Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zahra Aura Labibah

Studi tentang Resiliensi: Bagaimana Mengatasi Stres dan Trauma

Edukasi | 2024-07-27 09:13:36
picture by pinterest

Resiliensi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan stabilitas psikologis dalam menghadapi stres (Keye & Pidgeon, 2013) tetapi resiliensi dapat sulit terjadi jika ada seseorang yang menunjukkan sikap yang kurang mengenakan dan kurang mendapatkan dukungan. Resiliensi juga berperan penting dalam mengatasi stress dan trauma yaitu membantu mengembangkan pola pikir, individu yang mengalami stres dan trauma kerap kali lebih berfokus terhadap hal-hal negatif yang membuat mereka teringat dengan pengalaman menyakitkan, dengan adanya resiliensi ini dapat membantu dalam mengembangkan pola pikir yang positif. Nah kesehatan fisik juga merupakan komponen penting dari resiliensi. Merawat tubuh melalui olahraga teratur, makan sehat, dan tidur yang cukup dapat membantu membangun kekuatan fisik dan mental yang dibutuhkan untuk mengatasi stres dan trauma.

Lalu terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi resiliensi yakni yang pertama, ada faktor resiko yang mencangkup hal-hal yang dapat menyebabkan dampak buruk atau menyebabkan individu beresiko untuk mengalami gangguan perkembangan atau gangguan psikologis, yang kedua, ada faktor individu yang dimana bersumber dari dalam diri kita sendiri, yang ketiga, ada faktor keluarga dimana hubungan yang dekat dengan orangtua yang mempunyai kepedulian dan perhatian, pola asuh yang hangat, sosial ekonomi yang berkecukupan, dan memiliki hubungan yang harmonis, lalu yang keempat, ada faktor masyarakat sekitar yang memberikan pengaruh terhadap resiliensi pada individu, yaitu mendapat perhatian dari lingkungan sekitar dan aktif dalam organisasi kemasyarakatan di lingkungan tempat tinggal.

Setelah mengetahui pengertian dan faktor-faktor resiliensi, ada beberapa cara untuk meningkatkan resiliensi dalam mengatasi stres dan trauma yaitu:

1. Membangun Dukungan Sosial: Membangun dukungan sosial yang dimana diharuskan untuk mencari dukungan dari keluarga, atau teman yang dapat memberikan dukungan emosional dan praktis saat kamu mengalami stres dan trauma. Terlibat dalam aktivitas sosial dan menjalinhubungan yang sehat dapat membantu meningkatkan resiliensi.

2. Mengembangkan Keterampilan Mengatasi Masalah: Pelajari strategi yang efektif untuk mengatasi masalah, seperti kemampuan berpikir positif, mengendalikan emosi, dan mengambil langkah-langkah tindakan yang konstruktif. Peningkatan keterampilan ini dapat membantu kamu menghadapi stres dan trauma dengan lebih baik.

3. Membangun Kepercayaan Diri: Fokus pada pengembangan kepercayaan diri dengan mengakui dan menghargai kekuatan dan kemampuanmu sendiri. Juga, jangan takut untuk mengambil risiko dan belajar dari kegagalan. Semakin besar kepercayaan dirimu, semakin besar pula resiliensimu.

4. Mengasah Kemampuan Adaptasi: Latih dirimu untuk menjadi lebih fleksibel dan menerima perubahan. Terkadang, situasi memang sulit dan tidak dapat dihindari, tetapi dengan kemampuan adaptasi yang baik, kamu dapat menyesuaikan diri dan mengatasi stres dan trauma dengan lebih baik.

5. Mengelola Stres Secara Efektif: Pelajari teknik-teknik manajemen stres yang dapat membantu kamu mengurangi dan mengatasi stres, seperti meditasi, olahraga, atau kegiatan yang menyenangkan. Menjaga keseimbangan hidup dan mengelola stres dengan baik dapat meningkatkan resiliensi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa resiliensi adalah sifat yang kuat yang dapat membantu seseorang mengatasi stres dan trauma dengan cara yang positif dan adaptif, selain itu juga memberikan masa depan yang lebih cerah. Studi tentang resiliensi juga memberikan wawasan yang berharga, dengan membangun dukungan sosial, mengembangkan keterampilan mengatasi masalah, membangun kepercayaan diri, mengasah kemampuan adaptasi, dan mengelola stress, kita dapat menjadi lebih tangguh dan mampu menghadapi tantangan dengan lebih baik.

Referensi

Dewi, R. K. (2023, August 10). Resiliensi: Definisi, Ciri-ciri, dan Faktor yang Memengaruhi .Kompas.Com.https://www.kompas.com/skola/read/2023/08/10/203000769/resiliensi--definisi-ciri-ciri-dan-faktor-yang-memengaruhi

Kamu Perlu Tahu Kekuatan Resiliensi dalam Mengatasi Trauma Counseling and Psychotherapy Book a Session with Soma Circle and Get the Qualified Help You Are Looking For. Soma Circle. (n.d.).

Keye, M. D., & Pidgeon, A. M. (2013). Investigation of the Relationship between Resilience, Mindfulness, and Academic Self-Efficacy. Open Journal of Social Sciences, 01(06), 1–4. https://doi.org/10.4236/jss.2013.16001

Pachur, T., Hertwig, R., Gigerenzer, G., & Brandstätter, E. (2013). Testing process predictions of models of risky choice: a quantitative model comparison approach. Frontiers in Psychology,4. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2013.00646

Wulandari, A. P. J. (n.d.). Mengenal Resiliensi dalam Ilmu Psikologi. Psychology.Binus.Ac.Id. Retrieved December 4, 2023, from https://psychology.binus.ac.id/2020/03/31/mengenal-resiliensi-dalam-ilmu-psikologi/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image