Seni dan Kebudayaan Kerajaan Majapahit
Kultura | 2024-06-08 19:42:44Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang berpusat di Jawa Timur
yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M oleh Raden Wijaya, tepatnya di daerah Trowulan yang sekarang menjadi bagian dari selatan Mojokerto. Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berjaya di Nusantara bahkan Asia Tenggara. Majapahit mempunyai banyak sekali kebudayaan dan karya seni. Seni budaya masa Majapahit memang berkembang pesat di zaman pemerintahan Hayam Wuruk, namun sayangnya pasca Majapahit runtuh
seni budaya masa Majapahit sekarang hampir punah. Pada akhir abad 15 kerajaan ini mengalami keruntuhannya. Menurut Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda ketika kerajaan Majapahit diserang oleh prajurit Demak, Raja Brawijaya dan beberapa
pengikutnya mengungsi ke Jawa bagian timur hingga Bali. Mereka mengungsi dikarenakan ingin mempertahankan budaya dan kepercayaan di masa Majapahit. Salah satu tempat yang dipercayai sebagai tempat pengungsiannya adalah Pegunungan Tengger. Masyarakat Tengger hingga kini
mempercayai sebagai keturunan para pengungsi Majapahit. Di samping itu kita dapat menemukan adanya budaya-budaya Suku Tengger yang masih kental dengan budaya adat pada zaman kerajaan Majapahit kala itu. sebut saja Upacara Kasada atau Yadnya Kasada. upacara ini merupakan hari raya masyarakat Suku Tengger penganut agama Hindu Dharma.
selanjutnya, ada pula budaya seni Tari Bedhaya Surya yang biasanya menggunakan topeng dan Surya Majapahit (Lambang Matahari Majapahit) sebagai properti tari tersebut. jenis tari topeng ini biasa kita
temukan di daerah Malang, Jawa Timur.
Kerajaan Majapahit memang banyak sekali seni dan budaya yang masih kental dengan adat Kejawennya. Dan sebagian besar adat ini di pegang oleh nenek moyang kita atau orang yang lebih tua dari pada kita. Sayangnya, nenek moyang kita ini terlebih dahulu meninggalkan kita untuk menghadap
kepada yang maha kuasa. Budaya-budaya ini lah akhirnya tidak ada yang bisa diturunkan kepada anak cucunya. Sehingga, kita ingin meneliti dari pusat sumbernya langsung menjadi kesulitan. Terlebih lagi
banyak sekali teknologi dan budaya luar yang semakin banyak ditemukan di Indonesia ini yang akhirnya budaya asli Indonesia menjadi hilang. Oleh karena itu, saya mengambil judul ini di karena kan
saya suka dengan Kerajaan Majapahit terutama dalam aspek kebudayaan dan Kesenian. Dengan ini saya ingin mengembangkan ilmu budaya dari nenek moyang kita ini yang telah hilang agar kebudayaan di Indonesia tidak punah ditelan oleh zaman.
1. Kebudayaan Kerajaan Majapahit
Kebudayaan termasuk unsur dalam manusia menjalankan hidup, yaitu berupa keseharian yang rutin dilakukan sesuai daerah yang ditempati dan kelompok masyarakat tertentu. Kebudayaan memberikan ciri khas terhadap suatu kelompok masyarakat tertentu dengan perbedaan kebiasaan yang
jelas antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lain. Kebudayaan membuat suatu kelompok masyarakat memiliki corak yang berbeda-beda pada setiap aspek kehidupan. Kerajaan Majapahit memang banyak sekali unsur kebudayaan yang biasa dilakukan oleh masyarakat hingga keluarga kerajaan sekali pun. Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Kerajaan Majapahit adalah Hindu dan Buddha. Kita bisa melihat kebudayaan pada zaman Majapahit yaitu dengan melihat naskah Damarwulan bertarikh 1748 termasuk ke dalam naskah tertua di Sastra Jawa. Kutipan naskah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah alih bahasa dan terjemahan bagian edisi kritik
pada pupuh Asmarandana, Durma, Sinom, Dhangdhanggula, dan Sinom(Kurniawan & Kriswanto, 2021, p. 1). Warisan kebudayaan yang bercorak naskah ialah dokumen bangsa yang membentang bagi para
peneliti kebudayaan lama karena mengandung keutamaan, yaitu mampu memperlihatkan informasi yang luas dibandingkan warisan yang bercorak puing bangunan besar seperti candi, istana raja, dan pemandian suci.
