Bagaimana Etika Profesi Akuntan Bekerja
Bisnis | 2024-06-21 23:01:39Di era globalisasi dan digitalisasi saat ini, dunia usaha semakin kompleks dan dinamis. Akuntan sebagai penjaga gerbang keuangan dan pelapor informasi keuangan yang akurat, memiliki tanggung jawab utama untuk menjaga transparansi dan integritas. Menghadapi tekanan untuk mencapai tujuan keuangan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan, etika profesional merupakan landasan penting yang tidak dapat diabaikan. Lalu dengan banyaknya kasus-kasus kasus fraud yang telah terjadi, menurut kami ada beberapa hal yang harus dibahas dalam artikel ini, mulai dari sudut pandang etika dan sudut pandang pribadi yang masih menjalani Pendidikan di semester 2.
Secara umum akuntansi adalah suatu sistem pelaporan keuangan yang menyediakan informasi. Singkatnya, untuk memahami suatu organisasi, Anda perlu mengetahui angka-angkanya. Akuntansi mencakup tiga aktivitas dasar yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi suatu organisasi kepada pengguna yang berkepentingan. (Weygandt, 2009). Maka dari itu seorang akuntan harus memiliki integritas dan etika yang harus di patuhi agar sebuah informasi yang dibuat dapat dipercaya oleh orang-orang yang akan menggunakan sebuah laporan keuangan.
Lalu dalam dunia bisnis akuntan profesional memegang peran sentral dalam mendampingi entitas menghadapi kompleksitas yang semakin meningkat. Adanya dinamika dari regulasi, tekanan untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam laporan keuangan, hingga kebutuhan akan transparansi bisnis yang semakin meningkat, memerlukan keahlian akuntan untuk tidak hanya menyusun laporan keuangan yang akurat, tetapi juga menggambarkan dampak sosial dan lingkungan perusahaan. (IAI , 2023)
Etika professional akuntan menjadi penting untuk dipatuhi agar seorang akuntan dapat dipercaya untuk membuat sebuah laporan keuangan yang akan digunkan untuk kepentingan umum dan memiliki dampak yang sangat tinggi bagi penggunanya seperti yang disebutkan di buku kode etik akuntan yang diterbitkan oleh IAI Ciri pembeda profesi akuntansi adalah kesediaannya menerima tanggung jawab untuk bertindak bagi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab Akuntan Profesional tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Dalam bertindak bagi kepentingan publik, Akuntan Profesional memerhatikan dan mematuhi ketentuan Kode Etik ini. Jika Akuntan Profesional dilarang oleh hukum atau peraturan untuk mematuhi bagian tertentu dari Kode Etik ini, Akuntan Profesional tetap mematuhi bagian lain dari Kode Etik ini. ( Ikatan Akuntan Indonesia, 2017). Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa terdapat lima prinsip dasar etika yang harus dipatuhi oleh professional akuntan yaitu, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian professional, kerahasiaan, dan perilaku professional.
Seorang akuntan pasti akan dihadapi pada suatu situasi yang Dimana seorang akuntan harus memilih situasi yang harus menjaga integritasnya sebagai professional akuntan atau lebih memetingkan kepentingan Perusahaan dengan tekanan dari atasan yang disebut dilemma etika. Dilema etika adalah masalah yang muncul ketika alasan untuk bertindak dengan cara tertentu diimbangi dengan alasan untuk tidak bertindak dengan cara tertentu. Untuk mengatasi dilema ini, para ahli etika mengandalkan apa yang mereka anggap sebagai prinsip etika utama yang mendasari tindakan mereka. Oleh karena itu, ketika dihadapkan pada suatu konflik, para ahli etika yang mendahulukan hak atau keadilan dibandingkan kerugian akan berada dalam satu kubu, dan mereka yang mendahulukan manfaat dibandingkan hak atau keadilan akan jatuh ke dalam kubu yang berlawanan. (Ronald Duska, 2011)
Seorang akuntan professional yang memiliki etika dan integritas ytang tinggi pasti akan menjaga transparansi antara ia dan Perusahaan atau kliennya. Transparansi sendiri mencakup :
1. Pengungkapan Informasi yang Akurat dan Relevan: Memberikan laporan keuangan dan informasi bisnis lainnya yang benar, jujur, dan tidak menyesatkan. Ini termasuk menyajikan data keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan memberikan semua informasi yang relevan untuk pemangku kepentingan.
