Puisi dan Curhat, Apa Bedanya?
Dunia sastra | 2024-08-01 22:55:46Kesalahan fatal penulis pemula ialah tidak tahu membedakan apa itu puisi dan curhat!. Curhat atau yang dikenal dengan curahan hati, semua orang bisa menulis, karena sejatinya curhat itu hanya sekilas diary, catatan kata-kata atau bisa diistilahkan basa-basi.
Dilihat dari tujuannya curhat lebih kepada mencurahkan perasaan, mengungkapkan masalah, atau berbagi pengalaman secara langsung kepada orang lain atau dalam bentuk tulisan untuk mendapatkan pemahaman atau dukungan.Kalau puisi, tujuannya lebih pada ekspresi seni, menciptakan makna dan keindahan dalam kata-kata, sering kali dengan gaya bahasa dan struktur yang lebih kreatif dan estetis.
Sedangkan puisi adalah catatan dalam, dengan arti menyelam, berbasis singkat,padat dan akurat. Jadi, coba kalian teliti puisi karya Khoirul Abror ini;
Bagaimana bisa
Bagaimana bisa?
Rindu tetap saja tumbuh
Meski aku sudah menatap matamu
Apa ada cara lain untuk menghentikannya?
Selain pertemuan yang lama jauh
(Yang )dan butuh waktu lama untuk menjadi nyata
Aku (bingung sendiri) kebingungan
(Kesana-kemari tanpa henti)
Mencari jawaban yang muskil ini
Tapi waktu tak pernah ambil peduli
Aku merenung sepi sunyi kesepian.
# yang dicoret adalah kata yang harus di ganti, hapus atau lewah
Dari awal kalimat kita di ajak untuk berdialog tentang kegelisahan Khoirul Abror tentang pertemuan yang sulit dan waktu yang tidak sabar mencerminkan rintangan nyata dalam hubungan atau proses yang harus dihadapi, meskipun ada penggunaan kata-kata seperti "muskil" untuk menjelaskan pencarian jawaban yang sulit menambahkan nuansa khas dalam bahasa puisi. Namun, yang membuat puisi ini gagal adalah ada 3 faktor penyebanya;
1. Kekurangan penggunaan imajinasi atau gambaran yang kuat. Detail-detail konkret atau metafora yang lebih kuat bisa membantu meningkatkan kekuatan ekspresi puisi.
2. Ketidakjelasan Tema Meskipun ada tema rindu dan kebingungan emosional, tidak ada narasi atau perkembangan yang jelas dalam pemikiran atau perasaan yang disampaikan. Puisi terlihat lebih seperti daftar pengakuan daripada sebuah narasi yang terstruktur.
3. Ketidakkonsistenan Struktur Puisi ini memiliki ketidakseimbangan dalam struktur dan pola ritmisnya. Beberapa baris terlalu pendek sementara yang lainnya terlalu panjang, menyebabkan kurangnya aliran atau ritme yang konsisten.
Tetapi tetaplah menulis, jangan berhenti hanya sedikit garis, meski lukanya tak tragis dan teriris, setidaknya jadi penulis jangan pesimis. Apakah anda kenal Pramoedya Ananta Toer? Salah satu penulis terbesar Indonesia yang menghadapi banyak kontroversi dan kritik selama hidupnya. Jadi apakah anda berhenti menulis karna luka? Padahal lukanya tak menganga?. Salam Budaya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.