Pakaian Adat Kerajaan Majapahit
Pakaian adalah bahan tekstil atau serat yang digunakan sebagai penutup tubuh dan juga untuk melindungi tubuh dari berbagai serangan kuman dan penyakit. Pakaian ini juga termasuk dalam kebudayaan yang digunakan oleh masyarakat yang menyangkut aspek etika, estetika, dan
kesehatan(Leono, 1999, p. 107). Dari kutipan naskah Damarwulan, menggambarkan masyarakat Kerajaan Majapahit menggunakan pakaian yang mewah yaitu mengenakan ditelinganya sumping
sureng pati yang sangat menawan. Menggunakan kampuh yang menambah mewahnya pakaian yang dikenakan. Lalu, menggunakan sabuk yang menguatkan celananya agar tidak turun dan sekaligus
menghias celananya. Pakaian yang dikenakan oleh Damarwulan adalah pakaian khas bangsawan Kerajaan Majapahit.
Upacara Adat Kerajaan Majapahit
Upacara adat adalah salah satu tradisi masyarakat tradisional yang masih dianggap memiliki nilai-nilai yang masih cukup relevan bagi kebutuhan masyarakat pendukungnya. Upacara adat Kerajaan
Majapahit memiliki khas dengan adat Kejawennya yang tidak lupa dengan penganut agama Hindu-Buddha. Sebut saja salah satu upacara adat yaitu Pesta Srada. Pesta Srada atau upacara Srada adalah
upacara pemujaan arwah yang dilakukan pada zaman kerajaan Majapahit. Contoh paling terkenal dari penyelenggaraan pesta Srada adalah yang dilakukan oleh Hayam Wuruk untuk memuja arwah Rajaptani pada bulan Badra tahun 1284 Saka atau 1362 Masehi. Pesta ini disebutkan sekilas saja
dalam Pararaton, tetapi pada Negarakertagama dijelaskan secara panjang lebar. Upacara Srada masih dilakukan oleh masyarakat Jawa dalam bentuk tradisi nyandran.
2. Kebudayaan Suku Tengger
Pada akhir abad 15 kerajaan ini mengalami keruntuhannya. Menurut Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda ketika kerajaan Majapahit diserang oleh prajurit Demak, Raja Brawijaya dan beberapa pengikutnya mengungsi ke Jawa bagian timur hingga Bali. Mereka mengungsi dikarenakan ingin mempertahankan budaya dan kepercayaan di masa Majapahit. Salah satu tempat yang dipercayai sebagai tempat pengungsiannya adalah Pegunungan Tengger.
Masyarakat Tengger hingga kini mempercayai sebagai keturunan para pengungsi Majapahit. Di samping itu kita dapat menemukan adanya budaya-budaya suku tengger yang masih kental dengan budaya adat pada zaman kerajaan Majapahit kala itu. sebut saja Upacara Kasada atau Yadnya Kasada. upacara ini merupakan hari raya masyarakat tengger penganut agama Hindu Dharma.
Hari Raya Yadnya Kasada atau Puja Kasada adalah sebuah hari upacara sesembahan berupa persembahan sesajen kepada Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Batara Brahma. Istilah yadnya dipopulerkan setelah orang Tengger menganut agama Hindu Dharma. Kegiatan dan tradisi Ritual Yadnya Kasada ini adalah dengan menuju ke kawah Gunung Bromo dengan selamatan desa, upacara Melasti dan pemilihan dukun adat(Marianus Ivo Meidinata, 2021).
