Fomo Investasi Saham, Bikin Untung atau Buntung?
Edukasi | 2024-06-11 16:22:47Saat ini, kata “FOMO” mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di telinga dan sering digunakan oleh kalangan milenial maupun gen Z. FOMO, singkatan dari Fear of Missing Out merupakan suatu kondisi ketika seseorang merasa takut atau khawatir apabila dirinya tertinggal oleh tren yang sedang populer. Lalu apa itu FOMO saham? Apakah dengan FOMO saham dapat menghasilkan keuntungan atau justru sebaliknya?
Pengertian FOMO saham
Istilah FOMO ini memiliki makna yang serupa dalam konteks saham dan dapat terjadi pula di dunia saham. FOMO dalam investasi saham diartikan sebagai perasaan takut tertinggal yang muncul dalam diri seseorang ketika melihat orang lain melakukan investasi saham yang menghasilkan keuntungan. FOMO menjadikan seseorang membuat keputusan investasi saham secara impulsif tanpa adanya analisis yang tepat terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan risiko yang dipegang dan potensi kerugian menjadi cukup tinggi.
FOMO dalam investasi saham ini umumnya terjadi pada trader pemula dan kalangan anak muda yang mudah terpengaruh. Mereka terjun ke dunia investasi berdasarkan ikut-ikutan dan adanya tekanan sosial dari sekitarnya. Adanya platform berita finansial online serta media sosial saat ini, membuat semakin mudah tersebarnya tentang berita saham yang sedang mengalami kenaikan. Hal tersebut membuat seseorang merasa tertekan ketika membaca cerita trader lain yang memperoleh keuntungan (gain) dan menjadi cemas apabila tertinggal oleh kesempatan tersebut.
Kenali ciri orang FOMO investasi saham
Agar bisa menjadi trader yang sukses, penting untuk mengetahui ciri-ciri FOMO investasi dan perlu menghindarinya. Umumnya, orang yang FOMO dalam berinvestasi saham memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Membeli saham karena ikut-ikutan
Membeli saham karena ikut-ikutan merupakan sikap yang harus dihindari oleh seorang trader. Apabila hanya bermodalkan FOMO tanpa adanya pemahaman dan strategi yang tepat, maka akan membawa investasi pada kerugian (loss). Tidak adanya analisis yang matang dan bersikap terburu-buru, membuat trader berpotensi mengalami loss dalam waktu singkat.
2. Menghiraukan risiko
Trader yang melakukan investasi saham hanya karena FOMO, seringkali mereka menghiraukan risiko investasi yang ada. Mereka hanya memikirkan pada potensi keuntungan semata, padahal dalam berinvestasi terdapat prinsip “high risk high return” yang berarti bahwa potensi keuntungan yang tinggi berbanding lurus dengan risiko yang dihadapi. Semakin besar keuntungan investasi saham, maka semakin besar pula risikonya.
3. Takut kehilangan kesempatan
Seseorang yang berinvestasi karena FOMO, seringkali tergesa-gesa dalam membeli saham ketika harga saham sedang mengalami penurunan. Begitu pula sebaliknya, ketika harga saham sedang mengalami kenaikan seringkali tergesa-gesa dalam mengambil keuntungan (taking profit). Hal ini dikarenakan mereka takut akan melewatkan peluang yang ada jika tidak segera membeli atau menjual saham tersebut. Seorang trader harus mengetahui dan memiliki analisa yang kuat supaya keputusan untuk membeli atau menjual saham terjadi di waktu yang tepat.
Cara agar tidak terjebak oleh FOMO saham
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan supaya terhindar dan tidak mudah terpengaruh oleh FOMO saham, yaitu:
1. Mempunyai rencana investasi yang jelas
Dalam melakukan investasi, tentunya harus membuat dan mempunyai rencana investasi yang matang. Tentukan tujuan keuangan yang jelas yaitu untuk jangka pendek, jangka panjang, maupun sebagai dana pensiun. Hindari tujuan untuk dapat cepat kaya. Seseorang seringkali ingin memperoleh return yang besar dalam waktu yang singkat. Tujuan seperti ini membuat keputusan investasi menjadi kurang realistis. Selain itu, penting pula untuk memamahi terkait konsep serta risiko investasinya. Jangan mudah terpengaruh untuk melakukan investasi secara impulsif. Ketika dapat memfokuskan investasi dengan tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya, maka tidak mudah FOMO ketika melihat trader lain mengalami keuntungan.
2. Melakukan analisis dan riset yang mendalam
Ketika akan berinvestasi, perlu adanya riset dan analisis terlebih dahulu. Seorang trader perlu memahami bisnis dan industri terkait emiten saham yang akan dipilih. Selain itu, perlu mengetahui analisis fundamental dan teknikal perusahaan tersebut. Semakin paham, maka akan semakin matang dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Tidak perlu FOMO dalam berinvestasi, melainkan pelan-pelan saja asalkan dengan analisis yang tepat supaya dapat memperoleh profit.
3. Tetap konsisten dan kontrol emosi
Ketika terjun ke dalam investasi, maka harus dilakukan secara konsisten untuk dapat memperoleh keuntungan di masa mendatang. Untuk bisa berada di tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, membutuhkan waktu dan proses yang mungkin tidak mudah. Selain itu, penting untuk menjaga emosi karena dapat memengaruhi dalam pengambilan keputusan investasi. Harus tetap tenang dan berpikir secara rasional ketika merasa terpengaruh oleh FOMO.
4. Terus belajar dan meningkatkan kemampuan
Pada dunia saham, akan terus mengalami pergerakan sehingga sebagai seorang trader harus terus belajar terkait berinvestasi saham secara tepat dan meningkatkan kemampuan analisa teknikal dan logikal yang baik.
Sifat FOMO saham membawa dampak yang buruk. Apabila hanya bermodalkan FOMO dalam melakukan investasi saham, maka akan membawa investasi tersebut mengalami kerugian, bahkan dalam waktu singkat. Orang tersebut bukannya untung, malah buntung. Oleh karena itu, sifat FOMO saham ini harus kita hindari.
Ketika akan berinvestasi, analisis sendiri secara tepat dan terukur serta tidak bersikap terburu-buru merupakan hal yang penting dilakukan supaya menghasilkan keputusan yang rasional. Mengingat bahwa keputusan investasi merupakan tanggung jawab individu dan investasi yang dilakukan hanya berdasarkan emosi dan FOMO akan membawakan pada hasil yang tidak memuaskan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.