Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Liem Steffy

Sebuah Cerita Tentang Gen Z dan Milenial

Sekapur Sirih | 2024-06-13 03:29:15


Di tengah hiruk-pikuk modernisasi dan perubahan zaman, hiduplah dua generasi yang dikenal sebagai Gen Z dan Milenial. Mereka adalah anak-anak yang tumbuh di era digital, di mana teknologi berkembang pesat dan informasi dapat diakses dengan mudah hanya dalam hitungan detik. Namun, meski memiliki segala kemudahan tersebut, mereka dihadapkan pada sebuah paradoks besar: badai pengangguran yang mengancam masa depan mereka.

Dinamika lika-liku kehidupan Gen Z. Foto: Pexels/Polina Tankilevitch

Gen Z dan Milenial seringkali dianggap sebagai generasi yang beruntung. Mereka memiliki akses ke pendidikan yang lebih baik, teknologi canggih, dan peluang untuk terhubung dengan dunia luar tanpa batas. Namun, ketika mereka memasuki dunia kerja, kenyataan berbicara lain. Lapangan pekerjaan semakin menyempit, persaingan semakin ketat, dan banyak dari mereka yang akhirnya harus menghadapi kenyataan pahit menjadi pengangguran.

Di tengah badai pengangguran ini, hiduplah dua sahabat karib, Dimas dan Rara. Dimas adalah seorang Milenial yang selalu optimis, sedangkan Rara adalah seorang Gen Z yang kreatif dan penuh inovasi. Mereka berdua selalu berjuang untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan passion mereka.

Dimas, dengan gelar sarjana di bidang teknik, terus berusaha mencari pekerjaan di perusahaan-perusahaan besar. Namun, meski sudah mengirimkan ratusan lamaran, panggilan kerja yang diharapkannya tak kunjung datang. "Mungkin aku harus belajar lagi," pikir Dimas suatu hari. Ia kemudian memutuskan untuk mengikuti kursus-kursus online untuk meningkatkan keterampilannya, berharap ini akan membantunya mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Sementara itu, Rara memilih jalan yang berbeda. Ia melihat potensi besar dalam dunia digital dan memutuskan untuk memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk mengekspresikan kreativitasnya. Dengan bakatnya dalam desain grafis dan pembuatan konten, Rara mulai membangun portofolio online. Ia membuat video tutorial, desain grafis, dan bahkan memulai blog tentang gaya hidup. Tanpa disangka, karyanya mendapatkan perhatian banyak orang, dan ia mulai menerima tawaran pekerjaan sebagai freelancer.

Satu hari, ketika mereka bertemu di sebuah kafe untuk berbagi cerita, Dimas mengungkapkan rasa frustrasinya. "Aku sudah melakukan segala hal, tapi tetap saja belum ada perusahaan yang mau menerimaku. Rasanya sangat melelahkan."

Rara tersenyum dan memberikan semangat kepada sahabatnya. "Dimas, kamu punya banyak potensi. Mungkin kamu hanya perlu melihat dari sudut pandang yang berbeda. Cobalah untuk berpikir di luar kotak. Dunia digital ini menawarkan banyak peluang, kita hanya perlu jeli melihatnya."

Kata-kata Rara membuat Dimas merenung. Ia mulai berpikir tentang bagaimana ia bisa memanfaatkan keterampilan tekniknya di dunia digital. Akhirnya, ia memutuskan untuk membuat konten edukatif tentang teknik dan teknologi di media sosial. Ia mulai membuat video tutorial, menulis artikel, dan berbagi pengetahuannya secara online.

Seiring berjalannya waktu, baik Dimas maupun Rara mulai melihat hasil dari usaha mereka. Dimas mendapatkan pengikut yang semakin banyak dan bahkan diundang untuk memberikan seminar online. Rara semakin sibuk dengan proyek-proyek desainnya dan menerima tawaran kerja sama dari berbagai perusahaan.

Kisah Dimas dan Rara adalah cerminan dari tantangan yang dihadapi oleh Gen Z dan Milenial di tengah badai pengangguran. Paradoks yang mereka hadapi mengajarkan kita bahwa meski dunia kerja berubah, peluang selalu ada bagi mereka yang mau berpikir kreatif dan beradaptasi dengan perubahan. Generasi ini mungkin harus menghadapi rintangan yang tidak mudah, tetapi dengan semangat inovasi dan tekad untuk terus belajar, mereka bisa menciptakan masa depan yang cerah bagi diri mereka sendiri.

Dan akhirnya, Gen Z dan Milenial di Nusantara belajar bahwa dalam setiap badai, selalu ada harapan. Mereka adalah generasi yang memiliki kekuatan untuk mengubah tantangan menjadi peluang, dan dengan keberanian serta kreativitas, mereka bisa menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image