Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siti Salwa Daturrohmah Hamidah

Dinamika Interpretasi Historis: Studi Kasus Tiga Aliran Penulisan Sejarah Islam Pertama

Agama | Sunday, 23 Jun 2024, 16:09 WIB
Sumber: https://id.pinterest.com/pin/17240411068010221/

Penulisan Sejarah islam ini sudah berkembang sejak lama dari masa ke masa, dan mengikuti perkembangan jaman. Pada awal mulanya, umat islam memiliki keperluan keagamaan, meriwayatkan hadis- hadis, kemudian perang- perang Nabi pada masa para sahabat yang ikut serta didalamnya. Pada masa sesudahnya, para sahabatpun menjadi rajin dan teladan bagi umat isalm, yang kemudian ditulis Sejarah hidupnya oleh orang-orang, baik semasa maupun sesudahnya. Perkembangan tersebut melahirkan dua aliran dan arus penulisan sejarah yang beragam, arus lama, dan arus baru. Kemajuan peradaban, selain menghasilkan corak dan arus penulisan sejarah, juga menjadi latar belakang lahirnya beragam aliran penulisan sejarah. Aliran Yaman yang merupakan aliran pertama, lebih dulu muncul karena Yaman merupakan daerah yang lebih dulu maju dan berkembang.[1]

Disamping itu, ketika bangsa Arab utara Madinah dan sekitarnya masih mementingkan orasi dan puisi lisan, bangsa Yaman telah mementingkan tulis menulis. Demikian juga, aliran-aliran berikutnya, seperti aliran Madinah dan Irak atau Kufah dan Bashrah, berkembang sesuai kemajuan peradaban daerah masing-masing. Aliran Madinah lebih dulu lahir karena, aliran tersebut lahir di kota Islam pertama yang mengenal penulisan peristiwa-peristiwa, terutama peristiwa yang berkenaan dengan diri Nabi saw. Sementara aliran Kufah mulai berkembang sejak dinasti Muawiyah, yaitu ketika Ali r.a dan pengikutnya menjadikan kota tersebut sebagai ibu kota kekhalifahan.[2]

Aliran Yaman:

Yaman merupakan sebuah negeri yang berada dibagian Selatan jazirah Arab, oleh karena itu disebut sebagai Arab Selatan. Brda dengan aliran bagian Utara, Negeri yaman ini pernah mengalami kemajuan peradaban. Pada masa kebangkitan islam pertama, penduduk Yaman dapat dikatakan sedikit lebih berperadaban dari pada penduduk arab utara. Penduduk Arab Utara ketika itu belum memperhatikan pentingnya tulis menulis, maka penduduk Yaman sudah menulis peristiwa-peristiwa yang mereka alami. Mereka juga sudah mengenal kalender sejak tahun 115 SM. Berita penting yang diperoleh dari tulisan-tulisan yang ditemukan ditempat-tempat peribadatan mereka sebelum islam, yang terpenting diantaranya adalah berita tentang runtuhnya bendungan Ma’arib yang menimbulkan banjir besar dinegeri itu dan memaksa penduduknya hijrah ke Hijaz, Tihamah, Nejd, Irak, dan Syria.[3] Didaerah yaman sendiri lebih memfokuskan kepada aliran yang mengacu dengan kisah- kisah para sahabat nabi Muhammad saw, dan perang- perang dahulu yang mereka ikuti. Yaman memiliki aliran yang menekankan atatu yang lebih mengedepankan aspek nilai- nilai heroic dan religious dari Sejarah isalm itu sendiri. Aliran yaman juga lebih ke memuliakan para sahabat- sahabat yang Dimana selalu memperjuangkan dalam aspek penyebaran agama islam.

Ringkasnya seperti ini

· Berpusat di Yaman, aliran ini fokus pada kisah-kisah para sahabat Nabi Muhammad dan perang-perang yang mereka ikuti.

· Karya-karya utamanya termasuk "Sirah Ibn Ishaq" dan "Maghazi Waqidi".

· Aliran ini menekankan aspek heroik dan religius dari sejarah Islam, memuliakan para sahabat dan perjuangan mereka dalam menyebarkan agama.

Aliran Madinah:

Di Madinah, kota Hijrah, Nabi Muhammad saw. menerima wahyu dan menjalankan pemerintahan dan dakwahnya hingga beliau wafat. Di kota suci agama islam kedua setelah Mekah ini berkumpul para sahabat besar, yang dipandang sebagai “gudang” ilmu pengetahuan keagamaan islam. Ketika wilayah kekuasaan islam meluas akibat keberhasilan ekspansi islam pada masa Al-Khulafa Al-Rasyidin dan Bani Umayyah, banyak para penuntut ilmu yang ingin mendalami ilmu-ilmu keagamaan islam, seperti hukum-hukum islam, hadist, tafsir, dan lain sebagainya datang ke madinah, karena madinah pada masa itu menjadi kota tempat bermukimnya banyak ilmuan muslim, yang terdiri dari para ahli qira’at dan penghapal al-Qur’an, baik dari kalangan sahabat maupun dari kalangan tabi’in. Banyaknya para penuntut ilmu yang datang ke madinah menyebabkan semakin bertambahnya halaqah-halaqah ilmiah di Madinah.

