Eksistensi Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal di Tengah Arus Modernisasi Sektor Pendidikan
Eduaksi | 2024-08-21 23:51:53Seperti yang kita ketahui. Bahwa di zaman yang telah berkembang pesat seperti sekarang, hidup kita begitu dikelilingi oleh berbagai macam kemudahan di bidang teknologi. Berbagi hal yang dahulu terbatas kini dapat diakses dari mana saja dan sedalam mana saja. Modernisasi ini pun tentunya juga merambat ke berbagai aspek kehidupan. Salah satunya, bidang Pendidikan. Sudah sejak lama masyarakat Indonesia begitu bergantung pada Pendidikan anak-anak bangsa serta berharap Pendidikan ini nantinya akan membawa nama bangsa Indonesia kearah globalisasi yang sempurna sehingga dapat mewujudkan harapan bangsa untuk menjadi Indonesia Emas di tahun yang akan mendatang.
Modernisasi yang kita alami di bidang Pendidikan saat ini, tentunya membawa banyak sekali dampak – dampak positif, seperti akses yang luas dalam menjelajahi ilmu dan melalui teknologi yang pesat nan berkembang. Dan sayangnya, tidak sedikit perkataan yang menyuarakan bahwa modernisasi dan kearifan lokal tidak bisa berjalan beriringan. Kearifan lokal seringklai dianggap menghambat proses pendidkan yang sudah dibopong oleh era modernisasi serta berkiblat pada kemajuan era modern dan kancah internasional. Tetapi sebenarnya, jika kita mencari solusi maka pendampingan modernisasi bersama kearifan lokal bisa terwujud. Karena tentu tidka mungkin kita ingin generasi yang akna dating hanya bisa menyaksikan cara Bertani dan membajak sawah hanya dari layar televisi belaka, menyaksikan cara pembuatan batik hanya dari creita – cerita nenek moyang, serta mendengar cerita rakyat sebagai desas desus belaka.
Pentingnya kita untuk tetap mempertahankan kearifan lokal meskipun digempur oleh era modernisasi adalah agar generasi penerus bangsa tidak akan melupakan darimana merak berasal, tinggal, dan dibesarkan. Dan agar menjadikan karifan lokal sebagai jembatan ilmu untuk terus memunculkan inovasi-inovasi kreatif unutk Indonesia mendatang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.