Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image azkia ramadan

Menelaah Tema dan Majas pada Puisi Tiga Lembar Kartu Pos

Dunia sastra | Tuesday, 25 Jun 2024, 20:42 WIB
Pixabay" />
Sumber : Pixabay

Puisi “Tiga Kartu Pos” merupakan salah satu karya Sapardi Joko Damono yang ditulis pada tahun 1975. Puisi ini menggambarkan hubungan orang-orang yang mempunyai keraguan terhadap Tuhan. Dalam puisi ini penulis menjelaskan bagaimana manusia tidak percaya kepada Tuhan karena percaya bahwa Tuhan tidak mengabulkan setiap doa yang mereka panjatkan. Puisi ini juga menjelaskan bahwa manusia mempunyai emosi ketakutan, Hal ini terjadi karena ada sesuatu yang tidak ada kejelasan sehingga menimbulkan ketidakpercayaan terhadap Tuhan.

Lembar 1

Imaji Visual atau penglihatan

Tidak di celah awan, tidak di sela sela sayap malaikat masih Kuingat benar, alamat-Ku kau tulis dengan sangat tergesa

Pengarang seakan membuat pembaca membayangkan jika alamat nya tertulis di langit diantara celah awan

Imaji Perabaan

Kubayangkan tanganmu gemetar, tanda bahwa ada yang ingin lekas lekas kausampaikan pada-Ku

Pengarang mengambil imaji peraba yaitu kulit, pada bagian ini dimana terbayang tangan yang butuh pegangan

Lembar 2

Pengarang mencoba mengingat kenangannya awal mereka dekat. Mencari keberadaan seseorang yang menemani malamnya, apa sebenarnya hubungan mereka. Rasa kesepian, keraguan.

Imaji Penglihatan

"Kau lihat bayang bayang-Ku yang tertinggal dikamarMu?"

Pengarang meyakinkan pembaca bahwa mereka memang selalu bersama setiap waktu hingga membekas bayang-bayang yang akan selalu ia sambut.

Bagaimanapun Aku ingin tau keberadaanMu kini

Jelas bahwa pengarang dibuat resah dengan tidak adanya kabar maupun surat yang ditulis oleh seseorang itu yang hingga kini terus saja terbayang percakapan tentang topeng itu.

Lembar 3

Manusia itu pun mengabaikan perintah tuhan dan seakan bahwa tuhan telah melupakan

"Hanya sekali aku menyebut nama-Mu, yakni ketika aku meruang"

Maksud dari ‘hanya sekali’ yaitu manusia yang hanya meminta satu kali ‘yakni ketika aku meraung’ Meraung disini adalah manusia meminta dan memohon doa hanya saat dalam keadaan menderita dan dipenuhi rasa takut.

Majas Metafora

"aku sengaja memberimu hadiah topeng dihari ulang tahunmu dulu itu"

Topeng yang dimaksud disini adalah pengarang memberi raut muka yang tidak tulus kepadanya itu akan membekas sampai kapanpun.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image