Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Puput Ariantika, S.T.

Keluarga dalam Himpitan Kapitalisme

Politik | 2024-07-07 23:50:18

Puncak peringatan hari keluarga Nasional (Harganas) ke-31 pada tanggal 29 Juni 2024 dilaksanakan di Semarang. Hari peringatan ini bertemakan "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas". Tema ini diselaraskan dengan tujuan Indonesia di tahun 2024 ini, yaitu menuju Indonesia emas. Dalam acara tersebut Mentri PMK Muhadjir Effendy mengatakan bahwa keluarga adalah penentu dan kunci dari kemajuan suatu bangsa. Maka Indonesia akan berusaha untuk menyiapkan keluarga yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi. (Kemenko PMK, 30 Juni 2024

Adanya peringatan Harganas ini, menjadi pengingat bagi seluruh bangsa Indonesia bahwa keluarga memegang peranan yang sangat penting. Keluarga juga merupakan pondasi awal dan sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan bahwa keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang memiliki cinta, tempat kita bernaung dan saling melindungi. Bahkan dari keluarga inilah lahir generasi yang akan mewarisi nilai-nilai luhur bangsa. (RRI.co.id, 30 Juni 2024)

Semua orang menyadari bahwa keluarga adalah pondasi utama kesuksesan generasi masa depan. Namun disayangkan pondasi itu telah rapuh, bahkan sebutan "keluarga bahagia" itu sulit untuk diwujudkan walaupun hanya di dalam mimpi. Banyak fakta menunjukkan berbagai masalah menimpa keluarga, sehingga keluarga tak berfungsi secara ideal sebagaimana yang kita impikan. Angka kemiskinan kian meningkat, stunting kian merebak, KDRT menjadi hal yang biasa, sampai kasus perceraian merasuki masyarakat biasa, layaknya artis.

Bagaimana kondisi keluarga saat ini bisa sesuai dengan visi negara untuk mewujudkan Indonesia emas?.

Sungguh visi mewujudkan keluarga berkualitas menuju Indonesia emas hanya akan jadi seremonial belakan jika tak ada upaya untuk memperbaikinya sampai ke akar masalah. İni akan menjadi hal yang mustahil untuk diwujudkan jika negara tidak memahami defenisi keluarga sesungguhnya. Oleh karena itu negara harus memahami bahwa fungsi keluarga saat ini teralihkan karena kebijakan-kebijakan yang telah dibuatnya.

Kemiskinan yang menjerat keluarga tak luput dari sistem ekonomi yang diterapkan oleh negara saat ini. Semua kebutuhan pokok naik karena negara tak mengambil peran dalam mensuplay dan mengendalikan harga barang. Harga pokok naik tapi pekerjaan sulit di peroleh bahkan banyak yang di PHK. Para orang tua sibuk mencari nafkah yang untuk kebutuhan keluarga hingga tak punya waktu untuk mendidik anaknya.

Generasi dirusak dengan game online, judi online, narkoba, dan tawuran. Bahkan banyak akhlak kaum muda telah hilang. Mari kita sadari dan kembali kepada sebuah sistem yang memuliakan keluarga, yaitu Islam. Islam punya gambaran keluarga yang jelas dan ideal, yang berorientasi akhirnya tanpa melupakan dunia. Islam punya berbagai sistem yang saling mendukung untuk mewujudkan keluarga tangguh. Islam yang diterapkan dalam sebuah konstitusi negara akan mampu menjamin kesejahteraan keluarga. Sebagaimana telah lahir generasi imam Syafi'i, dan Bukhori dari sistem Islam yang menjamin keutuhan keluarga. Wallahu'alam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image