Puasa Arafah: Berharap Ridho ataukah Berharap Dosa Dihapuskan?
Agama | 2024-06-15 23:53:18Puasa Arafah merupakan salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, hari sebelum Hari Raya Idul Adha, puasa ini memiliki keutamaan yang besar. Sedikit kita akan membahas dan mengingat kembali makna puasa Arafah, niat di balik pelaksanaannya.
Makna dan Keutamaan Puasa Arafah
Puasa Arafah merupakan puasa yang dilakukan pada hari ketika jamaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Hari Arafah adalah puncak dari ibadah haji dan merupakan hari yang sangat mulia dalam kalender Islam. Bagi yang tidak sedang melaksanakan haji, disunnahkan untuk berpuasa pada hari ini.
1. Penghapusan Dosa Dua Tahun
Salah satu keutamaan puasa Arafah adalah penghapusan dosa-dosa selama dua tahun, yaitu dosa tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ
"Puasa Arafah, aku berharap kepada Allah dapat menghapuskan dosa tahun sebelumnya dan tahun setelahnya." (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Arafah adalah kesempatan besar bagi umat Islam untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosa mereka, baik yang telah lalu maupun yang akan datang.
2. Mendapatkan Ridho Allah
Puasa Arafah juga merupakan sarana untuk mendapatkan ridho Allah. Berpuasa di hari yang sangat mulia ini diharapkan dapat mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan keberkahan serta ampunan-Nya.
Niat Berpuasa: Berharap Ridho atau Dosa Dihapuskan?
Dalam menjalankan puasa Arafah, seorang Muslim seharusnya memiliki niat yang tulus. Niat tersebut bisa mencakup beberapa aspek:
1. Berharap Ridho Allah
Setiap ibadah yang dilakukan oleh seorang Muslim, termasuk puasa, seharusnya dilandasi oleh niat untuk mendapatkan ridho Allah. Al-Qur'an menekankan pentingnya keikhlasan dalam beribadah:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَ
"Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah)..." (QS. Al-Bayyinah: 5)
Dengan niat yang ikhlas untuk mencari ridho Allah, puasa Arafah menjadi lebih bermakna dan mendapatkan pahala yang besar.
2. Berharap Dosa Dihapuskan
Selain berharap ridho Allah, seorang Muslim juga boleh berniat berpuasa Arafah dengan harapan dosa-dosanya dihapuskan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Qatadah di atas, puasa ini memiliki keutamaan menghapus dosa dua tahun.
Dalam Islam, mencari ampunan Allah adalah hal yang dianjurkan, dan puasa Arafah adalah salah satu cara yang efektif untuk meraih ampunan tersebut.
Puasa Arafah adalah ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar, termasuk penghapusan dosa dua tahun dan mendatangkan ridho Allah. Niat berpuasa Arafah bisa mencakup berharap ridho Allah serta berharap dosa-dosa dihapuskan. Kedua niat ini tidak saling bertentangan dan bisa dijalankan bersamaan, asalkan didasari oleh keikhlasan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Melaksanakan puasa Arafah dengan niat yang benar dan tulus akan memberikan manfaat spiritual yang besar dan meningkatkan kualitas iman serta ketakwaan seorang Muslim. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk senantiasa berusaha meraih ridho Allah dan memohon ampunan-Nya melalui berbagai ibadah, termasuk puasa Arafah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.