Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Elfa Miftahuljannah

Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Beralih System Transaksi Dari Cash Menjadi Cashless

Teknologi | 2024-07-24 08:33:12

Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan islami yang kini tak sedikit orang meyakini bahwa tempat ini adalah tempat terbaik untuk menciptakan generasi bangsa yang unggul dalam bidang agama dan dunia. Keyakinan itu tumbuh dari pengkajian kitab yang baik di Pesantren dan di dampingi dengan pembelajaran ilmu umum yang tak kalah unggul.

Semua lembaga pendidikan jelas tidak lepas dengan kata uang, baik untuk transaksi pembayaran atau yang lainnya. Berbicara tentang uang pastinya semua manusia didunia ini pernah memegang dan memilikinya. Di zaman sebelumnya uang harus berwujud kertas atau logam untuk bertransaksi, namun berbeda dengan zaman sekarang, yang mana uang tidak harus berwujud keduanya, karena yang diperlukan pada uang adalah jumlah nominalnya. Hal ini menjadikan adanya perubahan kebiasaan masyarakat pada proses transaksi dari tunai menjadi non tunai atau dalam bentuk digital. Perubahan ini dinamakan cahless society atau dalam bahasa Indonesia berarti masyarakat tanpa uang tunai.

Tak hanya orang pemegang handpone yang ikut serta dalam penggunaan system chasless, namun sosok santri yang dilarang memegang Handpone dalam pesantren pun ikut serta bergabung pada system ini, salah satunya adalah Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi. Pesantren ini adalah pesantren salaf semi modern. Dimana salaf di lihat dari pengkajian kitab kuning yang tetap menjadi kajian sehari-hari, dan modern dilihat dari adanya pendidikan umum mulai dari sekolah Paud sampai Perguruan Tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara bersama ketua Pesantren Darussalam Blokagung bagian Putri Utara, ada beberapa alasan yang menjadi latar belakang Pesantren beralih system transaksi dari cash menjadi cashless, yakni di antaranya:

1. Kemudahan dan kecepatan transaksi

2. Keamanan dan perlindungan

3. Pemantauan pengeluaran yang lebih baik

4. Mendorong inovasi teknologi dan pendidikan

5. Pembelajaran disiplin keuangan

6. Tidak perlu kembalian

Dengan chasless wali santri bisa memantau pengeluaran santri sehari-hari, karena system ini bisa mengontrol semua pengeluaran dan setiap transaksi apapun akan tercatat dengan benar didalamnya. Caranya cukup mudah, dimana wali santri hanya perlu mendownload aplikasi “SI Santri” kemudian memasukkan nomor NIS (Nomor Induk Santri) yang berjumlah 6 digit angka dan sebuah pin atau password didalamnya. Di dalam aplikasi “SI Santri”, wali santri dapat melihat atau mengecek mulai dari saldo santri, prestasi, absensi, pelanggaran, dan lainnya.

System cashless sangat mudah digunakan, dimana santri hanya perlu mengetik NIS dan Pin. Untuk pengisian saldo bagi santri bisa dilakukan ditempat yang sudah disediakan oleh Pesantren. Ada beberapa ikon transaksi yang terdapat didalam chasless santri, yakni diantaranya: pembayaran SPP, laundry, pembelian mamiri/mamirat, ATK, dan lain-lain. Untuk pembelian mamiri/mamirat para santri dibatasi maksimal hanya 20.000.00. Sebab di Pesantren sudah menyediakan kost makan untuk sarapan pagi dan makan sore. Selain itu juga agar santri belajar memanajemen pengeluaran sehari-hari dengan baik.

Jika ada sebuah kelebihan maka tidak akan lepas dari sebuah kekurangan. System cashless juga memiliki kekurangan yang perlu di ketahui, yakni diantaranya:

1. Lebih boros

Hal ini karena pengguna tidak merasa mengeluarkan uang. Berbeda dengan penggunaan uang tunai, dimana saat pengguna mengeluarkan banyak uang tunai hal itu akan terasa karena berkurangnya jumlah uang pada genggaman pengguna.

2. Rentan cyber crime

Meskipun system keamanan dan perlindungan juga menjadi salah satu kelebihan cashless, namun hal ini tidak sepenuhnya menghindarkan pengguna dari ancaman kejahatan. Karena pada system pembayaran yang berupa elektronik sangatlah rentan terhadap aksi kejahatan cyber crime. Hal ini bisa diatasi dengan mengganti pin cashless secara berkala agar tidak mudah jatuh pada pihak lain.

3. Memerlukan pemahaman teknologi

Pemahaman teknologi sangat dibutuhkan pada system cashless, dimana tidak semua orang paham dengan penggunaan alat elektronik. Orang yang tidak paham dengan alat elektronik akan merasa kesulitan mempelajari system pada cashless meskipun sebenarnya tidak serumit yang dipikirkan. Seperti wali santri yang tak semuanya paham akan elektronik, sehingga petugas Pesantren harus menjelaskan secara detail terkait system ini.

Setelah membandingkan antara kelebihan dan kekurangan system cashless, Pengasuh, Kyai, para Kabid di Pesantren Darussalam Blokagung sepakat untuk merubah system transaksi, mengingat kelebihan penggunaan cashless lebih banyak dari pada kekurangannya. Penerapan system ini sejak bulan Januari 2024, dan di perketat di bulan Juli 2024.Kemudian setelah system chasless diterapkan, Pesantren ini sudah tidak lagi menerima uang tunai untuk bertransaksi, dan melakukan sidak atau razia uang tunai pada santri. Jika ditemukan uang tunai pada santri maka petugas akan mengambil dan memasukkan pada saldo santri tersebut. Hal ini dilakukan agar system cashless yang diterapkan Pesantren bisa berjalan sempurna dan sesuai harapan.

NAMA: ELFA MIFTAHUL JANNAH

KAMPUS: UNIVERSITAS KH. MUKHTAR SYAFA’AT

FAKULTAS: EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI: EKONOMI SYARIAH

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image