Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jeliyani Eka Fadilla

Dampak Emosi Positif Karena Kurang Tidur

Edukasi | 2024-07-23 14:01:46

Langkah-langkah Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Mental dan Kualitas Hidup

Anggota Kelompok: Alfara Nafisha Caniana Sarlata, Jeliyani Eka Fadilla, Nisa Nabila

Dosen Pengampu: Puti Febrina Niko, M. Psi, Psikolog

sumber gambar: depositphotos
sumber gambar: depositphotos

Emosi adalah perasaan yang muncul ketika seseorang mengalami situasi atau keberadaan berpartisipasi dalam komunikasi penting.(CamposinSanrock,2012)

Emosi positif dapat didefinisikan sebagai pengalaman emosional yang dapat meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan seseorang. Emosi positif dapat muncul dalam berbagai konteks, termasuk hubungan sosial yang baik, pencapaian pribadi, dan pengalaman yang menyenangkan. Emosi positif adalah kecenderungan perilaku yang membuat orang merasa nyaman dan berfungsi untuk membantu individu mencapai dan menerapkan strategi coping sebagai paya pemecahan masalah. Dalam penelitian ini emosi positif menekan kan dimensi emosi yang terdiri dari kegembiraan, kepuasan, cinta, dan percaya diri.(Vandraetal.,n.d.)

Emosi positif disebut juga efek positif, membangkitkan emosi yang menyenangkan dan menenangkan. Contoh emosi positif termasuk ketenangan, relaklasi, kebahagian, hiburan, kehangatan emosional dan kegembiraan. Mengalami emosi positif ini berhubungan dengan keadaan psikologis yang positif. Emosi positif seperti kegembiraan dan ketenangan, membantu dalam menghadapi stress dan ketidak pastian.(Wati Anzani & Khairul Insan, Universitas Muhammadiyah Tangerang,2020)

Kurang tidur tidak hanya membuat seseorang merasalelah dan pening, tetapi juga dapat berdampak luas pada kesehatan mental, seperti mengurangi sikap positif dan meningkatkan risiko gejala kecemasan, demikian menurutstudi dalam jurnal American Psychological Association.Dalam studi itu, para peneliti seperti disiarkan Medical Daily, Jumat (22/12) waktu setempat mempelajari data dari 154 penelitian selama 50 tahun, dengan total 5.715 partisipan.Para peserta ini mengalami gangguan tidur selama satu malamatau lebih. Tim peneliti lalu mempelajari tiga bentuk kurangtidur yakni terjaga dalam waktu lama, durasi tidur yang lebihpendek dari biasanya, dan terjaga secara berkala sepanjangmalam.

Analisis menunjukkan bahwa ketiga jenis kurang tidur dikaitkan dengan lebih sedikit emosi positif, seperti kegembiraan, kebahagiaan dan kepuasan, serta peningkatan gejala kecemasan seperti detak jantung yang cepat dan kekhawatiran.

“Hal ini terjadi bahkan setelah kurang tidur dalam waktu singkat, seperti begadang satu atau dua jam lebih lambat dari biasanya atau setelah kurang tidur beberapa jam saja," kata penulis studi dari Montana State University, Cara Palmer. Namun, gejala depresi dan emosi negatif seperti sedih, khawatir, dan stres yang diamati lebih sedikit dan kurang konsisten.

Keterbatasan penelitian ini adalah kurangnya keragaman usia karena mayoritas peserta adalah dewasa muda. Menurut Palmer, implikasi penelitian ini terhadap kesehatan individu dan masyarakat sangat besar di tengah masyarakat yang sebagian besar kurang tidur seperti petugas pertolongan pertama, pilot dan pengemudi truk.

Kurang tidur tak cuma membuat Anda mengantuk, tapikurang tidur juga bakal mengganggu kesehatan mental dan fisik Anda sehari-hari.

Hal ini diungkapkan dalam studi baru, bahwa kurang tidur selama beberapa hari berturut-turut dapat meningkatkan dampak negatif ini.

Studi dilakukan dengan meneliti buku harian para responden selama delapan hari berturut-turut dari 1.958 orang dewasa yang mengikuti Midlife in the United States Survey (MIDUS) yang antara 2004 dan 2006. Analisis menemukan bahwa kurang tidur bahkan untuk satu malam mengakibatkan peningkatan kesejahteraan negatif dan penurunan kesejahteraan positif, baik secara fisik maupun mental. Selain itu, dengan beberapa malam berturut-turut kurang tidur, terutama setelah tiga malam, efek negatifnya makin kuat.