Perkembangan Madinah lebih kemengedepankan dan berfokus pada Sejarah- Sejarah sejak awal masuk nya islam, khususnya pada Sejarah kehidupan rosulullah SAW, mengembangkan komunitas- komunitas yang berada diwilayah Madinah. Aliran perkembangan Madinah ini lebih teliti dari aspek hadis- hadis karena bertujuan untuk memastikan keasliannya, keshahihannya dan menekankan nilai- nilai moral dan spiritual dari ajaran islam.

Sejalan dengan riwayat perkembangannya, para sejarawan dalam aliran ini terdiri dari para ahli hadits dan hukum islam (fiqh). Mereka itu adalahAbdullah ibn al-abbas (w.78H), sa’id ibn al-musayyab (13-94 H/634-713 M), aban ibn utsman ibn affan (wafat antara tahun 95-105 H/713-723 M), syurahbil ibn sa’ad (w.78 H), Urwah ibn Zubayr ibn al-awwam (23-94 H/643-712 M), Ashim ibn Umar ibn Qatadah al-zhafari (w. 120H/737 M), Ashim ibn muslim ibn Ubaidillah ibn Syihab al-zuhri (w. 124 H/742 M), dan Musa ibn Uqbah (w. 141 H/758 M).[4]

 

  • Berkembang di Madinah, aliran ini berfokus pada sejarah awal Islam, khususnya kehidupan Nabi Muhammad dan komunitas Muslim di Madinah.
  • Karya-karya utamanya termasuk "Sirah Ibn Hisham" dan "Musnad Ahmad".
  • Aliran ini menggunakan metode transmisi hadis yang ketat untuk memastikan keaslian informasi, dan menekankan nilai-nilai moral dan spiritual dari ajaran Islam.

Aliran Irak:

Aliran Irak ( Kufah dan Bashrah ). Aliran ini lebih luas lagi dari aliran-aliran sebelumnya, kerana aliran ini memperhatikan arus sejarah sebelum Islam dan masa Islam sekaligus, dan sangat memperhatikan sejarah para Khalifah. Kelahiran aliran Irak ini tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan budaya dan peradaban Arab. Mengapa begitu, karena perkembangan kebudayaan bangsa Arab itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek politik, sosial, dan budaya Islam yang tumbuh di kota-kota dan komitas-komitas baru.

Setelah umat Islam melakukan ekspansi, meraka berhasil pada masa ‘Uma ibn Khaththah, orang-orang Islam mendirikan kota baru di berbagai daerah yang mereka taklukan, diantaranra Kufah dan Bashrah di Irak, dengan membawa adat istiadat dan tingkah laku mereka. Didua kota ini sebagai mana mereka di Jazirah Arab yang hidupnya mengkelompok berdasarkan kabilah dan klan. Sebagaimana di Jazirah Arab pada masa Jahiliyah, di dua kota ini pun membangun pasar-pasar dan menggelar puisi (syair ), di mana mereka dapat bersuka ria, berdiskusi, dan membanggakan kabilah meraka dan klan mereka.

Aliran penulisan sejarah awal Islam yang terakhir muncul adalah aliran Irak (Kufah dan Bashrah). Kelahiran aliran Irak ini tidak dapat dipisahkan dari perkembangan budaya dan peradaban Arab Islam yang ketika itu telah memasuki Irak.Pada masa kekhalifahan ‘Umar Ibn Khattab ekspansi Islam telah mencapai Irak, dan menguasai daerah-daerah sekitar Irak.Umat Islam kemudian membangun kota-kota tersebut hingga mencapai kemajuan

 

  • Muncul di Irak, aliran ini menandai transisi dari penulisan sejarah berbasis riwayat lisan ke metode yang lebih ilmiah dan analitis.
  • Tokoh-tokohnya seperti al-Waqidi dan al-Mas'udi menggabungkan informasi dari berbagai sumber, termasuk sejarah politik, sosial, dan ekonomi.
  • Aliran ini menunjukkan pengaruh budaya dan intelektual Persia dan Yunani, memperluas cakupan sejarah Islam dan menerapkan metodologi kritis dalam analisisnya.

[1] Azyumardi Azra. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka Utama, 2005.

[2] Khalid Yahya Blankinship. The History of al-Tabari. Albany: State University of New York Press, 1987.

[3] Irfan Shahid. The Foundations of Muslim Civilization. Cambridge: Cambridge University Press, 2006.

[4] https://staffnew.uny.ac.id/upload/198207042010122004/pendidikan/Historiografi+Islam.pdf

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image