Pandangan terhadap Sejarah Jendral Besar DR.A.H.Nasution dalam Sosiologi Komunikasi
Sejarah | 2024-07-08 01:53:00Peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S-PKI) adalah salah satu babak penting dalam sejarah Indonesia, di mana Dr. A.H. Nasution memainkan peran yang signifikan. Dalam konteks sosiologi komunikasi, keterlibatan Nasution dalam peristiwa ini dapat dianalisis dari berbagai sudut pandang, terutama terkait dengan bagaimana komunikasi memainkan peran penting dalam dinamika kekuasaan, konflik, dan propaganda.
1. Peran Komunikasi dalam Propaganda dan Persepsi Publik:
• Setelah kejadian G30S-PKI, komunikasi massa dan propaganda menjadi alat utama yang digunakan oleh pemerintah dan militer untuk membentuk persepsi publik tentang peristiwa tersebut. Nasution, sebagai salah satu target utama dalam peristiwa tersebut, juga menjadi simbol dari perjuangan melawan komunisme.
• Media digunakan secara efektif untuk menyebarkan narasi bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah dalang di balik peristiwa tersebut, yang kemudian dijadikan dasar untuk tindakan-tindakan represif terhadap anggota dan simpatisan PKI.
2. Pengaruh Komunikasi dalam Militer dan Intelijen:
• Nasution, yang selamat dari upaya penculikan dan pembunuhan dalam peristiwa G30S-PKI, menggunakan posisinya untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan elemen-elemen militer lainnya. Ini menunjukkan pentingnya komunikasi dalam struktur militer untuk merespons situasi krisis.
• Komunikasi antar-komandan dan unit militer sangat penting dalam merespons dan mengendalikan situasi setelah kejadian tersebut. Nasution dan rekan-rekannya berhasil menggalang kekuatan untuk mengamankan situasi dan memulihkan ketertiban.
3. Komunikasi Politik Pasca-G30S-PKI:
• Setelah peristiwa G30S-PKI, Nasution memainkan peran penting dalam pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Dia terlibat dalam komunikasi politik yang berfokus pada stabilisasi pemerintahan dan mengkonsolidasikan kekuasaan melawan ancaman-ancaman politik, terutama dari kelompok-kelompok komunis.
• Nasution juga terlibat dalam penyusunan narasi sejarah resmi tentang G30S-PKI, yang banyak disebarkan melalui pendidikan, media massa, dan berbagai saluran komunikasi lainnya untuk memperkuat legitimasi pemerintah Orde Baru.
4. Pemanfaatan Komunikasi dalam Membentuk Aliansi dan Koalisi:
• Kemampuan Nasution dalam berkomunikasi dan bernegosiasi dengan berbagai pihak, baik dalam militer maupun sipil, membantu dalam pembentukan aliansi dan koalisi yang mendukung kebijakan-kebijakan anti-komunis dan stabilisasi pemerintahan.
Analisis sosiologi komunikasi dalam konteks G30S-PKI menunjukkan bagaimana komunikasi, baik melalui media massa, propaganda, intelijen, dan politik, memainkan peran penting dalam membentuk, mengendalikan, dan memanipulasi situasi sosial dan politik pada masa itu. Nasution, sebagai tokoh utama dalam peristiwa ini, menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif sering kali bergantung pada kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dalam situasi krisis.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.