Trik Menghadapi Anak Mogok Sekolah
Parenting | 2024-08-14 11:20:07Latar belakang
Drama mogok sekolah ditiap tahun ajaran baru merupakan pemandangan yang umum terjadi. Beberpa dari orang tua berhadapan dengan permasalahan anak yang tidak ingin pergi ke sekolah. Masalah ini terjadi hampir diseluruh penjuru dunia, dengan berbagai tingkatan usia. Banyak yang beranggapan bahwa hanya anak usia dini saja yang mengalami ini. Kenyataanya tidak, hampir anak di berbagai tingkatan pendidikan pernah mengalaminya. Berbagai alasan dikemukan anak-anak untuk bisa lolos dari sekolah. Sering kali orang tua juga harus berkonflik dengan anak karena masalah ini.
Pemerintah juga menaruh perhatian khusus pada permasalahan ini, dengan menciptakan berbagai kebijakan. Mulai dari pembatasan usia masuk sekolah, dengan harapan anak dengan usia lebih matang bisa jauh lebih siap sekolah. Kebijakan lain adalah menciptakan program pengenalan sekolah, dimana anak tidak langsung belajar pada awal sekolah. Bahkan saat ini, pemerintah menambah masa pengenalan sekolah menjadi beberapa hari, guna menyukseskan adaptasi anak.
Dari segi pembelajaran kini pemerintah menganjurkan sekolah-sekolah untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Suasana belajar yang fleksibel, tidak terlalu menekan anak dan memakasa anak untuk belajar. Harapanya bisa memotivasi anak untuk tetap bersemangat pergi sekolah. Namun pada kenyataanya, drama persekolahan ini masih belum usai. Masih ada anak yang menolak dengan beragam alasan. Mulai dari tidak punya teman, tidak ingin berpisah dari orang tua, pelajaran terlalu sulit, bahkan alasan bullying. Bullying menjadi alasan yang masih banyak dikemukakan anak saat menolak sekolah. Anak yang terintimadasi merasa takut saat hendak pergi kesekolah.
Penyebab
Gejala awal saat anak hendak sekolah dimulai dari rumah, biasanya anak akan menunjukkan tanda-tanda agar dia tidak bersekolah. Mulai dari tidur terlalu malam dan paginya susaah bangun, tidak mengerjakan PR, saat diajak ngobrol tentang sekolah nampak tidak antusias sama sekali. Alasan yang paling umum dan ampuh digunakan oleh anak adalah sakit perut. Bisasanya dipagi hari anak akan muncul berbagai penyakit. Mulai dari sakit perut, sakit kepala, nyeri haid, tertusuk duri dan banyak alasan lainya.
Kejadian ini akan terus belanjut sampai di sekolah, anak yang sejak awal tidak ingin sekolah akan memiliki berbagai alasan untuk kabur. Mulai dari izin ke kamar mandi, lupa bawa baju olahraga, izin ke UKS, pergi beli buku di koprasi. Bahkan beberapa anak yang kesulitan menemukan alasan biasanya akan berbohong berlapis. Iya benar anak akan berbohong pada guru, dan berbohong pada orang tua.
Ada tiga kategori penyebab anak tidak ingin sekolah, berikut diantaranya:
1. Anak mogok sekolah karena factor kesehatan mental
Anak ini biasanya mengalami permasalahan dengan kesehatan mental, seperti mengalami gangguan kecemasan. Korban bullying, atau kekerasan orang tua juga berpotensi untuk membuat mogok sekolah. Anak-anak dengan trauma tertentu membuat anak merasa tidak aman di lingkunganya. Kegagalan dalam bersosial juga bisa menyebabkan sesorang menjadi depresi dan menarik diri dari lingkunganya.
Anak yang terlau bergantung pada orang tua dan tidak ingin berpisah dengan orang juga bisa membuat mereka mogok sekolah. Mereka merasa frutasi saat harus berjauhan dengann orang tua, biasanya terjadi di usia dini.
