Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rayhan Ahmad

Kota yang Diangkat ke Langit Lalu Dijatuhkan

Sejarah | 2024-07-30 19:58:53

Nabi Luth disebutkan dalam al-Qur'an sebanyak 27 kali[1]. Kisahnya banyak mengandung pelajaran tentang keimanan, keberanian, serta ujian yang dihadapi dalam menegakkan kebenaran.

Nabi Luth pada mulanya hidup bersama Nabi Ibrahim (pamannya). Namun, karena Nabi Luth memiliki misi baru dari Allah ﷻ untuk mengajak penduduk kota lain untuk menyembah Allah ﷻ, akhirnya beliau pergi ke sebuah negeri yang dikenal sebagai Gharzaghar, tepatnya di kota Sodom, untuk menjalankan misi barunya[2].

Kota Sodom terkenal dengan masyarakatnya yang memiliki perilaku yang sangat keji. Mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma moral yang dianugerahkan Allah, seperti perzinaan dan kekerasan terhadap orang lain.

Bahkan mereka melakukan sebuah kemaksiatan yang belum pernah dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya, yaitu melakukan hubungan seks sejenis (homoseks). Laki-laki Kaum Nabi Luth tidak mau menggauli kaum wanita. Mereka hanya menyerahkan kaum wanita kepada kaum lelaki yang saleh saja[3].

Penyimpangan seksual yang mereka lakukan berasal dari iblis yang menyamar menjadi seorang laki-laki yang tampan. Sebagaimana yang disebutkan oleh Syekh Khatib al-Baghdadi dalam kitab Tarikhul-Anbiya’ dan disebutkan juga oleh Ustaz Muhammad Firdaus Sholeh dalam kitabnya yang bertajuk Husnul-Bayan fi Kasyfi Haqaiqil-Murdan halaman 5:

"Iblis mendatangi kaum Nabi Luth dalam wujud seorang laki-laki tampan[4]. Ia mendatangi seseorang yang memiliki kebun kurma dan merusaknya. Pemilik kebun yang melihat kejadian ini sangat marah dan mengejar iblis tersebut.”

“Namun sayangnya, ia gagal menangkap iblis tersebut sebab ia berlari sangat cepat. Lalu pemilik kebun itu kembali ke kebun kurma dengan rasa marah. Iblis kembali lagi untuk kedua kalinya dengan tujuan yang sama, yaitu merusak kebun.”

“Sang pemilik kebun kembali mengejar iblis namun hasilnya nihil. Kemudian, iblis datang untuk ketiga kalinya dengan niat yang berbeda, yakni untuk membuat perdamaian bersyarat.”

“Apakah kau ingin menghentikanku agar aku tidak merusak kebunmu lagi?” Iblis memberi tawaran.

“Aku akan melakukan apa pun yang kamu mau, asal jangan kau rusak kebun kurmaku,” jawab sang pemilik kebun kurma.

“Kalau begitu, kau harus menikahiku dan berhubungan intim denganku.”

“Setelah percakapan itu, sang pemilik kebun kurma melakukan apa yang diminta iblis. Ketika iblis sukses melakukan perbuatan keji tersebut, ia pindah ke berbagai lokasi di segala penjuru kota Sodom sehingga perbuatan yang tidak senonoh itu menyebar ke seluruh sudut kota.[5]

Allah ﷻ mengutus Nabi Luth untuk memberi peringatan kepada penduduk Sodom agar mereka bertobat dari perbuatan-perbuatan maksiat mereka dan kembali kepada jalan yang benar. Nabi Luth dengan penuh kesabaran dan keberanian menyampaikan risalah Allah kepada mereka, meskipun mereka sering kali mengejek dan menolak keras ajaran-ajaran yang dibawa oleh beliau.

Ketika keingkaran dan kedurhakaan masyarakat Sodom semakin meningkat, Nabi Luth tetap berdoa kepada Allah untuk menolongnya dan juga meminta agar Allah menyelamatkan keluarganya yang beriman.

Namun, kaum Sodom tetap tidak mau menjalankan perintah Nabi Luth. Allah ﷻ kemudian mengirimkan tiga Malaikat (Jibril, Mikail, dan Israfil) ke kota Sodom untuk memerintahkan Nabi Luth agar beliau meninggalkan kota tersebut pada tengah malam bersama kaumnya. NabI Luth berjalan di barisan paling belakang sebagai pelindung kaumnya, sedangkan keluarga dan pengikut beliau yang beriman berjalan di depan beliau.

Ketika matahari terbit, azab yang dahsyat menimpa penduduk Sodom yang jumlahnya 400.000 jiwa[6] termasuk istri Nabi Luth yang bernama Walihah[7] sebagai hukuman atas perbuatan mereka yang sangat jauh dari ajaran-Nya.

Tanah kota Sodom diangkat tinggi-tinggi ke langit oleh Allah ﷻ hingga para malaikat mampu mendengar suara kokok ayam dan gonggongan anjing milik penduduk karena tanah tersebut diangkat sangat tinggi. Setelah diangkat tinggi-tinggi, kota itu pun dibalik hingga bagian atas berada di bawah dan bagian bawah berada di atas, lalu dijatuhkan begitu saja hingga membentur bumi dengan dahsyat[8].

Disadur dari kitab:

Kitab al-Bidayah wa an-Nihayah juz 1, karya Ibnu Katsir

Kitab Tarikhul-Anbiya’ karya Syekh al-Khatib al-Baghdadi

Kitab Husnul-Bayan fi Kasyfi Haqaiqil-Murdan karya Ust. Firdaus Sholeh.

##

[1] pada surah Al-A'raf (07): 80-84, Hud (11): 69-83, Al-Hijr (15): 51-77, Asy-Syu'ara' (26): 160-175, An-Naml (27): 54-58, Al-'Ankabut (29): 28-35, Ash-Shaffat (37): 133-138, Adz-Dzariyat (51): 31-37, dan Al-Qamar (54): 33-40.

[2] Kitab al-Bidayah wa an-Nihayah juz 1, karya Ibnu Katsir

[3] Kitab al-Bidayah wa an-Nihayah juz 1, karya Ibnu Katsir

[4] Kitab Husnul-Bayan halaman 5 karya Ust. Firdaus Sholeh.

[5] Kitab Tarikhul-Anbiya’ karya Syekh al-Khatib al-Baghdadi

[6] Kitab al-Bidayah wa an-Nihayah juz 1, karya Ibnu Katsir

[7] ibid

[8] ibid

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image