Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kamala Helga

Apakah Perselingkuhan dalam Rumah Tangga Menjadi Penyebab Utama Perceraian?

Eduaksi | Tuesday, 25 Jun 2024, 18:20 WIB

Salah satu alasan dari banyaknya kasus perceraian adalah perselingkuhan. Sehingga menimbulkan pertanyaan : Mengapa perselingkuhan menjadi penyebab utamanya? Pernikahan akan menimbulkan beban dan tugas baru bagi setiap pasangan, laki-laki berkewajiban untuk memenuhi nafkah keluarganya dan istri berkewajiban untuk menjaga nama baik keluarga dan mengasuh anak-anak mereka.

Adanya kesulitan ekonomi dalam kehidupan berumah tangga, dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan pihak istri terhadap suaminya. Jika keadaan ini dibiarkan berlarut-larut tanpa adanya pengertian dari pasangannya, akan mendorong istri untuk menjalin hubungan dengan laki-laki lain yang dapat memberikan kebutuhan sehari-hari. Seringkali pasangan tidak bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam rumah tangga. Sehingga mereka memutuskan mencari penyelesaian dengan orang lain.

Perselingkuhan merupakan keluarga yang kurang memiliki kualitas keagamaan, lemahnya dasar cinta, komunikasi yang kurang lancar dan harmonis, sikap egois dari masing-masing, emosi yang kurang stabil, dan kurang mampu membuat penyesuaian diri. Kegagalan pasangan untuk saling menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalah secara efektif dapat memicu konflik yang berkepanjangan. Dari keseluruhan problematika perselingkuhan, problematika yang paling utama dari perselingkuhan adalah perceraian, karena perselingkuhan merupakan salah satu masalah putusnya perkawinan.

Faktor-Faktor  yang  menyebabkan perselingkuhan adalah:

1. Faktor adanya kesempatan

Kehidupan rumah tangga tidak bisa dilaksanakan tanpa adanya pengertian diantara kedua belah pihak, saling memahami dan memberikan pengertian adalah kunci untuk menggapai tujuan pernikahan yang didinginkan oleh setiap pasangan yang menikah, rasa saling memilki dan menjaga kehormatan pasangannya dapat menanamkan kepercayaan diantara keduannya. Ketika suami istri saling menjaga kepercayaan, yang diberikan oleh pasangannya serta memberikan cinta, kasih sayang dan pengertian yang semestinya didapatkan maka tidak akan ada pasangan suami istri yang berpikiran untuk melakukan hubungan dengan pria/wanita idaman lain. Ketika seorang suami-istri harus tinggal berjauhan, kepercayaan sangat diperlukan untuk menjaga kelangsungan mereka, karena ketika rasa percaya itu ada, suami/istri tidak khawatir ketika terpaksa harus tinggal berjauhan dalam kondisi seperti ini kesetiaan pasangan diuji karena seseorang yang bekerja diluar rumah sangat berpeluang besar untuk melakukan perselingkuhan. Begitu juga bagi yang ditinggalkan. Semua itu terjadi karena adanya kesempatan dan kemungkinan untuk melakukan perselingkuhan tanpa khawatir diketahui oleh pihak lain.

2. Faktor ekonomi lemah

Adanya kesulitan ekonomi dalam kehidupan berumah tangga, dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan pihak istri terhadap suaminya. Jika keadaan ini dibiarkan berlarut-larut tanpa adanya pengertian dari pasangannya, akan mendorong istri untuk menjalin hubungan dengan laki-laki lain yang dapat memberikan kebutuhan sehari-hari. adanya ekonomi lemah yang menyebabkan salah satu pihak baik suami atau istri merantau mencari pekerjaan bahkan sampai keluar merantau meninggalkan pihak lainnya. Sedangkan sebagai manusia normal yang sudah berkeluarga mereka akan membutuhkan nafkah lahir dan bathin dari pasangan hidupnya. Karena tempat tinggal yang berjauhan maka mereka akan mencari orang lain yang dianggap mampu memberikan kebutuhahan lahir maupun bathin. Yang sampai akhirnya permasalahan ini diketahui oleh pasangan hidupnya sehingga menimbulkan pertengkaran dan ketidakharmonisan sehingga memicu terjadinya perceraian.

3. Adanya pemikiran bahwa pasanganya kurang dari yang lain.

Jika suami mempunyai masalah finansial yang hanya bisa memenuhi keperluan sehari-harinya, hal ini dapat membuat wanita mencari pria yang lebih kaya, dan pria yang ingin mendapatkan wanita lebih cantik dari istrinya. menginginkan wanita yang lebih cantik dari istrinya. Sehingga laki-laki akan mencari perempuan lainnya yang lebih cantik dari istrinya serta mengarah kepada perzinahan.

