Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shafa Kheysa

Manusia Sebagai Aktor Bumi

Lainnnya | 2024-06-09 16:38:45

“Manusia membutuhkan planet yang hijau, namun dunia berada dalam kondisi siaga merah” adalah kalimat yang menggambarkan kondisi bumi saat ini. “When we heal the earth, we heal ourselves” dan ungkapan ini menjadi motivasi yang menyadarkan betapa pentingnya untuk lebih memperhatikan bumi yang menjadi rumah bagi kita, dengan kita menjaga dan memperbaiki bumi maka sebenarnya hal tersebut untuk diri kita sendiri. Kondisi bumi yang semakin mengkhawatirkan ini disebabkan oleh aktivitas-aktivitas manusia yang juga semakin tak acuh pada kondisi lingkungan. Maraknya aktivitas manusia yang meninggalkan jejak limbah bahkan emisi gas dan karbon membawa efek jangka panjang bagi kesehatan lingkungan yang mengacu pada perubahan iklim dan pemanasan global.

Seperti yang kita tahu, saat ini produksi emisi gas dan karbon terus meningkat sejalan dengan peradaban industri yang semakin berkembang. Tanpa disadari, sisa hasil produksi industri meninggalkan jejak emisi gas dan karbon yang dapat mencemari lingkungan sekitar. Penting bagi kita untuk mengetahui efek dari adanya emisi gas dan karbon yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut Climate Transparency, ketenagalistrikan menjadi sektor penyumbang emisi karbon dioksida (CO2) terbesar di Indonesia bahkan proporsinya mencapai 43% dari total emisi yang ada. Sektor kedua terbesar yakni transportasi dengan persentase mencapai 25% dan disusul sektor industri dengan proporsi 23%.

Lantas, apa yang dimaksud dengan target Net Zero Emission?

Sederhananya, makna dari “net zero” ini mengacu pada upaya peminimalisiran atau pengurangan gas emisi yang dilepaskan ke atmosfer. Sehingga jumlah gas emisi yang yang diserap oleh bumi tidak lebih sedikit dari gas emisi yang dilepaskan ke atmosfer.

Efek dari tingginya jumlah emisi gas yang dilepaskan ke atmosfer membawa pengaruh jangka panjang seperti pemansan global dan perubahan iklim. Oleh karena itu dibutuhkan langkah mitigasi dan CO2 removal sebagai upaya mewujudkan environment carbon neutral atau Net Zero Emission. Dalam hal ini, pemerintah telah mengimplementasikan inovasi Carbon Capture Storage (CCS) pada industri-industri berskala besar. Kolaborasi antara para aktor kebijakan publik dengan pihak-pihak terkait menjadi peran penting bagi penanggulangan blooming emission atau ‘ledakan’ emisi karbon melalui kebijakan pemerintah terkait target Net Zero Emission.

Dengan adanya isu dan permasalahan terkait ‘ledakan’ gas emisiini, pemerintah telah mencanangkan berbagai upaya untuk mencapai target Net Zero Emission. Dimana dalam hal ini, pemerintah sebagai aktor kebijakan memiliki peran penting dalam pemecahan masalah atau isu yang ada di masyarakat.

Apa peran pemerintah dalam upaya strategis mencapai target Net Zero Emission?

Berbagai upaya strategis dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam menanggulangi permasalahan blooming emission ini yaitu :

1. Program dekarbonasi melalui sistem transisi energi

2. Supergrid sebagai interkoneksi listrik yang akan menghubungkan pulau-pulau besar di Indonesia dengan akses listrik PLN

3. Kolaborasi antarnegara yang inklusif

4. Pengelolaan forest and other land use (FOLU)

Namun, upaya-upaya tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan terhadap perubahan prduksi gas emisi di indonesia. Sehingga, perlu adanya evaluasia dan pembaruan regulasi terkait aktivitas atau kegiatan produksi yang menimbulkan dan memicu terjadinya bloom emission.

Untuk itu, perlu adanya upaya-upaya yang harus dicanangkan dengan melibatkan berbagi aktor kebijakan public dan pihak-pihak terkait. Dalam hal ini, seharusnya pemerintah mengidentifikasikan beberapa upaya prventif dan represif. Beberapa upaya preventif yang bisa dijadikan sebagai preferensi seperti, transisi energi melalui penggunaan pembangkit listrik tenaga surya, insentif pajak atau pajak karbon pada sektor energi, industri, dan transportasidan penyediaan fasilitas transportasi umum yang memadai dan ekonomis. Selain itu, upaya-upaya preventif tersebut ditunjang dengan upaya-upaya represif sebagai bentuk response dan penanggulangan pemerintah terkait permasalahan gas emisi karbon. Beberapa upaya yang bisa dicanangkan seperti dengan mengoptimalisasi strategi kebijakan ekonomi hijau, program gerakan deforestasi, dan pengoptimalisasian BUMN sektor energi seperti Pertamina untuk menciptakan teknologi dan sistem sustainable renewable.

Selain peran pemerintah, masyarakat juga harus turut andil dalam pencapaian target Net Zero Emission. Dalam hal ini, peran masyarakat adalah sebagai aktor pendukung dalam implementasi program-program serta kebijak yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk itu, kesadaran masyarakat terhadap kepedulian lingkungan perlu dipupuk kembali seiring dengan era globalisasi sekarang ini. Di sini lah, manusia sebagai aktor bumi dengan segala perannya sangat penting bagi keberlangsungan bumi. Manusia dapat menjadi perusak dan dapat pelindung bergantung pada kesadaran dan kepeduliannya terhadap bumi sebagai ‘rumah’ yang kita tinggali. Untuk itu, mulailah untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian dari diri sendiri. Jika individu memiliki kesadaran penuh dan mampu menjadi aktor pelindung bagi lingkungannya, maka bumi yang kita tinggali akan memberikan kebaikan-kebaikan bagi kita yang menjaganya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image