Wabah Parkir Ilegal di Surabaya yang tak Kunjung Usai
Info Terkini | 2024-06-12 15:10:07Surabaya, kota pahlawan yang penuh semangat dan kehidupan, sering kali berubah menjadi medan pertempuran akibat masalah parkir ilegal. Pada suatu Rabu yang terik, saya memutuskan untuk menjelajahi jalan-jalan kota ini dan menghadapi langsung masalah yang tampaknya tak pernah selesai ini.
Panas matahari siang itu hampir tak tertahankan, namun saya tetap melangkah keluar rumah di Surabaya Timur. Begitu menjejakkan kaki di trotoar, saya langsung dihadapkan pada pemandangan yang sudah sangat akrab: kendaraan yang diparkir sembarangan. Trotoar yang seharusnya menjadi hak pejalan kaki kini diinvasi sepeda motor, memaksa kami yang berjalan kaki untuk beradu nasib dengan kendaraan yang melaju di jalanan.
Saat tiba di pasar lokal, kekacauan semakin menjadi. Para pedagang yang gigih tetap menjajakan dagangan mereka, meski harus berdiri berbahaya dekat dengan mobil-mobil yang diparkir sembarangan. Seorang penjual sayur, Pak Arif, berbagi kisah pilunya. "Setiap hari sama saja, orang parkir sembarangan tanpa peduli. Padahal kami cuma mau cari nafkah," keluhnya. Kata-katanya menggambarkan penderitaan banyak orang yang terjebak dalam masalah ini.
Pemerintah kota sudah berusaha menertibkan situasi ini. Denda parkir ilegal dinaikkan dan patroli diperketat. Namun, di lapangan, penegakan hukum masih jauh dari kata maksimal. Sore itu, saya menyaksikan sebuah truk derek menarik mobil yang diparkir sembarangan. Kerumunan pun berkumpul, beberapa bersorak, sementara yang lain menggerutu. "Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak setiap hari?" tanya mereka.
Di area perumahan, tantangan tak kalah rumit. Jalanan sempit yang sudah penuh sesak oleh mobil yang diparkir di kedua sisi, membuat perjalanan menjadi seperti misi menyelamatkan diri. Saya bertemu dengan Pak Sugeng, seorang warga senior yang mencoba menavigasi mobilnya melalui labirin ini. "Dulu orang masih menghormati aturan, sekarang seperti hidup di hutan belantara," katanya sambil menggelengkan kepala.
Masalah parkir ilegal ini lebih dari sekadar gangguan; ini adalah ancaman nyata bagi keselamatan kita. Mobil ambulans dan pemadam kebakaran sering kali terhambat saat merespons keadaan darurat. Pejalan kaki terpaksa berjalan di jalan, menantang bahaya yang tak perlu. Saat saya merenungkan hal ini, saya sadar betapa seriusnya masalah ini di kehidupan sehari-hari kita.
Saat matahari mulai terbenam, memancarkan cahaya hangat keemasan, saya kembali ke rumah dengan banyak hal untuk direnungkan. Parkir ilegal di Surabaya bukan hanya tentang ketidakpatuhan hukum, tapi juga tentang hilangnya rasa tanggung jawab bersama. Memang, otoritas berperan penting dalam penegakan hukum, namun kita sebagai warga juga harus ikut serta. Kita perlu membangun kesadaran dan saling menghormati demi kebaikan bersama.
Hari itu memberi saya pelajaran berharga. Parkir ilegal adalah cerminan dari tantangan yang lebih besar di masyarakat kita—tentang bagaimana kita bisa menjadi lebih baik, lebih peduli, dan lebih bertanggung jawab. Mari kita bersama-sama menjaga keindahan dan keteraturan kota kita tercinta, Surabaya. Demi masa depan yang lebih cerah dan tertib, kita semua harus berperan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.