2. Keterbukaan Proses dan Kebijakan: Memastikan bahwa pemangku kepentingan dapat melihat dan memahami kebijakan, prosedur, dan proses pengambilan keputusan perusahaan. Ini termasuk transparansi dalam proses audit, tata kelola perusahaan, dan kebijakan manajemen risiko.
3. Komunikasi yang Jelas dan Tepat Waktu: Termasuk laporan tahunan, laporan kuartalan, pengumuman penting, dan komunikasi lainnya yang diperlukan untuk memastikan keterbukaan informasi.
4. Kepatuhan terhadap Regulasi dan Standar: Mematuhi semua peraturan dan peraturan yang berlaku di negara dan di luar negeri yang mengatur praktik bisnis seperti pelaporan keuangan dan pengungkapan informasi. Kepatuhan ini adalah bukti komitmen perusahaan terhadap transparansi dan akuntabilitas.
5. Aksesibilitas Informasi: Memastikan semua pemangku kepentingan dapat mengakses informasi penting.
Dan fungsi dari traansparansi adalah dapat mencegah adanya kecurangan yang dilakukan, sehingga para pemangku kepentingan dapat melihat secara jelas dan menilai dengan pasti apabila ada sebuah kecurangan. Lalu dengan melakukan transparansi kita juga dapat lebih dipercaya oleh para pemangku kepentingan internal maupun eksternal.
Dan apa sih era industri 5.0 ini? Era ini adalah era Dimana hampir pekerjaan menerapkan transformasi digital. Era industry 5.0 lebih menitikberatkan pada integrasi antara teknologi canggih seperti AI, IoT, dan teknologi robot teknologi dengan keahlian manusia dan inovasi yang dapat mendorong perkembangan sistem produksi yang lebih efisien, fleksibel, berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan. (imajin manufacturing, 2023). Seorang akuntan pun dapat memanfaatkan teknologi-teknologi ini untuk membantu pekerjaannya seperti, analisis data menggunakan AI yang dapat menganalisis data yang sangat besar dengan cepat, atau otomasi data rutin seperti entri data harian, rekonsilisasi akun dengan cepat dan otomatis.
Dengan canggihnya era digitalisasi di era industri 5.0 ini membuat banyak tantangan-tantangan baru bagi para akuntan dari segi pengetahuan maupun etika-etika yang harus dipatuhi. Apalagi dengan banyak kemudahan yang diperoleh semakin banyak godaan yang dihadapi oleh akuntan untuk tetap menjaga etika dan integritas yang dipegang oleh para akuntan professional dan itulah yang membuat seorang akuntan dinilai lebih ber-value dan dapat dipercaya oleh para pemangku kepentingan.
Dan artiikel yang saya buat kali ini bertujuan agar para akuntan dapat menghindari perilaku-perilaku yang dianggap tidak etis, dan memberi pengetahuan pada mahasiswa yang ingin terjun ke dunia akuntan professional agar dapat mempelajari perilaku-perilaku etis yang dapat membuat seorang akuntan ber value lebih dibandingkan yang tidak memiliki etika dan integritas yang tinggi.
Masalah masalah yang dihadapi para akuntan professional jugta bermacam-macam apalagi ditengah era digitalisasi saat ini, seperti kompleksitas regulasi yang terus baru dan update, sehingga para pefessional akuntan harus selalu memperbarui pengetahuan mereka agar tetap terhindar dari perilakau tidak etis. Lalu dengan pengelolaan big data yang terpusat, seorang akuntan juga harus menjaga kerahasiaan data-data Perusahaan agar tidak disalahgunakan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.