Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image virgafirdaus sanjaya

Pesan Tuhan Untuk Menjaga Lingkungan

Agama | 2024-08-11 17:40:33

Pesan Tuhan Untuk Menjaga Lingkungan

Di era yang super instan, manusia sering lalai akan kebersihan, meskipun sudah terlihat jelas, sampah menumpuk di berbagai tempat, seperti Sungai, jalan raya, atau lainnya, tetapi manusia masih enggan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Padahal dampak dari membuang sampah sembarangan, mengotori tempat dan lainnya, sudah banyak contohnya. Dari bencana banjir, tanah longsor, pemanasan global dan semacamnya. Sedangkan, Allah SWT telah menjelaskan dalam surah al-A'raf ayat 56 untuk tidak berbuat kerusakan yang berbunyi;

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”

Dalam kitab Tafsir As-Sam'ani karya Imam Abu Muzhaffar As-Sam'ani, mengutip perkataan tabi'in Ad-Dhahak yang menyebutkan bahwa perbuatan merusak bumi termasuk, memblokir aliran air, menebang pepohonan yang tengah berbuah, dan merusak koin-koin emas dan perak. Serta adapula pendapat dari Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib menjelaskan, ayat ini merupakan perintah Allah swt kepada umat manusia untuk menjaga bumi dan tidak merusaknya setelah Allah memperbaikinya. Perintah ini merupakan peringatan penting untuk menjaga lingkungan dan kehidupan di bumi. Ayat ini melarang segala bentuk tindakan yang merusak alam, kehidupan sosial, dan nilai-nilai yang diberikan oleh agama.

Menjaga bumi berarti menjaga keseimbangan alam, melestarikan sumber daya alam, dan mencegah pencemaran, sebab perbuatan merusak bumi akan membawa dampak negatif bagi alam semesta dan kehidupan manusia. Pencemaran lingkungan, perubahan iklim, dan bencana alam adalah beberapa contohnya. Pencemaran lingkungan dapat menyebabkan berbagai penyakit bagi manusia dan hewan. Perubahan iklim dapat menyebabkan cuaca ekstrem dan bencana alam, seperti banjir, kekeringan, dan badai. Bencana alam dapat menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan ekonomi.

Sedangkan, dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 205 menjelaskan;

وَاِذَا تَوَلّٰى سَعٰى فِى الْاَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيْهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَ اللّٰهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ

“Apabila berpaling (dari engkau atau berkuasa), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi serta merusak tanam-tanaman dan ternak. Allah tidak menyukai kerusakan.”

Imam Alî al-Naisaburi menjelaskan dalam kitab Tafsir al-Wasith fi Tafsir al-Qur’an al-Majid menyebutkan, bahwa yang dimaksud dengan al-fasad adalah kehancuran, menyia-nyiakan mata uang, merusak sesuatu dengan tanpa ada unsur kemashlahatan.

Namun, Syekh Ma’mun Hammusy dalam Tafsir al-Ma’mun ‘Ala Manhaj al-Tanzil wa al-Shahih al-Masnun menjelaskan secara spesifik maksud dari ayat ini. Menurutnya, ayat ini pembicaraannya mencakup apapun kerusakan-kerusakan yang terjadi. Baik terhadap sesama manusia maupun kepada makhluk lainnya. Kerusakan yang terkait dengan alam, dan hewan-hewan disebut secara spesifik pada ayat diatas. Kata al-harts diartikan oleh para ahli tafsir dengan tanaman-tanaman. Sementara, kata al-nasl adalah hewan-hewan. Namun, al-Mujahid menyebutkan bahwa yang dimaksud dari kata al-nasl adalah setiap yang ada dibumi ini, baik hewan maupun manusia.

Tetapi ada sekelumit keterangan yang disampaikan oleh al-Kalabi dari Ibnu Abbas, kalimat la yuhibbu ditafsiri dengan Allah tidak ridho dan tidak rela apabila terjadi kerusakan dan kemaksiatan terjadi dibumi. Dengan ini, upaya pengrusakan alam, hewan, dan manusia adalah bentuk-bentuk kemaksiatan sosial dan oleh sebab itu Allah tidak merestui, meridhoi, bahkan tidak menyukai terjadinya kerusakan-kerusakan tersebut.

Jadi masihkah Anda tidak menjaga lingkungan? Sedangkan Allah dan Rasulnya telah menjanjikan sesuatu bagi orang yang menjaga kebersihan. Atau Anda tetap bersikukuh untuk membuang sampah sembarangan? Sedangkan Allah SWT tidak menyukai hambanya yang suka merusak alam.

Referensi; Tafsir As-Sam'an, Tafsir Mafatihul Ghaib, Tafsir al-Wasith fi Tafsir al-Qur’an al-Majid, Tafsir al-Ma’mun ‘Ala Manhaj al-Tanzil wa al-Shahih al-Masnun

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image