Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Estelle Crew

Pameran Crita Saka Ngawonggo Menjadi Cerita Bagi Situs Partitaan Ngawonggo

Sejarah | 2024-06-27 12:58:15

Kebudayaan kearifan lokal di Indonesia begitu banyak ragamnya. Salah satunya Situs Partitaan Ngawonggo menjadi Situs Budaya yang perlu dilestarikan di tengah perkembangan zaman saat ini.

Dengan penuh semangat dalam menjaga kelestarian budaya, kami kelompok Estelle Crew Public Relations 3 Management Event merancang event yang bertajuk “Nguri - Nguri Budaya Ngawonggo”. Event ini memiliki beberapa acara yang diberikan mulai dari pameran Crita Saka Ngawonggo, pemotongan Tumpeng dalam menyambut syukuran 7 tahun dikelolanya Situs Partitaan Ngawonggo, Edukasi Ngangsu Tuyo dan beberapa penampilan musik etnik dari Joko Tebon.

Acara ini dihadiri oleh Instansi Pemerintahan mulai dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI, Polsek Tajinan, KORAMIL 0818/20 Tajinan, serta Kecamatan Tajinan.

Pada acara ini, BPK turut berpartisipasi dalam pelepasan ikatan pita yang terbuat dari janur sebagai tanda peresmian pembukaan acara “Nguri - Nguri Budaya Ngawonggo” pada Situs Partitaan Ngawonggo.

“Kami sangat berterima kasih dengan teman - teman mahasiswa beserta pengelola SItus Partitaan Ngawonggo dengan adanya acara ini termasuk dalam salah satu wujud pelestarian kebudayaan.” ujar Pak Hartono selaku BPK Wilayah XI.

Setelah peresmian pembukaan dihidangkannya 2 macam tumpeng yaitu, tumpeng ayam ingkung dan tumpeng jajanan tradisional dan disajikan menggunakan encek (wadah makanan yang terbuat dari gedebog pisang). Selain tumpeng yang disajikan terdapat olahan bubur merah dan putih. Olahan ini selalu ada di setiap syukuran yang diselenggarakan oleh masyarakat jawa. Olahan bubur ini memiliki makna yang mendalam sebagai menolak bala atau menghindarkan manusia dari keburukan.

Pameran ini menjadi panggung bagi masyarakat Ngawonggo dalam menunjukkan hasil karya seni dan kreativitas yang ditampilkan. Lebih dari 15 seniman warga lokal Ngawonggo turut berpartisipasi dalam memamerkan hasil karya seni mereka. Hasil karya seni yang ditampilkan sangat bervariasi mulai dari lukisan, miniatur rumah, dan kain udeng dengan motif Situs Partitaan Ngawonggo.

Tidak hanya itu, Mas Bejo sebagai seniman harpa mulut turut memamerkan koleksi harpa mulut yang dimilikinya. Koleksi yang dimiliki beliau mulai dari Sabang sampai Merauke hingga ke mancanegara.

Dalam pameran ini, kami memamerkan pameran foto yang menceritakan sejarah mulai dari dikelolanya Situs Partitaan Ngawonggo selama kurun 7 tahun. Mulai dari awal pengelolaan Situs Partitaan Ngawonggo, lalu ditemukannya arca - arca peninggalan peralihan Kerajaan Kediri ke Singosari, peninggalan pemandian air suc dan awal berdirinya Tomboan.

Pengunjung tidak hanya disuguhkan pameran saja, tetapi pengunjung juga diajak edukasi Ngangsu Tuyo. Ngangsu Tuyo merupakan kegiatan mengambil air dari sumber mata air dengan menggunakan bambu sebagai tempat wadah untuk mengangkut air secara bersama - sama. Ngangsu Tuyo memiliki makna yang mendalam bukan hanya sekedar mengambil air saja, tetapi mencerminkan tentang kerja keras, kesabaran, nilai gotong royong dan hubungan antara manusia dengan alam. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan untuk kebutuhan sehari - hari, melainkan dapat digunakan untuk kegiatan ritual atau ibadah.

Dalam acara ini, kelompok Estelle Crew yang berkolaborasi dengan Situs Partitaan Ngawonggo ingin menumbuhkan rasa cinta budaya dan melestarikan peninggalan cagar budaya kepada generasi yang akan datang. Hal ini agar situs cagar budaya ini dapat terjaga kelestariannya dan menjadi tempat edukasi bagi para pengunjungyang mencari pengetahuan baru dan pengalaman yang belum pernah mereka rasakan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image