Tingkatkan Kesehatan Mental Remaja dengan Komunikasi yang Efektif
Gaya Hidup | 2024-07-04 23:56:49Tanpa sadar, remaja saat ini sering kali mengabaikan kesehatan mentalnya atau biasa disebut Mental Health, di tengah arus informasi yang semakin deras dan tekanan dari lingkungan sekitarnya. Masalah kesehatan mental di kalangan remaja, terutama mahasiswa, semakin rentan terkena depresi dan bahkan melakukan tindakan bunuh diri akibat kesehatan mentalnya yang tidak dijaga dengan baik. Permasalahan ini muncul dikarenakan tugas-tugas kuliah yang berdatangan di setiap waktu dan urusan kehidupan mereka sendiri sehingga emosi mereka berkecamuk. Bisa dibilang penyakit ini berawal dari permasalahan kecil yang menimbulkan dampak besar.
Dalam hal ini, pentingnya komunikasi yang efektif tidak bisa diabaikan begitu saja. Kalian harus sadar bahwa kesehatan mental tak terlepas dari komunikasi, ini merupakan suatu aspek terpenting untuk diketahui. Komunikasi yang efektif dapat menjadi salah satu alat ampuh untuk membantu remaja meningkatkan kesehatan mentalnya. Lantas, apa itu kesehatan mental dan apa kaitannya dengan komunikasi?
Definisi Kesehatan Mental
Menurut Ridlo dalam jurnalnya yang berjudul Pandemi COVID-19 dan Tantangan Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia mengatakan bahwa kesehatan mental merupakan aspek penting dalam mewujudkan kesehatan yang menyeluruh. Masalah kesehatan mental ini nyatanya masih belum diprioritaskan di sebagian besar negara berkembang. Ia juga berpendapat mengenai kesehatan mental menjadi salah satu bidang kesehatan masyarakat yang paling terabaikan.
Dilansir World Health Organization, kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, serta berkontribusi pada komunitasnya. Kesehatan mental memiliki nilai yang penting baik dalam dirinya sendiri maupun dalam mendukung berbagai aspek kehidupan, serta menjadi bagian penting dari kesejahteraan secara keseluruhan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor individu, keluarga, komunitas, dan struktural yang dapat melindungi atau merusaknya.
Berdasarkan hal tersebut, bisa dikatakan bahwa kesehatan mental dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Jika orang tersebut memiliki keadaan psikologis yang tenang dan positif, itu bisa membuat seseorang menikmati kesehariannya dan menghargai orang lain. Akan tetapi, jika orang tersebut mempunyai gangguan kesehatan mental maka akan menimbulkan dampak seperti, mudah marah, emosi tidak dapat dikontrol, dan kematian.
Hubungan Kesehatan Mental dengan Komunikasi
Menurut Rogers & Kincaid dalam Communication Networks: Toward a New Paradigm for Research. New York: Free Press, komunikasi adalah suatu proses di mana 2 orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya. Dalam proses komunikasi, pesan yang disampaikan oleh komunikator harus sesuai dengan pesan yang diterima komunikan. Komunikator adalah orang yang bertindak sebagai pembicara, sedangkan komunikan adalah pendengar.
Tentunya, hubungan antara kesehatan mental dan komunikasi sangat erat dan saling memengaruhi. Mengapa hal ini dapat terjadi?
Beberapa aspek penting tentang hubungan kesehatan mental dan komunikasi:
1. Mengekspresikan Emosi dan Pikiran
Dengan adanya komunikasi yang dapat berjalan secara efektif, seseorang dapat mengekspresikan emosi, pikiran, dan kekhawatiran mereka. Hal ini membantu mencegah stres dan segala macam kecemasan yang dapat memengaruhi kesehatan mental.
2. Mengurangi Stres dan Kecemasan
Mereka yang mau terbuka dengan orang lain, memungkinkan mereka mendapatkan solusi untuk masalah yang sedang dihadapinya. Tentu, dengan keterbukaan inilah mereka dapat mengurangi stres dan kecemasan.
3. Peningkatan Pemahaman Diri
Melalui komunikasi, seseorang dapat memperoleh wawasan dan pemahaman lebih baik tentang diri mereka sendiri dan kondisi mentalnya. Ini bertujuan dalam pengelolaan kesehatan mental.
Peran Orang Tua dan Orang di Sekitarnya
Menurut Rahmayanty dalam Pentingnya Komunikasi Untuk Mengatasi Problematika Yang Ada Dalam Keluarga, keluarga memiliki peran penting dalam menciptakan komunikasi yang baik. Keluarga seharusnya menjadi tempat pertama di mana komunikasi yang baik dibangun, karena hal ini membantu mereka menjaga interaksi yang harmonis antara anggota keluarga. Komunikasi yang efektif ini penting bagi orang tua dalam membentuk karakter dan mental anak.
Pada kenyataannya, sering kali anak-anak dalam sebuah keluarga kesulitan memahami pesan yang disampaikan oleh orang tua mereka. Hal ini menyebabkan komunikasi tidak berjalan lancar dan efektif. Komunikasi yang buruk antara orang tua dan anak dapat memicu depresi dan perasaan putus asa sehingga berdampak pada kesehatan mental anak, yang pada akhirnya bisa berujung pada tindakan bunuh diri.
Keterbukaan kepada teman juga dapat membantu seseorang melepaskan pikiran negatifnya. Percakapan yang lebih santai dengan mereka membantu seseorang merilekskan dan menjernihkan pikirannya. Apalagi jika seseorang ini tidak bisa terbuka dengan keluarganya. Oleh karena itu, teman dan keluarga, berperan penting bagi kesehatan mental seseorang dalam membangun hubungan yang sehat dan mengelola emosi melalui komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif adalah kunci untuk membuka pintu kesehatan mental yang lebih baik. Dengan berbicara dan mendengarkan orang lain, ini dapat membuat seseorang merasa didengar, dimengerti, dan didukung. Mari jadikan ngobrol yang asyik dan terbuka sebagai langkah sederhana untuk menjaga kesehatan mental. Yuk, mulai dari sekarang!
Sumber rujukan:
1. https://www.who.int/health-topics/mental-health#tab=tab_1
2. http://e-journal.unair.ac.id/index.php/JPKM
3. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=173047
4. https://www.researchgate.net/publication/376805181_Pentingnya_Komunikasi_Untuk_Mengatasi_Problematika_Yang_Ada_Dalam_Keluarga/fulltext/658974eb6f6e450f19a3bdee/Pentingnya-Komunikasi-Untuk-Mengatasi-Problematika-Yang-Ada-Dalam-Keluarga.pdf
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.