Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arief Rachman Saputra

Menelusuri Sejarah Perang Sipil di Aceh melalui Buku Perang di Jalan Allah Karya Ibrahim Alfian

Sejarah | Sunday, 23 Jun 2024, 17:53 WIB
Sosok Profesor Alfian Ibrahim, Pengarang Buku Perang di Jalan Allah

Nama Ibrahim Alfian sudah tidak asing lagi bagi orang- orang di Aceh, khususnya Aceh Barat. Beliau terkenal sebagai sejarawan Indonesia yang lahir pada tanggal 11 Maret 1947 di Meulaboh, Aceh Barat. Alfian merupakan anak pertama dari pasangan Ibrahim Hamid dan Saadah Hanum. Alfian Ibrahim pernah belajar di Amerika Selatan selama 3 tahun, tepatnya di University of Kansas dan mendapatkan gelar Master of Arts. Kemudian ia juga pernah berkunjung ke Belanda untuk melakukan penelitian dari tahun 1966-1968. Selanjutnya ia juga pernah membantu Pemerintah Malaysia untuk membina Universitas Kebangsaan dari tahun 1970-1974.

Alfian juga merupakan dosen di beberapa universitas, Profesor Ilmu Sejarah di Universitas Gadjah Mada, dan Profesor di Universitas Sana Dharma. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Sejarah pada Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada (1962-1966), kemudian pernah menjabat juga sebagai Direktur Pusat Latihan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial di Aceh (1976-1978), kemudian ia juga pernah menjadi Direktur Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh (1977-1978).

Alfian juga menulis beberapa karya sejarah, salah satunya yang terkenal yaitu disertasinya sendiri yang berjudul Perang di Jalan Allah. Dalam bukunya tersebut, ia menjelaskan bagaimana fenomena-fenomena sejarah yang membentuk faktor-faktor yang terjalin sehingga menyebabkan perang Aceh menjadi perang terlama dalam sejarah kolonial Hindia Belanda. Buku ini dimulai dengan memberikan latar belakang sejarah Aceh sebelum kedatangan Belanda, termasuk kekuatan politik dan Sosial Kesultanan Aceh. Alfian menggambarkan serangkaian kampanye militer Belanda yang dimulai pada tahun 1873 dan upaya mereka untuk menaklukkan Aceh. Alfian juga mengeksplorasi dinamika sosial dan politik di Aceh selama perode konflik tersebut. Buku ini diakhiri dengan pembahasan dampak jangka panjangnya terhadap Aceh dan hubungan antara Aceh dengan pemerintah kolonial Belanda.

Dalam karyanya, Alfian cenderung mengadopsi corak penulisan sejarah modern, karena menggunakan pendekatan historis yang mendalam dan analitik untuk menguraikan bagaimana islam tersebar dan dipertahankan di wilayah Nusantara. Gaya penulisannya mengutamakan akurasi sejarah dengan penekanan pada konteks lokal dan dampaknya terhadap masyarakat Indonesia secara umum. Ini menunjukkan pendekatan yang lebih kompreherensif dan analitis, yang dimana termasuk ciri khas dari penulisan sejarah modern.

Dalam metode penulisannya, Alfian tidak hanya menggunakan metode sejarah tradisional tetapi juga memanfaatkan ilmu bantu, seperti sosiologi dan antropologi, untuk memahami dinamika sosial dan budaya yang mempengaruhi peristiwa sejarah. Alfian juga membandingkan perspektif dari kedua pihak, agar memberikan gambaran yang lebih holistik dan membantu mengungkap strategi dan dampak dari berbagai sudut pandang.

Dengan metode-metode tersebut, Ibrahim Alfian berhasil menyajikan karya sejarah yang tidak hanya mendokumentasikan peristiwa, tetapi juga menganalisis dampak serta siginifikasi dari Perang Aceh secara menyeluruh.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image