Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Durota Nurul Aini

Berbagai Komponen Pendidikan dalam Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan

Pendidikan dan Literasi | Tuesday, 09 Jul 2024, 04:44 WIB

Penulis : Durota Nurul Aini, Aida Azizah

Suatu negara, tentunya memiliki sistem pendidikannya sendiri. Pendidikan merupakan usaha yang etis dalam mengembangkan bakat seseorang, dengan tujuan setiap orang dapat memiliki martabat kehidupan yang lebih tinggi dari ilmu yang telah didapatkan (Fadia & Fitri dalam Fadilla, 2023:01). Selain sebagai sebuah usaha pengembangan bakat, pendidikan juga dapat diibaratkan sebagai sebuah tempat yang memuat berbagai potensi yang dimiliki seseorang baik fisik atau mental untuk memberikan hasil nyata dan berguna di kehidupan menurut Khasanah & Herina dalam (Fadilla 2023: 01). Jadi, pendidikan yakni sebuah usaha ataupun kegiatan untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh seseorang sehingga dapat memberikan perubahan dan berguna pada kehidupan.

Dalam proses pelaksanaan pendidikan, tentunya terdapat hal-hal yang membantu terwujudnya pendidikan dengan optimal sehingga menghasilkan peserta didik atau generasi penerus yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Hal-hal yang membantu proses pelaksanaan pendidikan disebut juga dengan komponen pendidikan. Komponen pendidikan terdiri dari: tujuan pendidikan, pendidik, orang tua, masyarakat, peserta didik, metode pendidikan, materi pendidikan, lingkungan pendidikan, alat serta fasilitas pendidikan, hasil pendidikan, dan evaluasi pendidikan. Komponen pendidikan berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan sehingga komponen pendidikan saling terkait satu sama lain agar proses pelaksanaan pendidikan lebih efisien serta optimal untuk mencapai tujuan pendidikan.

Terdapat tiga jenis pendidikan, salah satunya yakni pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan aturan atau alur dari pemerintah dan pelaksanaannya dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi dengan kurun waktu tertentu. Satu diantara jenjang dalam pendidikan formal ialah SMK. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan jenjang pendidikan formal yang setara dengan SMA (Sekolah Menengah Atas) namun SMK sendiri lebih difokuskan pada peserta didik yang memiliki keterampilan sesuai dengan jurusan yang diminati, sehingga setelah lulus memungkinkan siswanya untuk langsung bekerja tetapi dapat juga meneruskan ke perguran tinggi. Sebagai salah satu jenjang pendidikan formal, SMK juga memiliki komponen pendidikan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan pada jenjang tersebut.

Terdapat beberapa komponen pendidikan yang membantu proses pelaksanaan pendidikan dalam jenjang sekolah menengah kejuruan yakni sebagai berikut :

a. Tujuan pendidikan

Tujuan dari adanya pendidikan jenjang sekolah menengah kejuruan dilansir dari website kemendikbud yakni untuk membentuk lulusan yang siap memasuki dunia kerja, dipekerjakan, atau sebagai wiraswasta. Dengan demikian, untuk mencapai tujuan pendidikan adanya jenjang SMK diperlukan komponen lain yang saling terikat agar tujuan dari pendidikan dapat tercapai secara optimal dan efisien.

b. Pendidik

Dalam pendidikan, peran pendidik tentunya sangat penting karena tanpa adanya pendidik maka peserta didik akan kesulitan untuk melakukan proses pemebelajaran yang tentunya akan menghambat dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendidik di jenjang SMK sedikit berbeda dari SMA, karena SMK disiapkan untuk lebih condong pada kemampuan atau skill. Maka, pendidik yang ada di SMK dibagi menjadi dua yakni mata pelajaran kejuruan dan umum (mtk, bahasa indonesia, sejarah, dan lain-lain).

c. Orang tua

Sebagai komponen pendukung, orang tua berperan cukup besar dalam pendidikan. orang tua sebagai pendidik pertama di lingkungan keluarga tentunya sangat dibutuhkan perannya dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam jenjang SMK, peran orang tua selain sebagai pendorong dan pemberi motivasi bagi anak untuk terus belajar serta berprestasi di sekolah. Selain itu, orang tua juga berperan dalam kolaborasi bersama pendidik atau guru khususnya terkait dengan memonitor kemajuan belajar siswa yang mana dapat berpengaruh dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

d. Masyarakat

Selain orang tua, komponen pendukung lainnya yakni masyarakat. Masyarakat menjadi komponen pendukung yang cukup kompleks karena ilmu atau pengalaman yang didapatkan dalam proses pendidikan akan diterapkan di masyarakat. Pada jenjang SMK keberadaan masyarakat tentunya cukup berpengaruh karena dalam proses pendidikan di SMK terdapat kolaborasi dengan kehidupan sosial bermasyarakat ketika Praktik Kerja Lapangan yang tentunya membutuhkan andil dari masyarakat sebagai komponen pendukung pendidikan di jenjang SMK.