“Ketika kurang tidur terjadi hampir setiap hari, yang berartikronis, saat itulah tubuh dan pikiran kita tidak bisa mentolerirlagi," kata Soomi Lee, penulis utama studi tersebut, yang diterbitkan Senin di Annals of Behavioral Medicine.

"Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur berturut-turut menghasilkan pemulihan yang tidak lengkap dan penumpukan stres sehingga menurunkan kesejahteraan kita sehari-hari." Ketika jumlah hari berturut-turut kurang tidur meningkat, tingkat keparahan dampak fisik yang merugikan - termasuk nyeri tubuh, masalah pencernaan dan gejala pernapasan, seperti sakit tenggorokan dan pilek - juga meningkat, menurut penelitian.

Lee mengatakan peserta merasakan efek fisik terburuk setelah enam hari berturut-turut kurang tidur.

"Kurang tidur berturut-turut dikaitkan dengan penurunan emosi positif, peningkatan emosi negatif, dan frekuensi keparahan gejala fisik yang lebih besar," katanya.

Lee, asisten profesor di University of South Florida's School of Aging Studies and director of the Sleep, Stress and Health (STEALTH) Lab mengungkapkan bahwa orang dewasa harustidur setidaknya tujuh jam per malam. Namun kenyataannya, menurut CDC, 1 dari 3 orang dewasa ternyata tak punya cukup waktu tidur.

Efek negatif dari kurang tidur telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi dari berbagai kondisi seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, obesitas dan, dalam penelitian terbaru lainnya, demensia.

"Tidur adalah salah satu pilar kesehatan yang baik, dan memperhatikan tidur seseorang, memberi diri Anda cukup kesempatan untuk tidur, menyadari bahwa jika Anda kurang tidur, Anda akan merasa buruk, " kata Bhanu Kolla, profesor psikiatri dan psikologi di Mayo Clinic, yang tak terlibat dalam penelitian. Solusi yang dapat dilakukan agar tidur kita cukup dan tidak mengurangi emosi positif kita:

• Menjaga rutinitas tidur. Menjaga kebiasaan tidur yang konsisten dapat membuat perbedaan besar dalam kualitas dan durasi tidur kamu.

• Memberikan waktu yang cukup untuk tidur. Mengatur jadwal tidur yang memungkinkan kamu mendapatkan jumlah tidur yang cukup dan sesuai kebutuhan dan usia kamu.

• Meminimalkan paparan cahaya terang atau perangkat elektronik sebelum tidur. Khususnya untuk cahaya biru memiliki efek yang kuat dalam merangsang otak dan memberi sinyal kepada tubuh bahwa masih siang hari. Hal ini membuat tubuh sulit untuk bersiap tidur, bahkan jika sudah waktunya untuk beristirahat.

• Menghindari konsumsi alkohol atau makanan berat sebelum tidur. Sebagai alternatif, jika kamu merasa lapar sebelum tidur, disarankan untuk memilih camilan ringan yang lebih mudah dicerna. Camilan seperti buah-buahan, yogurt rendah lemak, atau segenggam kacang-kacangan.

• Melakukan aktivitas fisik secara teratur. Berolahraga secara teratur, bahkan dengan aktivitas ringan seperti berjalan dll.

• Kelola stres. Praktikkan teknik pengelolaan stress seperti yoga, meditasi, atau latihan pernapasan untuk menenangkan pikiran.

• Batasi tidur siang. Jika perlu tidur siang, Batasi hingga 20-30 menit.

Daftar pustaka

albab, u. (2023). pengenalan emosi positif dan emosi negatif pada anak usia dini. jurnal ilmiah multidisiplin.

indonesia, c. (2021, juli 12). kebiasaan kurang tidur, walau sehari ganggu kesehatan mental. Retrieved from cnn indonesia: https://search.app/ZFsXF5T4GR6inu7y9

makarim, f. r. (2024, mei 08). ini ciri-ciri kurang tidur dan cara tepat mengatasinya. Retrieved from halodoc: https://search.app/dp8t5xPWcghgaHU5A

putri, m. d. (2023, desember 31). kurang tidur bisa kurangi emosi positif tapi tingkatkan risiko cemas. Retrieved from antara: https://search.app/?link=https%3A%2F%2Fm%2Eantaranews%2Ecom%2Famp%2Fberita%2F3894114%2Fkurang%2Dtidur%2Dbisa%2Dkurangi%2Demosi%2Dpositif%2Dtapi%2Dtingkatkan%2Drisiko%2Dcemas&utm_source=igadl%2Cigatpdl%2Csh%2Fx%2Fgs%2Fm2%2F5

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image