3. Kesenian Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293-1309 M sampai Kemegahan Hayam Wuruk (1350-1389 M) mampu melahirkan seni budaya yang bernilai seni dan seni. Sebuah rekor tertinggi. Kebudayaan dan kesenian pada masa Majapahit sangat beragam. Antara lain wayang beber, jatilan dan beberapa kesenian khas Majapahit masih eksis sampai sekarang bahkan kesenian
Kebudayaan Majapahit tidak hanya memupuk seni, tetapi juga memupuk sastra, seni, dan puisi. hingga seni terakota, patung, dan patung. Munculnya seni dan budaya pada masa Majapahit Jumlah permukaannya mencapai puluhan. Seperti, tari bedhaya surya, tari benteng, tari golek sedayung, dll. Menariknya, seni dan budaya Majapahit mampu Ciptakan seni rakyat atau tradisional yang mulia seperti seni reggae. Misalnya terbentuk dari sikap Ki Ageng Sunu yang kemudian memberontak terhadap bhre kerthabumi Terbentuknya kesenian reog kemudian terbentuklah kesenian wayang beber yang juga merupakan kesenian tradisional Majapahit. Wayang Beber berbentuk gambar lalu dibeberkan lalu sekilas terlihat seperti apa Drama tari yang menggambarkan kegagahan prajurit Majapahit dalam berperang dipadukan dengan ilmu gaib atau ilmu sihir linglung.
Ada cukup banyak kesenian yang melibatkan Majapahit, tapi sebagian besar kesenian ini bersifat hiburan, walaupun ada juga kesenian yang berasal dari masa Majapahit deskripsi peristiwa seperti tari reog ponorogo, jatilan, wedhana surya Majapahit misalnya nanti dikembangkan sebagai rangkaian gerak tari yang dipadukan dengan irama musik yang unik, terbentuklah drama tari yang penuh dengan adat istiadat eksotik. Selain menari, Kerajaan Majapahit juga memberikan bingkisan Perhatikan seni budaya lainnya, bahkan seni budaya ini telah berkembang pesat pada era seni Ada banyak literatur seperti buku Kakawin Negarakertagama karya Empu Prapanca misalnya berisi ibu kota Majapahit, wilayah jajahan Majapahit, dan kitab umumnya berbentuk puisi kawi Jawa kuno. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, seni dan budaya masa Majapahit berkembang pesat, namun sayang setelah runtuhnya Majapahit, seni dan budaya masa Majapahit kini hampir punah, kita sebut saja tari khas Majapahit, sampai sekarang tidak ada jejaknya, yang ada hanya tari Werdhana Surya, golek Sedayung dianggap sebagai tarian khas Majapahit yang masih eksis hingga saat ini. Pada saat yang sama, budaya dan seni juga merupakan seni lainnya Hanya segelintir tradisi Majapahit yang masih ada hingga saat ini, yaitu reog ponorogo, Wayang Beber Gunung Kidul, Jatilan dan beberapa kesenian tradisional lainnya, kemudian kesenian terakota, Patung dan pahatan masih bisa kita temukan di kawasan Trowulan Mojokerto, Jawa Timur Ingat itu diturunkan dari generasi ke generasi. Seni prajurit
terakota dan kuda sempat membobol pasaran saat itu hingga ke mancanegara, sehingga tidak heran jika kerajinan tanah liat ini memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat Berikutnya adalah patung. Seni patung pada masa Majapahit mengalami kemajuan yang signifikan selama ratusan tahun. Berbagai bentuk ukiran telah dibuat seperti arca, arca, candi tikus, candi kedaton, gapura, Relief dan reruntuhan yang eksotis dan indah dapat ditemukan di kawasan ini.