e. Peserta didik

Peserta didik sebagai komponen yang utama tentunya sangat berperan penting dalam proses pelaksanaan pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan. Peserta didik di jenjang SMK tentunya sama seperti peserta didik pada jenjang yang setara yakni SMA. Perbedaan antara peserta didik di SMA dan SMK hanya terletak pada pengarahan atau tujuan dari pendidikan yang dilewati. Untuk SMA, peserta didik akan diorientasikan untuk masuk perguruan tinggi berdasarkan rumpun ilmu yang dipilih ketika SMA. Sementara untuk SMK lebih diorientasikan untuk bekerja atau berwirausaha, namun tidak menutup kemungkinan juga apabila peserta didik di jenjang SMK ingin melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan rumpun ilmu yang dipilih ketika SMK.

f. Metode pendidikan

Suatu proses pendidikan pasti terdapat metode pendidikan yang diterapkan di dalamnya, sehingga tujuan dari suatu pendidikan dapat tercapai dengan optimal dan efisien. Metode pendidikan yang digunakan dalam jenjang SMK yakni metode ceramah, Problem Based Learning, dan Praktik. Ketiga metode pendidikan tersebut cukup efektif sebagai variasi di jenjang SMK khususnya metode praktik, karena SMK memfokuskan lulusannya untuk bekerja maka keterampilan sesuai dengan jurusannya sangat perlu untuk terus diterapkan melalui berbagai praktik.

g. Materi pendidikan

Komponen pendidikan yang masih berkaitan yakni materi pendidikan. Materi pendidikan yang ada di jenjang SMK umumnya sama dengan SMA, hanya saja beberapa mata pelajaran disesuaikan kembali dengan kebutuhan dari peserta didik di SMK untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, berbeda dari SMA, jenjang SMK relatif lebih banyak mata pelajaran yang berhubungan dengan kejuruan atau sesuai dengan jurusan yang diminati, sementara untuk mata pelajaran umum seperti mtk, agama, bahasa indonesia, bahasa inggris, dan sejenisnya hanya diajarkan secara umum serta tidak mendalam. Hal ini dilakukan karena kembali lagi pada fokus SMK yakni keterampilan untuk bekerja maupun berwirausaha.

h. Lingkungan pendidikan

Lingkungan pendidikan dangat dibutuhkan untuk kemajuan belajar peserta didik, lingkungan yang baik juga dapat memotivasi peserta didik untuk lebih menggali potensi dan bakat yang dimilikinya. Dalam pendidikan jenjang SMK, lingkungan pendidikan secara umum masih seperti jenjang SMA yang mana terdapat andil dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiganya menjadi dorongan dalam proses pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

i. Alat serta fasilitas pendidikan

Ketika akan mencapai tujuan pendidikan dibutuhkan juga fasilitas dan alat pendidikan yang memadai. Fasilitas serta alat pendidikan tersebut merupakan segala sesuatu yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran menjadi efisien dan optimal. Dalam jenjang SMK, alat dan fasilitas pendidikan tentunya telah terpenuhi khususnya karena pendidikan jenjang SMK banyak sekali praktik-praktik terkait dengan jurusan yang dipilih.

j. Hasil pendidikan

Adanya hasil pendidikan akan digunakan sebagai bahan evaluasi terkait dengan kekurangan ataupun kelebihan dari proses pendidikan yang telah dilakukan, sehingga dalam mencapai tujuan pendidikan menjadi semakin optimal. Hasil pendidikan dalam jenjang SMK, ditunjukkan dengan bagaimana peserta didik mampu mendapatkan sertifikasi kompetensi sesuai dengan kejuruan masing-masing. Selain itu, hasil pendidikan yang signifikan di jenjang SMK juga dapat ditunjukkan dengan tuntasnya peserta didik dalam mata pelajaran umum selain kejuruan.

k. Evaluasi pendidikan

Evaluasi pendidikan dilakukan setelah adanya hasil pendidikan setelah pelaksanaan pendidikan dilakukan. Melalui hasil pendidikan yang telah tertera, akan dilakukan evaluasi terhadap hasil pendidikan saat itu dengan yang sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa peningkatan atau penurunan kemampuan peserta didik. Pada jenjang SMK, evaluasi pendidikan juga dilakukan demikian. Akan tetapi, terdapat evaluasi tambahan terkait dengan kemampuan atau kompetensi praktik sesuai kejuruan masing-masing. Selain itu, dilakukan juga evaluasi terkait dengan minat peserta didik untuk langsung bekerja atau melanjutkan kuliah. Dengan demikian, sekolah dapat menyimpulkan bagaimana kedepannya sekolah untuk memfasilitasi dan mengarahkan peserta didik di SMK ketika memilih minat dan bakatnya. Sehingga, tujuan pendidikan di jenjang SMK dapat tercapai dengan optimal.

Nah, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen pendidikan di jenjang SMK terdiri dari sebelas komponen yakni tujuan pendidikan, pendidik, orang tua, masyarakat, peserta didik, metode pendidikan, materi pendidikan, lingkungan pendidikan, alat serta fasilitas pendidikan, hasil pendidikan, dan evaluasi pendidikan. Komponen-komponen tersebut tidak jauh berbeda dengan jenjang SMA dan tentunya setiap komponen saling berkaitan untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image