Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Husnul Khatimah

Keahlian: Harta yang Bernilai

Ekonomi Syariah | Monday, 01 Jul 2024, 11:47 WIB

Berbicara tentang keahlian merupakan nilai yang berharga sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Khaldun dalam kitabnya yang fenomenal berjudul Mukaddimah, termasuk di antaranya keahlian usaha yang sudah dipraktekkan para anbiya’ sebagaimana dalam hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,

عَنِ الْمِقْدَامِ رَضِي اللَّهم عَنْه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ)) رواه البخاري.

“Dari al-Miqdam Radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya (sendiri), dan sungguh Nabi Dawud ‘alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya (sendiri)(Hadis Riwayat Bukhari, No. 1966)

Para Nabi ‘Alaihimusshalatu wa Sallam banyak yang memiliki keahlian usaha dengan tangan mereka sendiri untuk menghindari meminta-minta, dalam beberapa tafsir disebutkan bahwa Nabi Adam seorang petani dan peternak, Nabi Idris penjahit, Nabi Hud dan Nabi Soleh pedagang, Nabi Ibrahim dan Ismail petani, Nabi Ishak, Yaqub, dan Syuaib penggembala, Nabi Nuh pembuat perahu, Nabi Zakariya tukang kayu, Nabi Daud pandai besi, Nabi Musa penggembala kambing, Nabi Muhammad penggembala dan pedagang.

Dalil tersebut didukung oleh nash lain terkait berusaha dengan upaya sendiri, yaitu

أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ

“Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi).” (Hadis Riwayat Ahmad 4: 141, hasan lighoirihi)

Sumber: https://gajihub.com/blog/skill-mapping/

Kedua hadis di atas menunjukkan bahwa memiliki keahlian dan menjalankan usaha sangat ditekankan dalam syariat yang agung ini. Keahlian yang dimiliki seseorang dapat menjadi modal utama dalam mencari penghidupan termasuk di dalamnya memperoleh harta bahkan dapat dilakukan dengan “modal dengkul” dalam artian tanpa modal dalam bentuk material cukup dengan skill yang dimilikinya, di antaranya dengan (1) menggunakan akad mudharabah, yaitu mencari pemodal dengan bagi hasil dan rugi, akan tetapi sistem ini hanya bisa dilakukan oleh profesional; (2) menggunakan akad salam, yaitu mencari customer yang ingin membayar pesanan di muka; dan (3) menggunakan akad rahn (gadai), yaitu mendapatkan barang di depan dengan sistem gadai.

Selain itu, dalam menjalankan usaha tidak harus selalu dimulai dengan creating product, namun dengan creating value. Pada umumnya orang terpaku dengan bagaimana menciptakan produk, akan tetapi melupakan bagaimana upaya menciptakan nilai. Hal inilah yang membedakan bagaimana keahlian menjadi faktor pendukung menciptakan nilai yang berharga, yaitu (1) sebuah usaha merupakan the value chain (penciptaan nilai); (2) menggunakan tangan orang lain, seorang wirausahawan harus berfokus pada penciptaan nilai daripada produk, karena produk dapat dikerjakan oleh banyak orang; (3) penciptaan value memudahkan pemasaran produk; (4) sebuah usaha mengikuti mata rantai nilai bukan produk, karena jika hanya berfokus pada produksi maka yang terjadi hanya kelelahan dan memprioritaskan produk itu sendiri; (5) memilih lokasi yang mudah dan murah dijangkau konsumen; dan (6) berorientasi pada pasar, bukan pada produk.

Dari ulasan di atas terlihat bahwa keahlian merupakan salah satu modal utama dalam menjalankan usaha dan bernilai karena menjadi salah satu di antara faktor pendukung keberhasilan usaha. Tanpa keahlian maka aktivitas yang dijalankannya tidak bernilai, maka keahlian dengan nilai memiliki keterkaitan satu sama lain dan keahlian juga merupakan faktor pendukung creating value (penciptaan nilai). Seseorang yang memiliki skill tentu berbeda dengan yang tidak memilikinya dan dapat menjadi sarana meraih falah, kesukesesan yang berorientasi pada sisi duniawi dan ukhrawi. Wallahu ‘Alam Bishshawab.

Referensi

Fauzia, IY. (2019). Islamic Entrepreneurship Kewirausahaan Berbasis Pemberdayaan. Depok: Rajawali Pers.

Khaldun, AM. (2001). Mukaddimah Ibnu Khaldun Edisi Indonesia Cetakan Ketiga. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.

https://rumaysho.com/3240-apa-pekerjaan-yang-terbaik.html, diakses pada 13 September 2020 Pukul 06.00 WIB.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image