Manusia Buta Melihat Dunia
Guru Menulis | 2024-08-21 15:20:01Siang yang panas. Siang itu terselip info penting dari matahari kepada bumi. Matahari memberitakan kabar pada bumi. Kabar apa yang diberitakan matahari ke bumi? Matahari berpesan pada bumi bahwa ia akan pergi sebentar dan kembali di esok hari. Pesan itu terkesan sederhana namun sulit dipahami di balik kuping bumi. Bumi mencoba mendengar sejangkal lebih dekat pada mulut matahari tetapi matahari tetap mengatakan hal yang sama bahwa ia akan pergi hari ini dan kembali di esok hari. Dalam benak bumi tersimpan harta kekhwatiran yang menjulang tinggi.
Kapan harta kekhwatiran itu hilang dan bumi kembali bahagia? Terkesan semuanya butuh waktu agar semuanya bisa terjawab. Lalu jawaban apa yang dicari ketika semuanya belum usai? Semua manusia terkesan bingung dengan keadaan yang terjadi. Semuanya manusia terkesan dilema dengan jalan mana yang harus ditempu. Semua manusia bingung akan arah hidupnya. Semua manusia saling menyalahkan satu sama lain.
Keadaan dan kejadian apakah ini yang membuat manusia lumpuh dalam ingatan? Apakah manusia buta dalam melihat dunia? Apakah manusia tuli dalam mendengar bisikan malaikat? Apakah manusia lebih senang mendengarkan bisikan si pengkhianat? Kalau faktanya seperti ini, apa yang harus dilakukan manusia? Bukankah manusia punya akal budi dan hati nurani? Bukankah manusia punya kesadaran?
Semuanya hanya menyisahkan beribu pertanyaan yang belum terjawab dalam benak pikiran manusia. Semua manusia kelihatan hidup dalam keadaan buta dan tuli akan kebenaran. Itulah faktanya manusia, berbicara dan tidak saling mendengarkan, makan tetapi tidak kenyang, berjanji tetapi berkhianat, bersembunyi tetapi tetap kelihatan oleh Dia yang tak kelihatan.
Tetapi pada dasarnya bumi meragukan kepergian matahari dan ia mencoba berbincang dan bertanya dalam hatinya, benarkan ia pergi dan akan kembali di esok hari untukku? Apakah dia sanggup menepati janjinya? Semuanya masih dalam balutan pertanyaan yang belum terjawab dengan pasti. Bumi hanya seolah-olah kuat menghadapi kepergian matahari yang katanya pergi sebentar dan menjanjikan ia akan kembali, tetapi tak tahu kapan waktu Ia kembali.
Apakah semua manusia tahu kapan waktunya harus kembali pada sukacita dan kebenaran?
Catatan Harian Kupang, 2024
Sirilus Aristo Mbombo
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.