Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Joko Susanto

Berziarah ke Gunung Bersejarah

Agama | Friday, 21 Jun 2024, 17:34 WIB

Jabal Uhud bukanlah gunung biasa. Gunung ini sarat akan nilai dan makna spiritual yang bersejarah. Maka senang sekali ketika kami dikabari bahwa pada Rabu, 7 Juni 2023, rombongan akan diajak berziarah ke sana.

Setelah dari kebun kurma, kami tiba di Jabal Uhud sekitar pukul 08.20 WAS.

Naik bus sejauh kira-kira 5 km dari Madinah arah utara. Setelah bus parkir, kami berjalan melewati samping pemakaman lalu menuju bukit yang telah ramai peziarah.

Pemakaman para syuhada dan Jabal Uhud di dekatnya.(Foto : Joko Susanto)

Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Uhud adalah satu gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya." (HR Bukhari, Ahmad, dan Muslim)

Dari Anas bin Malik ra. Rasulullah SAW mendaki Gunung Uhud bersama dengan Abu Bakar ra, Umar ra, dan Utsman ra. Ketika Gunung Uhud berguncang, Rasulullah SAW menggentakkan kakinya dan bersabda, "Diamlah kamu wahai Uhud, karena sesungguhnya berada di atas kamu adalah seorang Nabi, seorang siddiq, dan dua orang syahid." (HR Bukhari)

Penulis ketika berada di lereng Jabal Uhud 7 Juni 2023.

Gunung Uhud tidak terlalu tinggi, namun kami hanya mendaki di lerengnya, belum sampai ke puncak. Mengapa? Rombongan di bus kami, banyak yang tidak ikut mendaki. Mereka istirahat di teras bangunan dekat parkiran bus dan menunggu rombongan yang naik ke Jabal Uhud. Khawatir terlalu lama ditunggu maka kami cukup setengah pendakian lalu kembali. Sebelum kembali ke bus, kami berziarah ke makam para syuhada yang merupakan areal terbuka tetapi berpagar meskipun tidak sampai menutupi pemandangan ke areal makam.

Di dekat pagar terdapat papan informasi panduan penting berziarah dalam berbagai bahasa. Pemakaman ini berlokasi di bagian bawah bukit, dengan kontur tanah yang rata.

Saya salat di masjid lalu duduk-duduk sebentar di terasnya sambil memandang bukit Uhud yang ramai dengan peziarah.

Jamaah haji atau umrah yang ziarah ke makam syuhada tersebut dapat mengenang Perang Uhud dan perjuangan Rasulullah SAW bersama para sahabat serta kaum muslim lainnyap

Peta sejarah perang Uhud terpampang di lokasi.(Dok. Joko Susanto)

Ada sebuah peta terpampang di sebuah dinding di areal ziarah tersebut. Lengkap dengan alur atau arah panah rute kedua pasukan. Peta tersebut, kurang lebih, menceritakan alur pergerakan perang Uhud. Perang ini terjadi pada 15 Syawal 3 Hijrah atau Maret 625 Masehi itu terkenal dengan nama Perang Uhud.

Jabal Uhud sendiri memiliki tinggi sekira 1.050 meter. Panjangnya 7 Km dan terdiri dari batu-batuan granit, marmer merah dan batu-batu mulia.

Tanggal 15 Syawal tahun ketiga Hijriyah terjadi perang yang fenomenal dalam perjuangan Islam. Peristiwa ini terjadi di Bukit Uhud sehingga dinamai perang Uhud.

Sebenarnya kaum muslimin sudah memperoleh kemenangan yang gemilang dan menduduki posisi strategis yaitu di atas bukit Uhud. Di sanalah Rasulullah menempatkan para pemanah handal. Sayangnya, melihat kaum musyrikin sudah tercerai-berai dan pergi meninggalkan harta yang banyak, sebagian besar pasukan pemanah khilaf dan meniggalkan posnya. Mereka berlarian menuruni bukit untuk berebut harta.

Pasukan Quraisy akhirnya menyerang balik saat pasukan muslimin lengah. Keadaan justeru berbalik, pasukan muslimin kewalahan dan 70 syuhada wafat dalam perang itu. Salahsatunya adalah paman Nabi bernama Hamzah bin Abdul Muthalib.

Rasa cinta Rasulullah terhadap para syuhada Uhud mendorong beliau rutin berziarah ke sana hampir setiap tahun. Kebiasaan ini diikuti pula beberapa Khalifah dan sahabat.

Itulah sebabnya Jabal Uhud menjadi destinasi ziarah para jamaah haji. Minimal untuk mengenang pengorbanan dan mengucapkan salam kepada mereka.

Seorang jamaah haji Sidoarjo berada di dekat pagar makam syuhada Uhud. (Dok.Joko Susanto)

Pukul 08.58-an kami bersiap untuk kembali ke bus, meninggalkan sebuah gunung bersejarah dengan segenap kenangan tersendiri, dengan harapan dapat mengambil pelajaran dari kisah berharga itu.

Maka tidak berlebihan kiranya atas nasihat bijak, apabila ingin melihat bukit yang ada di surga, maka pergilah berziarah ke Jabal Uhud Madinah. Bayangkan dan resapi kelebatan nuansa peristiwa bersejarah yang pernah terukir di sana. Ya, di sana, di Jabal Uhud. (Tol Marunda, 21 Juni 2024)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image