4. Kesenian Tari Bedhaya Surya
Ide penggarapan tersebut merupakan simbol Kerajaan Majapahit yang bernama “Surya Majapahit (Matahari Majapahit)” Surya Majapahit adalah tokoh yang sering muncul dalam reruntuhan arsitektur dari masa Majapahit. Simbol ini telah terbentuk matahari berbentuk segi delapan dengan
lingkaran di tengahnya melambangkan para dewa Hinduisme. Simbol ini membentuk diagram kosmik yang diterangi oleh karakteristik sinar matahari "Surya". Majapahit”, atau lingkaran matahari dengan
bentuk cahaya yang unik Simbol matahari ini populer pada masa Majapahit, dugaan para arkeolog Lambang ini merupakan lambang Kerajaan Majapahit. Filosofi kesenian ini termasuk dalam perjalanannya menuju kejayaan kerajaan bercorak Hindu-Budha itu, Majapahit juga diwarnai dengan berbagai konflik dan perselisihan. Perang pemberontakan oleh banyak orang dalam (keluarga kerajaan) Dan juga banyak terjadi perang atau serangan terhadap kekuatan luar. Serangan ini dilakukan berkali-kali Memenuhi Ikrar Palapa Gubernur Gajah Mada dan mengupayakan persatuan Nusantara. Gerakan-gerakan Bedhaya Surya banyak berasal dari gerakan-gerakan tari topeng Malangan, khususnya sanggar gaya topeng “Galuh Candra Kirana” di desa Jambuwer gerakan ala topeng ini belum
muncul di wilayah Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang. Paparan seperti itu tidak menutup kemungkinan untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut terhadap gerakan tersebut bernilai estetis, namun tindakan tersebut dikembangkan dan dipola menjadi tindakan. Hal ini sejalan dengan ciri khas tari bedhaya yang masih bersifat tradisional.
Tarian ini pula muat gerakan sembahan yang menggambarkan perilaku pasrah dan meminta keselamatan kepada Si Pencipta. Serta dilanjutkan dengan gerakan sebo sebagai ungkapan selamat tiba kepada para tamu kehormatan. Di dalam rangakain penampilan pula dicoba gerakan mudra yang ialah gerak sandi ungkapan syukur dan permohonan keselamatan.
5. Kesenian Tari Reog Ponorogo
Seni budaya lain kesenian tradisional khas Majapahit yang masih eksis dapat dihitung dengan jari sebut saja reog Ponorogo. Reog merupakan tarian tradisional di arena terbuka yang berperan selaku hiburan rakyat serta memiliki faktor magis. Penari utamanya merupakan orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah sebagian penari bertopeng dan berkuda lumping, diiringi reog asli Indonesia. Reog ialah salah satu seni budaya dari Jawa Timur bagian barat- laut, serta Ponorogo dikira selaku kota asalnya.
Cocok namanya, Reog Ponorogo ialah kebudayaan asal Ponorogo, Jawa Timur. Reog Ponorogo merupakan seni tradisional yang diketahui warga Ponorogo selaku Barongan. Tarian ini menunjukkan wujud topeng macan berhias bulu merak berdimensi sangat besar. Topeng tersebut dikenakan penari dengan gerakan meliuk- liuk. Pertunjukan Reog Ponorogo kerap ditampilkan di bermacam kegiatan, semacam perkawinan, perayaan hari jadi, sampai festival kesenian.
6. Kesenian Tari Jathilan
Tarian Jathilan ataupun biasa diucap Jaran Kepang ini ialah tarian tertua di tanah Jawa. Jathilan sendiri berasal dari 2 kata dalam Bahasa Jawa, ialah “Jan” yang maksudnya benar-benar, serta “thil-thilan” yang berarti banyak gerak. Sebutan ini biasanya lebih banyak digunakan oleh warga di wilayah
Yogyakarta serta Jawa Tengah. Dalam tari Jathilan, para penari nampak mempertontonkan banyak aksi yang menyimbolkan kegagahan seseorang prajurit di medan perang. Mereka bergerak bak aksi menumpas musuh dengan
pedangnya sembari menunggangi kuda yang berderap kencang. Tetapi dalam aksinya, penari Jathilan tidak menunggangi kuda sungguhan, melainkan memakai kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu ataupun kulit fauna. Kuda ini setelah itu diucap selaku kuda kepang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.