Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Karen C.H.

Prinsip dan Etika Berbisnis dalam Perspektif Islam

Bisnis | 2022-01-19 18:53:45

Apa yang akan terlintas dalam pikiran dan benak kita jika mendengar kata bisnis? Ya, tentunya kita berpikir bahwa bisnis itu mengenai hal yang berhubungan dengan kota dan gedung sebagai simbol atau wujud dari bisnis atau bisa dikatakan sebagai serangkaian transaksi ekonomi yang semata mata bertujuan untuk mendapatkan laba dan keuntungan.

Hal tersebut tentunya tidak salah jika kita memiliki pandangan seperti itu, dan jika mengacu secara umum, maka bisnis merupakan suatu bagian dari kegiatan ekonomi yang memiliki peranan essensial dalam rangka untuk mensejahterakan kebutuhan dan kecukupan kehidupan manusia. Dalam kegiatan berbisnis, tentunnya dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia, baik secara individu, sosial, nasional maupun internasional.

Setiap saat ribuan manusia bahkan jutaan manusia melakukan kegiatan ekonomi bisnis sebagai konsumen,produsen maupun perantara. Ada berbagai macam Aktivitas jika kita melakukan kegiatan berbisnis misalnya seperti Jual-beli ,tukar-menukar, Distribusi-produksi, bekerja-mempekerjakan, serta kegiatan interaksi manusia lainnya yang berhubungan dengan mencari keuntungan untuk masing masing pihak.

Gambar mata uang.

Menurut pendapat saya jika kita berperan sebagai pelaku usaha maka kita harus memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Oleh sebab itu, sangat diperlukannya prinsip (aturan) dan nilai (etika) yang mengatur kegiatan berbisnis agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan di eksploitasi baik kepada pihak konsumen, produsen, karyawan atau siapapun yang ikut terlibat dalam kegiatan berbisnis tersebut.

Prinsip dan Etika Bisnis
Prinsip dan etika tersebut bersumber dari Al quran dan hadist. Mari kita kupas dengan tuntas apa saja prinsip prinsip dan etika dalam berbisnis.

1. Prinsip yang pertama mempunyai arti kesatuan,merupakan prinsip yang mana intinya adalah ketauhidan yakni kita harus mematuhi ketentuan Allah dalam berbisnis juga demikian tidak hanya mencari keuntungan saja namun juga wajib mencari ridha Allah SWT lewat transaksi yang diperbolehkan agar tercapainya keberkahan dalam hidup.


2. Prinsip yang kedua adalah keseimbangan atau keadilan. kita bisa mengartikan prinsip ini bahwa dalam berbisnis harus ada keseimbangan dan keadilan. Artinya Saling menjaga agar hak orang lain tidak terganggu, selalu ditekankan dalam menjaga hubungan antara yang satu dengan yang lain sebagai bentuk dari keadilan.

Lalu bagaimana kita bisa mengaplikasikan nilai keadilan dan keseimbangan ini?. Menurut saya Keadilan kepada konsumen yaitu dengan tidak melakukan penipuan dan menyebabkan kerugian bagi konsumen. Selain itu bentuk keadilan lainnya dalam berbisnis adalah bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba karena riba mengakibatkan eksploitasi dari yang kaya kepada yang miskin. Oleh sebab itu Allah dan Rasulnya mengharamkan riba.

Prinsip ini memang tidak mudah dalam pengaplikasianya, sebab kita akan bertabrakan dengan kepentingan pribadi namun sekali lagi harus ditanamkan dalam hati bahwa bisnis harus sesuai dengan ketetapan yang ditentukan oleh Allah swt, selain itu juga kita seperti sedang berada di jalan jihad dan bernilai pahala dengan tetap teguh dalam mengikuti aturan dari Allah SWT.


3. Kemudian prinsip yang ketiga adalah kebebasan dalam berkehendak. Sebagai seorang manusia yang bertugas sebagai khalifah di muka bumi serta diberikan akal sehat oleh Allah swt sebagai penunjang penting dalam menentukan dan mengarahkan keputusan dalam hidup dan tentu saja kita sebagai manusia selalu diiringi dengan problematika kehidupan. Dalam bisnis pun manusia akan selalu berada dalam posisi yang mana dihadapkan dengan banyak pilihan dan pertimbangan. Islam menjamin kebebasan berkehendak yang tidak menyalahi garis aturan agama.