2. Mogok sekolah karena kebiasaan yang buruk
Pada kategori ini biasanya anak memiliki kebiasan buruk sebelumnya, seperti tidak terbiasa disiplin. Anak dibiarkan untuk bermain terus tanpa meregulasi keinginananya. Sehingga anak merasa tidak senang jika ada aturan yang ketat dan membatasi kesenanganya. Kebiasan-kebiasan buruk yang dibiarkan oleh orang tua akan memperkuat keinginan anak tidak hadir sekolah.
3. Mogok sekolah karena faktor dalam diri
Faktor lain yang menyebabkan anak tidak ingin sekolah adalah kemampuan regulasi yang kurang. Regulasi diri berkaitan kemampuan dalam, menilai, berpikir, bertindak, dan memotivasi. Pada beberapa anak memiliki keyakinan yang salah, akibat salah menilai. Mereka akan mengembangkan keyakinan yang buruk tentang sekolah. Biasanya anak akan merasa di buang, di hindari, tidak diperhatikan dan merasa putus asa. Anak yang kurang percaya diri, menjadi tidak termotivasi untuk bersekolah, kurnag adanya doroongan untuk berprestasi.
Penanganan
Berikut ini akan kami jelasakan apa yang perlu dilakukan orang tua saat anaknya mogok sekolah
1. Mencari penyebab mogok
Langkah awal yang harus dilakukan oleh orang tua ketika anaknya menolak untuk sekolah adalah memastikan penyebabnya. Dari tiga kategori yang dijelaskaan sebelumnya, lakukan penilaian pribadi agar mengetahui anak masuk pada kategori berapa. Caria pa yang menyebabkan anak mogok sekolah. Saat sudah menemukan penyebabnya dan bisa menggolongkan maka kita bisa mengambil langkah selanjutnya.
2. Memperbaiki kebiasaan
Jika anak mengalami mogok sekolah karena factor dalam diri dan kebiasana buruk maka orang tua harus merubah kebiasaan itu. Beberapa pendekatan moodifiksi prilaku bisa diterapkan menyesuaikan kondisi anak. Hal paling penting, jika anak mogok karena kebiasaan buruk adalah jangan biarkan mereka mengakses hp. Selama mereka tidak sekolah buat mereka tetap belajar sama seperti disekolah. Memang cukup merepotkan tetapi ini jauh lebih baik daripada membiarkan anak di kamar sambil main HP.
3. Mengobati ganggunya
Jika anak mogok sekolah karena ada gangguan secara kesehatan mental maka harus ditangani gangguanya. Terapi dan pemberian obat akan mambantu anak untuk bisa mengatasi masalahnya. Semakin cepat ditangani maka akan semakin baik hasilnya.
4. Libatkan anak
Selalu libatkan anak dalam mengambil keputusan terutama masalah sekolah. Pada anak usia dini orang tua bisa mengajak anak berkeliling dan menunjukkan fasilitas sekolah. Pada anak remaja, orang tua bisa mengajak diskusi terkait cita-citanya. Sehingga anak memilih sekolah berdasarkan hati nuraninya. Tidak ada sekolah yang paling bagus, yang ada sekolah yang paling tepat dan sesuai kebutuhan anak. Jangan terpaku pada penilaian sekolah favorit, bisa jadi itu bukan kebutuhan anak kita.
5. Ajarkan komitmen
Setelah melibatkan jangan lupa ajak anak berkomitmen, untuk melaksankaan dengan sepenuh hati. Pada anak usia SD berikan apresisai jika mereka berhasil menepati komitmenya, jangan dirubah urutanya. Berhasil dahulu baru diberi hadiah, jangan kebalik diberi hadiah agar mau sekolah, itu salah besar.
6. Kerjasama
Selain usaha di atas orang tua juga harus sering berkomunikasi dengan guru dan teman di sekolah. Ajaklah mereka untuk bekerja sama dalam mencari penyebab anak mogok sekolah. orang tua juga bisa meminta guru dan teman untuk melakukan home visit saat anak mogok sekolah, sehingga anak merasa ada perhatian.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.