4. Perasaaan Bosan Pasangan

Yang sedang di fase bosan dengan pasangannya terkadang mencari orang lain untuk menghilangkan kebosanan tersebut dan kejadian seperti itu seringkali berujung pada kasus perselingkuhan.

5.Pasangan suami istri sudah tidak perhatian lagi antara sesama.

Bagi pasangan yang mendapat perhatiannya semakin berkurang dari hari ke hari, hal ini bisa menyebabkan perselingkuhan karena menganggap dirinya lebih diperhatikan dalam hubungan terlarangnya daripada pasangannya.

6.Perasaan cinta kepada pasangan telah pudar.

Semakin berjalanya waktu, memudarnya rasa cinta yang dimiliki terhadap pasangan bisa pula menyebabkan terjadinya perselingkuhan.

Cara Menghindari Perselingkuhan dalam Rumah Tangga :

1. Memelihara komunikasi

Buruknya komunikasi antara pasangan suami istri kerap dijadikan alasan untuk mencari orang lain yang bisa diajak bicara atau curhat. Bahkan akan membuka jalan bagi penyebab perselingkuhan dalam rumah tangga. Perselingkuhan bisa dimulai dari curhat tersebut, karena itu usahakanlah untuk memelihara komunikasi dengan pasangan sebaik – baiknya.

Tingkatkan kualitas komunikasi bersama pasangan, misalnya selalu saling memberi kabar, menyempatkan untuk berdiskusi dan mengobrol di rumah. Komunikasi yang buruk bisa menjadi awal hubungan yang buruk dengan pasangan, karena suami dan istri akan menjadi asing satu sama lain. Memiliki komunikasi yang baik antara suami dan istri dapat menjadi cara mencegah selingkuh dan cerai.

2. Menahan emosi

Dalam satu rumah tangga pasti akan ada pertengkaran antara suami dan istri. Emosi yang memuncak selama pertengkaran tersebut apabila terjadi terus menerus akan membuat suasana rumah tangga tidak nyaman sehingga salah satu pihak atau keduanya akan mencari kenyamanan di luar rumah. Cobalah lakukan cara mengendalikan diri dan cara meredam emosi ketika sedang kesal kepada pasangan agar suasana rumah tangga tidak selalu panas dan penuh pertengkaran,

3. Menerima pasangan apa adanya

Mengusahakan cara membuat hati ikhlas untuk menerima semua kekurangan pasangan adalah cara yang baik untuk mencoba diri pasangan seperti apa adanya. Menerima seseorang berarti kita bisa memaklumi sisi kekurangan dari kepribadiannya. Namun bukan berarti menerima apa adanya lalu kita tidak berusaha mengingatkan akan kekurangannya, justru kita harus berusaha untuk membantunya menemukan cara merubah kepribadiannya yang dirasa kurang nyaman.

4. Selalu menghargai pasangan

Mengetahui cara menghargai orang lain sangat diperlukan dalam suatu hubungan. Kalau kita tidak tahu bagaimana memberi penghargaan kepada orang lain, maka kita juga tidak bisa menghargai pasangan sendiri. Terimalah dengan baik apa yang dilakukan pasangan jika itu adalah hal yang benar. Beri penghargaan atas segala usahanya untuk menjalankan kewajibannya dalam rumah tangga dengan baik. Ungkapkan hal tersebut melalui pujian, karena dengan memuji kita akan dapat membesarkan hati pasangan untuk terus berusaha agar mendapatkan cara menjadi pribadi yang baik dan benar.

5. Sisihkan waktu untuk pasangan

Memelihara keharmonisan hubungan adalah kewajiban bagi setiap pasangan suami istri. Salah satu penyebab suami istri tidak harmonis dan penyebab keluarga tidak harmonis adalah karena satu sama lain tidak memiliki waktu untuk mempererat hubungan. Ada kalanya suami dan istri sibuk masing – masing dan tidak menyisihkan waktu untuk pasangannya, misalnya untuk sekedar mengobrol, makan bersama di rumah, berlibur, sekedar refreshing dan lain – lain.

6. Tunjukkan rasa cinta kepada pasangan

Jarang menunjukkan rasa cinta kepada pasangan bisa membuatnya merasa tidak dicintai. Kalau kita bisa menunjukkan rasa cinta kepada pasangan dengan tepat maka ia akan selalu merasa senang dan bahagia berada di samping kita, karena ia merasa dihargai dengan baik.

