Hakikat Pendidikan di Bangku Sekolah Dasar yang Dipenuhi oleh Lingkungan Sekitar
Pendidikan dan Literasi | 2024-07-09 22:00:15Penulis :
Zakiyatul Masruroh (Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Sultan Agung)
Dr. Aida Azizah, S.Pd., M.Pd. (Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Sultan Agung)
Dalam kehidupan, manusia membutuhkan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Manusia sebagai subjek dan objek pada pendidikan itu sendiri, sehingga antara manusia dan pendidikan saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara sadar untuk merubah kehidupan menjadi lebih baik. Pendidikan bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan pembentukan karakter seseorang.
Menurut Ki Hajar Dewantara yang dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, pendidikan merupakan cara untuk meningkatkan sikap budi pekerti yang mampu menguatkan karakter pada anak sehingga mereka memiliki pola pikir yang baik. Hal tersebut bertujuan agar anak- anak dapat menjadi masyarakat yang baik sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya. Setiap orang memiliki tingkat kesuksesannya sendiri, sehingga mencapai kesuksesan itu dibutuhkan ilmu, baik itu ilmu pengetahuan dan ilmu agama. Ilmu bisa didapatkan melalui berbagai pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal.
Mengapa harus sekolah? Tentu saja tujuannya untuk mendapatkan ilmu, sehingga dengan ilmu yang diperoleh bisa digunakan dalam dunia kerja atau masa depan. Sekolah juga menjadi tempat untuk membentuk kepribadian peserta didik menjadi lebih baik. Namun sekolah juga tidak menjamin peserta didik bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter yang baik jika tidak ada niat dan upaya untuk merubah hal tersebut sesuai dengan makna pendidikan.
Pada kosep pendidikan akan berjalan secara terus menerus dan berlangsung seumur hidup selama masih ada pengaruh dari lingkungan. Artinya pendidikan tidak berhenti setelah seseorang menyelesaikan pendidikan formalnya saja, karena dalam lingkungan masyarakat akan terus berlangsung proses pendidikan seperti sikap perduli lingkungan, organisasi kemasyarakatan, mematuhi norma-norma yang berlaku dan lain sebagainya.
Apakah pendidikan itu penting? Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup sebuah bangsa. Dengan adanya pendidikan akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Pada pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Pemerintah Negara Indonesia harus melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mecerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanaan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan” Dalam hal ini pemerintah memegang peranan penting sebagai garda terdepan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan layanan pendidikan dan sistem pendidikan Nasional yang merata bagi anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa.
Bukan hanya peran pemerintah akan tetapi kerja sama antara pihak sekolah, guru, orang tua dan masyarakat juga dibutuhkan dalam kelangsungan proses pendidikan. Hal terpenting yang harus orang tua sadari sebelum menyekolahkan anaknya yaitu, mengetahui makna dari pendidikan itu sendiri bahwa sekolah adalah tempat mendidik akhlak, budi pekerti, sopan santun dan bukan hanya tempat mencari ilmu pengetahuan saja. Akan tetapi yang terjadi saat ini banyak orang tua yang lebih khawatir jika nilai rapot anaknya jelek daripada akhlak yang tidak baik.
Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas di masa mendatang. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik dari segala aspek dalam kehidupannya. Apalagi bagi peserta didik yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Salah satu bentuk pengaruh pendidikan bagi peserta didik di SD Negeri Mojosari Kabupaten Temanggung yaitu rata-rata mereka memiliki kemampuan seni tari yang sangat luar biasa. Bahkan ketika di sekolah ada ekstrakulikuler tari mereka sangat antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut. Setelah ditelusuri kemampuan tersebut dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat setempat yang masih sangat kental dengan budaya tari kuda lumping.
Persoalan di atas merupakan salah satu bentuk dari penerapan hakikat karena terdapat upaya dari pesserta didik untuk meningkatkan kemampuan yang ada dalam dirinya tanpa adanya paksaan dari orang lain. Hal itu sesuai dengan hakikat pendidikan menurut Kampus Internasional Pendidikan (Internasional Dictionary of Education) bahwa Pendidikan setidaknya memiliki tiga ciri utama salah satunya yaitu proses mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana ia hidup. Jadi hasil dari pendidikan bukan hanya pengetahuan akademik saja.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan memiliki tingkat pengaruh yang dinamis, yang akan berubah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan manusia itu sendiri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.