Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rayhan Ahmad

Siapa Penyebar Paganisme Pertama di Mekah?

Sejarah | 2024-07-29 09:48:04

Kakbah, yang dibangun oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, terletak di Jazirah Arab, tepatnya di Kota Mekah. Kakbah merupakan kiblat bagi umat Islam di seluruh dunia, yang setiap tahunnya didatangi oleh jutaan Muslim dari berbagai belahan dunia untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah.

Sebelum Islam, mayoritas bangsa Arab mengikuti agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim, yang inti ajarannya adalah menyembah Allah dan mengesakan-Nya. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mulai melupakan dan tidak peduli terhadap agama yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim. Hanya sedikit orang yang masih memegang teguh agama Nabi Ibrahim.

Kronologi

Pada masa fatrah antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad ﷺ, ada seseorang bernama Amr bin Luhay. Dia melakukan perjalanan dari Mekah ke Syam untuk urusan perdagangan. Saat sampai di Ma'arib, sebuah daerah di Balqa', ia menemukan penduduk setempat yang disebut Al-Amaliq, keturunan dari Imlaq (atau Amliq) bin Lawudz bin Sam bin Nuh, sedang menyembah berhala.

Amr bin Luhay bertanya kepada mereka, "Apa yang kalian sembah?"

Mereka menjawab, "Kami menyembah berhala-berhala ini."

Amr bin Luhay melanjutkan pertanyaannya, "Untuk apa kalian menyembah berhala itu?"

Mereka menjawab, "Kami menyembah berhala-berhala ini untuk meminta hujan darinya dan mereka memberikan kami hujan. Kami juga meminta pertolongan darinya dan mereka memberikan kami pertolongan."

Mendengar hal itu, Amr bin Luhay mengusulkan kepada mereka, "Apakah kalian bersedia memberikan satu berhala kepadaku agar aku bisa membawanya ke Mekah dan orang-orang di sana bisa menyembahnya?"

Mereka memberikan satu berhala yang disebut Hubal kepada Amr bin Luhay. Amr bin Luhay menyimpulkan bahwa penyembahan berhala itu benar dan bukan hal yang salah karena Syam adalah tempat para Rasul dan turunnya kitab-kitab Allah. Bila orang Syam saja menyembah berhala, maka berhala pasti patut disembah.

Setelah itu, Amr bin Luhay kembali ke Mekah dengan membawa berhala Hubal. Dia memasangnya di sana dan memerintahkan penduduk untuk menyembah dan mendewakannya. Karena Amr bin Luhay terkenal sebagai orang yang baik dan suka bersedekah, serta sangat semangat dalam urusan agama, sehingga banyak penduduk Mekah yang menyukainya. Bahkan beberapa di antara mereka mengganggap Amr bin Luhay sebagai ulama besar sekaligus waliyullah.

Ibnu Hisyam, dalam kitab beliau yang bertajuk Sirah Nabawiyah, mengisahkan bahwa 'Amr bin Luhay mempunyai pembantu seorang jin. Jin ini memberitahunya bahwa berhala-berhala kaum Nuh yaitu Wadd, Suwaa, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr terpendam di Jeddah.

Dia pun datang kesana dan mengangkat semua berhala itu, lalu membawanya ke Tihamah. Setelah tiba musim haji, dia menyerahkan berhala-berhala itu kepada berbagai kabilah. Akhirnya berhala-berhala itu kembali ke tempat asalnya masing-masing, sehingga di setiap kabilah dan di setiap rumah hampir pasti ada berhalanya.

Penduduk Mekah juga memenuhi Kakbah dengan berbagai macam berhala dan patung. Ketika Rasulullah ﷺ menaklukkan kota Mekah pada tahun ke-8 Hijriah, terdapat 360 berhala di sekitar Kabah.

Kejadian yang diprakarsai oleh Amr bin Luhay ini menandai awal munculnya praktik paganisme atau penyembahan berhala di Mekah, yang kelak akan tersebar luas di kalangan suku-suku Arab pada masa pra-Islam. Hal ini juga dibuktikan oleh sabda Nabi ﷺ dalam kitab Shahih Bukhari:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْتُ عَمْرَو بْنَ عَامِرِ بْنِ لُحَيٍّ الْخُزَاعِيَّ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ وَكَانَ أَوَّلَ مَنْ سَيَّبَ السَّوَائِبَ

Artinya, “Nabi ﷺ bersabda, ‘Aku melihat 'Amru bin Luhay Al-Khuza'iy menarik punggungnya ke neraka dan dia adalah orang pertama yang mempersembahkan As-Sawa'ib (saibah),’" (Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥul Bukharī, [Kairo, Dāru Thauqin Najah: 1422 H) juz IV, halaman 184).

Disebutkan juga oleh imam Ibnu Hajar Al-Asyqalani dalam kitab Fathul-Bari.

أول من غير دين إبراهيم عمرو بن لحي بن قمعة ابن خندف أبو خزاعة

Artinya, “Orang yang pertama kali mengubah agama Nabi Ibrahim adalah Amr bin Luhay bin Qam’ah bin Handaf Abu Huzaah,” (Ibnu Hajar Al-Asyqalani, Fatḥul-Bārī Syarḥ Saḥīḥil-Bukhari, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], juz VI, halaman 547).

Rahikhul Makhtum

Sirah Nabawiyyah Ibnu Hisyam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image