Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Izzuddin Adli Adnani

KISAH MBAH MALIK PURWOKERTO GURU HABIB LUTHFI BIN YAHYA TIDUR SELAMA 3 TAHUN

Sejarah | Friday, 21 Jan 2022, 13:52 WIB

Syekh al-‘Arif Billah Abdul Malik bin Ilyas Purwokerto (Mbah Malik), adalah orang yang sangat alim dan hafidz (hafal al-Quran). Dulu pernah terjadi, sebelum shalat Dzuhur beliau terbiasa melakukan shalat sunnah Qabliyah, dan setelahnya dilanjutkan membaca shalawat bersama jamaahnya dari jam 12 siang sampai jam 13:30 WIB.

“Shallallahu ‘ala Muhammad...” tepat pukul 13:30, iqamat pun berkumandang tanpa komando karena sudah menjadi adat kebiasaannya. Meski sudah dikomati, Mbah Malik masih tetap duduk terdiam, tidak bangun dan hanya tasbihnya saja yang masih jalan.

Ditunggu lama Mbah Malik tak kunjung bangun hingga waktu Dzuhur hampir habis. Akhirnya shalat pun terpaksa dikerjakan berjamaah dipimpin Kiai Isa, adik ipar Mbah Malik. Sampai malam hari Mbah Malik belum juga bangun, padahal kondisinya normal tidak ada gejala apapun yang mencurigakan.

Sampai 3 hari, seminggu, sebulan, hingga bertahun-tahun lamanya tidak ada yang berani membangungkan. Tidak ada perubahan sedikit pun yang mencurigakan kecuali setiap hari wajah Mbah Malik semakin yatala'la (mencorong bersinar) nurnya. Setelah tiga tahun berlalu, Mbah Malik tiba-tiba bangun persis pada jam 13:30 WIB.

“Qamat... qamat...” pinta beliau.

Lalu semuanya berdiri untuk shalat berjamaah dan Mbah Malik sebagai imamnya. Herannya, shalat beliau berlangsung dengan normal seperti biasanya, tanpa lemah ataupun limbung, padahal “la yasyrab wala ya’kul” (tidak makan dan tidak minum) selama tiga tahun. Itulah maqam fana’ yang pernah dialami Mbah Malik. Selesai shalat, Mbah Malik bertanya, “Lha si anu mana? Si itu ke mana?” “Mereka sudah meninggal, Kiai,” jawab para santri.

“Lha tadi masih bareng shalawatan kok,” ucap Mbah Malik kaget sebelum mengetahui sudah tiga tahun dirinya baru terbangun dari duduk dzikir.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image