Selain itu prinsip kebebasan berkehendak ini juga mengacu kepada kerja sama. Islam melarang persaingan bebas yang menghalalkan segala cara karena bertentangan dengan prinsip muamalah. Islam memerintahkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, yang berarti bahwa persaingan tidak lagi sebagai usaha mematikan pesaing lainnya, tetapi dilakukan untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi usahanya.


4. Prinsip yang keempat yakni adalah Tanggung Jawab. prinsip ini mungkin sudah sangat familiar diketahui oleh banyak orang dan sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari hari. Prinsip tanggung jawab ini berpengaruh terhadap sikap yang siap menanggung berbagai risiko yang dihadapi dan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.

Menurut saya dengan prinsip tanggung jawab ini,dapat membuktikan kualitas diri seseorang sebagai makhluk sosial dengan rasa tanggung jawab yang harus timbul dan patut untuk tumbuh sebab jika tidak maka akan menimbulkan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran islam seperti kemudharatan yang mana hal tersebut merupakan perbuatan zalim yang sangat dibenci oleh Allah swt dan akan mendatangkan dosa.


5. Kemudian prinsip yang terakhir yakni prinsip kebenaran.apa itu prinsip kebenaran? Prinsip ini memiliki arti sebagaimana adanya dalam suatu barang atau transaksi. Dalam artian tidak adanya kebohongan (jujur), prinsip kebenaran ini biasanya mengacu pada sikap dan perilaku kita dalam melakukan berbagai proses dalam bisnis,misalnya seperti proses transaksi, proses mendapatkan objek bisnis, proses pengembangan, maupun proses mendapatkan laba harus sesuai dengan aturan muamalah yang telah ditetapkan.

Kejujuran dan keterbukaan dalam berbisnis merupakan kunci keberhasilan. Apapun bentuknya, kebenaran tetap menjadi prinsip utama sampai saat ini. Transparansi terhadap kosumen adalah ketika seorang produsen terbuka mengenai mutu, kuantitas, komposisi, unsur-unsur bahan dan lain-lain agar tidak membahayakan dan merugikan konsumen.


Kesimpulan
Itulah lima prinsip dasar dalam berbisnis yang harus kita jadikan pegangan dan tentunnya harus diaplikasikan dalam memulai suatu usaha. Agar bisnis yang di jalankan menjadi nilai keberkahan, terhindar dari riba,dosa dan bisa menjadi amal jariyah suatu saat nanti. Banyak sekali seseorang yang berbisnis dengan berbagai macam motif dan orientasi bisnis serta semakin kompleksnya permasalahan bisnis, yang terkadang membuat pelaku bisnis bisa melakukan segala cara untuk mencapai tujuan dan impian, apalagi jika tujuannya hanya untuk mencari laba dan keuntungan semata.

Maka sering terjadi perbuatan menyimpang, yang akhirnya menjadi kebiasaan dalam perilaku bisnis. Jika demikian, maka tidak jarang bisnis diidentikkan dengan perbuatan yang buruk, karena terdapat perilaku bohong, khianat, ingkar janji, tipu menipu dan lain sebagainya. Perilaku seperti ini bukanlah perilaku berbisnis yang baik sebagaimana diajarkan dalam Islam. Kegiatan bisnis dalam Islam, tidak boleh dilaksanakan tanpa aturan.

Betapa indahnya jika prinsip ini di terapkan dalam semua dunia bisnis maka tentunya akan mendatangkan kemaslahatan dan kesejahteraan untuk semua masyarakat. dan Tentunya tidak lupa bahwa suri teladan sepanjang masa kita yakni Nabi Muhammad SAW. sudah seharusnya kita sebagai umat muslim menjadikan beliau sebagai contoh dan mengimplementasikannya dalam bisnis dan juga dalam kehidupan sehari-hari.dan semoga kita menjadi umat Rasulullah yang senantiasa patuh dan taat akan perintahnya dan perintah Allah sehingga mendatangkan kesuksesan didunia dan di akhirat kelak.

Karen Cahyaningrum.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image