Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mohammad Syauqillah

Perjalanan Muktamar NU dari Dulu hingga Sekarang

Sejarah | 2024-07-31 22:30:57

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Di setiap lima tahun sekali NU selalu mengadakan muktamar sebagai forum permusyawaratan tertinggi NU, yang mana di dalamnya berbagai agenda dilaksanankan, yakni mengevaluasi kinerja kepengurusan, menyusun program baru, bahtsul masail sampai pemilihan pengurus baru untuk periode selanjutnya.

Dalam Ensiklopedia Nahdlatul Ulama: Sejarah, Tokoh, dan Khazanah Pesantren disebutkan bahwa muktamar NU pertama diselenggarakan di Surabaya pada 21 Oktober 1926, tak lama setelah NU berdiri dan seterusnya diselenggarakan di kota yang sama sampai muktamar ketiga. Pada awalnya muktamar NU dilaksanakan setiap tahun sampai pada muktamar NU ke-26 di Semarang tahun 1979, peraturan diubah dengan pelaksanaan muktamar NU setiap lima tahun sekali.

Seiring berjalannya waktu, muktamar NU diselenggarakan di wilayah yang berbeda-beda mulai dari Semarang (1929), Pekalongan (1930), Cirebon (1931), Bandung (1932), dan berbagai wilayah yang berbeda-beda. Muktamar NU di luar jawa pertama kali diselenggarakan di Banjarmasin (1936). Pada tahun 1941 muktamar NU sempat diberhentikan karena situasi perang Asia Pasifik yang memanas kala itu. Selama pendudukan Jepang di Indonesia, muktamar NU tidak diselenggarakan sama sekali. Baru pada tahun 1946 untuk pertama kalinya muktamar NU diselenggarakan pasca kemerdekaan Indonesia di Purwokerto.

Kota tempat diselenggarakan muktamar NU bukan asal pilih, tempat penyelenggaraan muktamar selalu terkait upaya NU membantu umat Islam yang mengalami masalah. Muktamar di Semarang (1929) dikarenakan perpecahan dalam tubuh Sarekat Islam (SI) menjadi SI putih dan SI merah yang didominasi kelompok komunis. Demikian pula, muktamar Pekalongan (1930) diselenggarakan setelah terjadi konflik hebat antara penduduk pribumi dan etnis Tionghoa sehingga NU merasa perlu meredamnya.

Sebagai kota kelahiran NU, Surabaya merupakan kota tempat penyelenggaraan muktamar paling banyak sebanyak enam kali, diikuti Jakarta sebanyak tiga kali, Solo sebanyak tiga kali, Semarang sebanyak dua kali, Bandung sebanyak dua kali, sedangkan kota lainnya baru satu kali. Sebagian besar acara muktamar diselenggarakan di pesantren dari ulama yang palin dihormati di daerah tersebut.

Muktamar NU sendiri diikuti oleh pengurus pusat (PBNU), pengurus tingkat provinsi (PWNU), dan pengurus tingkat kabupaten (PCNU). Warga NU juga ikut meramaikan penyelenggaraan muktamar melalui rapat umum yang dihadiri oleh ribuan massa. Biasanya rapat umum diselenggarakan di masjid besar atau lapangan dengan menghadirkan tokoh-tokoh dan dai-dai populer. Tercatat rapat umum yang diadakan pada muktamar pertama dihadiri lebih dari sepuluh ribu jamaah. Pada muktamar ke-14 turut mengundang perwakilan dari organisasi lain seperti PB Muhammadiyah, PII, pemerintah, dan lain-lain. Rapat umum saat itu dihadiri lebih dari lima puluh ribu jamaah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image