Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hikmatul Aulia

Retorika Dakwah vs Dakwah Retorika

Pendidikan dan Literasi | 2024-06-26 01:21:17
Sumber: Dokumen Pribadi

Retorika dakwah digunakan untuk membuat pesan dakwah menjadi menarik, atraktif, dan estetis. Dakwah membutuhkan retorika sebagai seni komunikasi verbal dan nonverbal. Dakwah tanpa retorika seperti sayur tanpa garam, kurang berkesan.

Selain itu, retorika dakwah juga diperlukan untuk memastikan isi ceramah memiliki substansi yang kuat. Dalam retorika, pesan yang disampaikan harus menggunakan bahasa baku, didukung oleh data dan riset. Ceramah yang substansial sesuai dengan perkembangan mad'u yang semakin rasional dan kritis.

Selanjutnya, retorika dakwah membantu pesan dakwah menjadi informatif, persuasif, dan menghibur. Tujuan retorika adalah mencapai ketiga hal tersebut agar pesan dakwah seperti akidah, syariah, dan akhlak dapat diterima dan dipahami oleh mad'u. Mad'u akan merasa mendapatkan informasi yang lengkap.

Tak kalah penting, retorika dakwah juga digunakan untuk memastikan dai menerapkan pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah. Ketiga jenis retorika ini, yang diperkenalkan oleh Aristoteles, membantu meningkatkan kinerja dai dan mendapat respons positif dari mad'u. Pathos, logos, ethos harus menjadi bagian dari setiap metode dakwah yang digunakan.

Selain itu, retorika dakwah penting karena mempertimbangkan perkembangan mad'u yang semakin digital. Retorika memperkenalkan komunikasi nonverbal, seperti berdakwah melalui platform digital. Dai dapat menggunakan gerakan tubuh dan bahasa tubuh dalam berdakwah secara online.

Terakhir, retorika dakwah juga penting karena mengakui bahwa dakwah memerlukan tahapan. Dalam retorika, terdapat lima tahapan pidato yang dapat diterapkan dalam berdakwah. Tahapan ini meliputi penemuan, penyusunan, gaya, memori, dan penyampaian. Dalam ilmu dakwah, lima tahapan ini dikenal sebagai teknik dakwah.

Namun, dakwah retorika harus dihindari karena fokusnya hanya pada retorika semata. Dakwah retorika digunakan untuk tujuan tertentu seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, dan gengsi sosial. Hal ini membuat dakwah retorika lebih sebagai alat yang dimanfaatkan dalam gaya bicara yang memikat.

Untuk itu, dakwah retorika harus dihindari dengan beberapa pertimbangan. Pertama, dakwah adalah amanah yang berasal dari langit dan memiliki nilai spiritual yang tinggi. Mengubah dakwah menjadi retorika semata akan membuatnya kehilangan esensinya.

Kedua, dakwah adalah ibadah yang memberikan dampak positif bagi manusia di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, setiap orang yang berdakwah harus memiliki niat yang tulus. Dakwah adalah upaya untuk mencapai keridhaan Allah dan mendapatkan rahmat-Nya.

Dengan demikian, retorika dakwah berbeda dengan dakwah retorika.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image