampak dari suatu kejadian. Setiap orang memegang kendali penuh akan dirinya. Sehingga berselingkuh adalah keputusanya alam sadarnya, bukan sebuah ke khilafan. Meskipun selingkuh salah tetapi ada orang yang terus melakukanya, karena beberapa hal berikut:

1. Terpapar pornografi, bukan menjadi barang baru ada orang yang memutuskan berselingkuh karena tidak puas dengan pasangan. Kecanduan pornografi menjadi factor pendukung seseorang untuk merasa selalu tidak puas. Kecanduan ponografi akan membuat otak tidak mampu lagi emmebedakan baik dan benar. Doroangan juga tidak terkendali, dan harsat seksual yang tak terkontrol.

2. Puber. Sebeneranya ini hanya istilah puber kedua karena gejalanya mirip seperti anak ABG yang. Orang yang sudah matang seca finanasial, sudah meliki rumah dan hunian cenderung ingin mendapat lebih dan mendapatkan pembaharuan. Biasanya mereka sudah memiliki anak, istri dan ada dan peluang terbuka lebar. Pada dasarnya mereka paham itu salah tapi ada sensasi bahagia seperti anak ABG saat mereka berselingkuh.

3. Pengakuan. Hal konyol tapi umum terjadi adalah mereka yang berselingkuh agar diakui oleh lingkungan. Pada beberapa orang menganggap kekuasan itu penting, dan baginya orang yang berkuasa bisa menahlukkan hati banyak orang termasuk selingkuhanya. Mereka memutuskan untuk berselingkuh agar diakui sebagi orang yang berkuasa dan berpengaruh.

4. Balas dendam. Banyak yang menggunakan motif balas dendam untuk membenarkan perselingkuhanya. Mereka yang terabaikan atau mereka yang pernah di selingkuhi akan balas dendam dengan cara berselingkuh balik. Mereka yang terbaikan juga berusaha untuk mencari kasih sayang dan perhatian dari orang lain.

Trauma korban perselingkuhan

Perselingkuhan akan menimbulkan luka bagi korbanya, ada yang bersifat permanent ada yang bersifat sementara. Meskipun mulut memaafkan tetapi hati tak akan melupakan. Perlu berbagai usaha untuk mengembalikan kepercaayan seseorang yang di selingkuhi. Berikut adalah trauma yang mungkin mucul pada korban perselingkuhan:

1. Krisis kepercayaan, Trust Issue adalah penyakit yang umum di derita orang pasca diselingkuhi. Korban akan sulit membuka diri untuk memaafkan dan mempercayai orang. Korban biasanya akan lebih berhati-hati agar tidak terluka kedua kalinya.

2. Serangan panic, pada beberapa kasus korban akan merasa sangat cemas padahal biasanya dia tidak mudah cemas.

3. Angger issue. Beberapa orang juga akan mudah marah, sensitive dan saat marah akan meledak-ledak. Hal ini terjadi pada orang yang sulit menyalurkan emosinya.

4. Stress. Kelanjutan dari beberapa gejala diatas biasanya stress, individu yang tidak mampu mengatasi dirinya biasanya akan jatuh pada stress. Stress yang berkepanjangan akan menjadi distress yang ujungnya adalah depresi.

5. PTSD. Selain depresi korban perselingkuhan juga bisa mengalami PTSD. Mudah marah, mudah cemas, pemikir, sensitive dan sulit tidur.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image