Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image virgafirdaus sanjaya

Tiket Neraka Jangan Gila Jabatan

Agama | 2024-07-30 18:56:24

Memiliki jabatan adalah hak segala bangsa. Memenuhi hal yang diperlukan oleh negara ialah kewajiban yang harus terlaksana. Namun, ketika jabatan itu telah didapatkan, apakah Anda akan memenuhi janji yang Anda ucapkan sebelum adanya kata lantik dilontarkan? Atau hanya omong kosong dan melahirkan kata bohong?

Cinta jabatan merupakan keindahan dalam kebusukan tersembunyi, begitulah sekelumit kata-kata milik Imam Jalaluddin Ar-rumi dalam Kitab al-Matsnawi al-Maknawi. Dijelaskan dalam kitab az-Zahir, cinta jabatan adakalanya terpuji dan tercela. Jika itu membuatmu mengingat Allah SWT, maka laksanakanlah dan gengamlah, tetapi jika menjadikanmu menaruh rasa kepada dunia, maka tinggalkanlah karena dunia adalah sesuatu yang fana.

Dikisahkan dalam Kitab Tanbihul-Ghafilin karya Abu Laits as-Samarqandi, ada dua orang sahabat yang lama tak pernah bertatap muka. Satu menjadi seorang raja nan kaya raya, sementara satunya menjadi orang yang biasa saja, tetapi seorang wali. Dalam pertemuan tersebut, sang wali tidak merasa kaget dan tidak memperlakukan temannya dengan spesial.

“Mengapa kamu menyepelekan saya? Padahal saya adalah seorang raja,” tanya sang raja kepada sahabatnya.

“Kalau kamu berada di padang pasir dalam keadaan dahaga, dan ada seteguk gelas yang berisi air, tetapi kamu harus membayarnya dengan harga merelakan takhta serta semua isi kerajaanmu demi segelas air itu. Kamu pilih mana? Minuman atau tetap menjadi raja?” tanya balik sang wali kepada raja.

Raja pun terkesima dan menjawab bahwa dirinya akan memilih minum. Raja tersebut mengatakan bahwa dirinya tetap bisa hidup walaupun tidak jadi raja. Sebaliknya dirinya akan mati jika tidak minum walaupun ia menjadi raja.

“Bagaimana kamu bangga dengan satu kerajaan yang sama nilainya dengan segelas air?” tanya wali.

Sang raja pun tertegun, dan tertunduk malu mendengar jawaban temannya itu.

Kisah yang tertera, mengartikan bahwa jabatan itu tidak ada gunanya di mata Sang Maha Kuasa. Bahkan diterangkan dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam al-Ghazali tentang percakapan Shahabat Saad bin Abi Waqqash dengan putranya.

Putra: Ayah, mengapa kita tidak pernah pergi menemui raja?

Saad bin Abi Waqqash: Apakah kamu ingin aku akan menemui sebuah bangkai yang dikerumuni banyak orang.

Putra: Jika kita tidak pergi ke sana, kita akan mati dalam keadaan kurus.

Saad bin Abi Waqqash: Lebih baik kita kurus tetapi beriman, daripada gemuk tetapi fasiq.

Cerita tersebut mengajak kita agar menjauhi jabatan, karena menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah. Seperti pesan Rasulullah ﷺ kepada Shahabat Abu Dzar al-Ghifari setelah mendapatkan jabatan di kotanya.

“Sesungguhnya engkau adalah orang yang lemah, dan sesungguhnya jabatan itu amanah. Sesungguhnya jabatan akan menjadi kehinaan dan penyesalan bagi orang yang menerimanya, kecuali dirinya mengambilnya dengan cara yang benar dan menunaikan amanah jabatan tersebut juga dengan benar.”

Namun, bila jabatan itu digunakan secara semena-mena, bersiaplah rasa munafiq akan tumbuh dalam jiwa, seperti yang dijelaskan dalam kitab az-Zahir. Sementara di kitab Ihya’ Ulumuddin dipertegas, “Seseorang yang memiliki pangkat sebagai penguasa, maka tak perlu diragukan lagi isi hatinya telah berisikan sifat munafik, sedangkan munafik sendiri merupakan perlawanan dari iman. Jadi, masihkah Anda mencintai jabatan? Atau Anda sudah rela dengan neraka, atas sifat munafik yang membabi buta di jiwa Anda? Salam.

REFERENSI;

IHYA ULUMUDDIN

AZ-ZAHIR

TANBIHUL GHAFILIN

TASHFIYATUL QULUB

AL-MATSNAWI AL-MAKNAWI

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image