Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mei Ayu Larasati

Saatnya Berdamai Dengan Insecurity

Eduaksi | Saturday, 08 Jun 2024, 19:32 WIB

Manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna. Hal tersebut patut untuk disyukuri. Tetapi sering kali kita dihadapkan pada perasaan-perasaan buruk seperti rendah diri, minder, takut, cemas, dan lain-lain. Perasaan ini disebut juga insecurity. Menurut psikologi, kecemasan adalah perasaan yang muncul ketika kita menganggap diri kita lebih rendah dari orang lain. Rasa insecure tidak memandang gender, baik pria atau wanita bisa mengalaminya.

Tahukah kamu bahwa sebenarnya hampir setiap orang pernah mengalami rasa insecure? Di dunia ini kita selalu bertemu dengan orang yang “lebih” dalam berbagai aspek. Hal ini membuat kita merasa insecure dengan orang yang “lebih” dari kita. Ini sebenarnya hal yang wajar. Tapi, bagi sebagian orang perasaan ini bisa bertahan lama dan apabila dibiarkan berlarut-larut bisa menghambat seseorang untuk berkembang. Jadi rasa insecure harus dapat diatasi dan dipahami agar kita tahu perasaan apa sebenarnya yang kita rasakan selama ini.

Rasa insecure dapat muncul karena beberapa faktor berikut ini:

1. Overthinking

Overthinking bisa mengakibatkan emosi yang tidak stabil pada seseorang. Saat overthinking, orang biasanya berpikir negative tentang kehidupannya, terutama mereka selalu merasa tidak bahagia. Hal inilah yang menjadi penyebab munculnya insecurity.

2. Terlalu fokus pada kekurangan diri sendiri

Terlalu fokus pada kekurangan diri sendiri dan kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain dapat memunculkan ekspektasi yang tinggi terhadap diri sendiri. Akibatnya, apabila sesuatu terjadi tidak sesuai kehendak kita maka akan merasa kecewa dan menyalahkan diri sendiri sehingga terpuruk dalam insecurity.

3. Pernah mengalami kegagalan

Terdapat banyak penyebab seseorang mengalami kegagalan. Contohnya kegagalan masuk perguruan tinggi negeri, kegagalan bersosialisasi, dan lain sebagainya. Pengalaman tersebut membuat seseorang memandang dirinya gagal sebagai manusia.

4. Adanya kecemasan yang berlebih

Perasaan cemas atau takut dapat muncul secara berlebihan. Ketika berada dalam lingkungan sosial perasaan cemas berlebih ini membuat seseorang tidak berani berbicara atau bertindak. Kecemasan-kecemasan itulah yang akan membuat orang terjerumus dalam perasaan insecure.

5. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis

Lingkungan keluarga sangat berpengaruh bagi kepribadian seseorang. Orang-orang yang tumbuh di lingkungan keluarga yang positif dab harmonis memungkinkan mereka untuk menjadi orang yang berpikiran positif dan percaya diri. Begitu pun sebaliknya, kehidupan keluarga yang tidak harmonis berisiko menyebabkan seseorang merasa rendah diri.

6. Pernah mengalami bullying

Seseorang yang mengalami bullying secara terus-menerus otomatis akan menghilangkan rasa kepercayaan diri dan merasa insecure.

Lalu bagaimana cara mengatasi rasa insecurity tersebut? kamu tidak perlu khawatir, berikut adalah tips-tips yang dapat digunakan!

1. Mengenali dan mencintai diri sendiri

2. Mengenali dan mencintau orang lain

3. Mengejar kebahagiaan

4. Membangun harga diri dan keyakinan diri

5. Temukan kelebihan dan keunikan diri

6. Membuang pikiran negatif

7. Selalu bersyukur

8. Berani keluar dari zona nyaman

9. Menjadikan kegagalan sebagai motivasi

10. Konsultasi dengan ahlinya

Hidup ini singkat, sangat disayangkan jika hanya diisi dengan hal-hal yang tidak berguna. Masalah tidak akan pernah berhenti menghampiri kita, termasuk perasaan insecure. Mulailah mencintai diri sendiri dan berhenti mencoba menjadi orang lain. Ketika seseorang percaya dengan kemampuan dirinya sendiri, maka ia akan terus mendapatkan banyak hal baik. Terlepas dari kebahagiaan adalah hal yang relatif, tapi di akhir nanti kamu pasti bisa mengejar dan menggapainya. Semua orang termasuk kamu sangat berhak untuk bahagia!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image