7. Tidak memperpanjang konflik

Ketika bertengkar dengan pasangan, usahakan untuk menyelesaikan masalah sesegera mungkin dan jangan pernah memperpanjang konflik yang ada. Hal itu termasuk juga tidak mengungkit – ungkit masalah lama yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan konflik yang sedang dialami dengan pasangan. Fokuslah pada masalah yang perlu dicari penyelesaiannya saja dan jangan biarkan masalah menjadi semakin pelik.

Menjalani kehidupan rumah tangga yang ideal bukanlah perkara yang mudah. Menghindari perselingkuhan bisa dilakukan asalkan suami dan istri memiliki niat dan tekad yang kuat untuk mempertahankan rumah tangganya agar tetap rukun dan langgeng selamanya. Termasuk cermat mengamati tanda – tanda orang selingkuh dan juga mempersiapkan diri dengan cara mengatasi perselingkuhan untuk mempersiapkan diri jika benar terjadi, walaupun tidak mengharapkan hal tersebut.

Dampak perceraian :

1. Dampak terhadap suami isteri Perceraian mengakibatkan kesepian dalam hidup, karena kehilangan partner hidup, karena setiap orang tentu mempunyai cita cita supaya mendapat partner hidup yang abadi. Jika kesepian batin ini tidak segera diatasi maka menimbulkan tekanan batin, merasa rendah diri, dan merasa tidak mempunyai harga diri lagi. Setelah perkawinan putus karena perceraian, maka suami istri bebas menikah lagi, dengan ketentuan mantan istri harus memperhatikan waktu tunggu.

2. Dampak terhadap anak Keguncangan jiwa yang besar, yang langsung dirasakan oleh anak anaknya meskipun anak anak ini dijamin kehidupannya dengan baik oleh kerabat terpilih Anak anak yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang orang tua selalu merasa tidak aman, merasa kehilangan tempat berlindung dan tempat berpijak. Apalagi hal ini terjadi pada anak laki laki mereka yang akan mengembangkan reaksi kompensantoris dalam bentuk dendam dan sikap bermusuh terhadap dunia luar. Anak anak tadi mulai menghilang dari rumah, lebih suka bergelandangan dan mencari kesenangan hidup yang imaginer di tempat tempat lain. Dia mulai berbohong dan mencuri untuk mendapat perhatian dan meganggu orang tuanya.

3. Dampak terhadap harta kekayaan Dalam suatu perceraian dapat berakibat terhadap harta kekayaan, yaitu harta bawaan dan harta perolehan serta harta gonogini/harta bersama. Untuk harta bawaan dan harta perolehan tidak menimbulkan masalah, karena harta tersebut tetap dikuasai dan adalah hak masing masing pihak. Harta bersama atau harta gono gini adalah harta yang dihasilkan dari suatu perkawinan baik dari pihak suaminya saja atau dua duanya harta yang diperoleh secara bersama sama dalam suatu perkawinan. Pembagian harta bersama yaitu dibagi dua separuh untuk mantan suami dan separuh untuk mantan istri untuk mengetahui apakah sianak sudah rasyid atau belum biasanya dilakukan dengan penyerahan atas sejumlah tertentu dari kekayaannya sebagai percobaan. Dalam percobaan ini dapat diketahui apakah si-anak itu sudah mampu menggunakan uangnya dalam arti efektif dan disertai pertanggungjawaban atau belum.

4. Dampak terhadap masyarakat Keluarga yang terjadi perceraian secara tidak langsung dipandang masyarakat sebagai keluarga yang kurang harmonis, alias ada masalah. Profil keluarga seakan runtuh dimata masyarakat, yang menjadikan keluarga yang cerai merasa malu. Meskipun masyarakat menerima dengan tangan terbuka namun secara ga langsung merupakan aib keluarga sehingga masyarakat sekitar mengetahui. Apapun alasan perceraian terasa kurang bagus di mata masyarakat karena hal itu aib keluarga yang tidak bisa diatasi oleh pasangan suami isteri.

Kesimpulan

Dampak terhadap masyarakat Keluarga yang terjadi perceraian secara tidak langsung dipandang masyarakat sebagai keluarga yang kurang harmonis, alias ada masalah. Profil keluarga seakan runtuh dimata masyarakat, yang menjadikan keluarga yang cerai merasa malu. Meskipun masyarakat menerima dengan tangan terbuka namun secara ga langsung merupakan aib keluarga sehingga masyarakat sekitar mengetahui. Apapun alasan perceraian terasa kurang bagus di mata masyarakat karena hal itu aib keluarga yang tidak bisa diatasi oleh pasangan suami isteri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image